Sate Lilit menjadi salah satu sate yang biasanya disajikan saat perayaan Galungan. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

9 Jenis Sate Khas Hari Raya Galungan & Maknanya bagi Umat Hindu

25 September 2024   |   07:22 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Umat Hindu memperingati Hari Raya Galungan yang tahun ini jatuh pada 25 September 2024. Galungan merupakan Hari Raya Umat Hindu yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Galungan menjadi perayaan untuk menyatukan kekuatan rohani supaya mendapatkan pendirian dan pikiran yang terang, sebagaimana dilansir dari Pia Agung Bali.

Umat Hindu juga memperingati Galungan atas terciptanya alam semesta dan seluruh isinya. Perayaan Galungan diperingati dengan menghaturkan sujud bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Kata Galungan berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang berarti ‘bertarung’ atau ‘menang’. Galungan merupakan perayaan kemenangan atas Dharma (kebaikan dan kebenaran) melawan Adharma (kejahatan), sekaligus simbolis bahwa umat manusia bisa menegakkan kebaikan dan kebenaran atas kejahatan.

Baca juga: Sejarah & Makna Bubur Asyura, Dihidangkan Tiap 10 Muharam

Dalam perayaan Galungan, umat Hindu biasanya akan menyajikan makanan sebagai 'persembahan' dari alam manusia kepada alam kedewataan/ketuhanan, yang disebut sebagai sajen. Salah satu sajen yang disajikan saat Galungan ialah sate.

Mengutip dari jurnal bertajuk Berbagai Makna Sate pada Upakara Umat Hindu di Bali karya Anastasia Sulistyawati dari Politeknik Internasional Bali, terdapat 9 jenis sate yang biasanya disajikan saat Galungan atau disebut juga dengan penawa sangan. Kesembilan sate ini erat kaitannya dengan simbol senjata para dewata di penjuru alam semesta.

Berikut adalah 9 jenis sate yang disajikan saat perayaan Hari Raya Galungan beserta maknanya.


1. Sate Lembat

Sate ini terbuat dari serat daging paha babi cincang yang dicampur rempah-rempah dan parutan kelapa. Selain sebagai sajen, Sate Lembat juga dianggap sebagai simbol gada atau senjata dari Dewa Brahma. Termasuk, berfungsi sebagai salah satu sate hidangan kepada roh leluhur dan bagi para tamu.


2. Sate Asem

Sate asem terbuat dari berbagai organ babi, seperti usus, jantung, dan hati. Sama seperti Sate Lembat, Sate Asem juga memiliki dwi fungsi yakni sebagai simbol senjata bentuk cakra milik Dewa Wisnu, serta sebagai sarana kelengkapan hidangan bagi para tamu atau juga roh leluhur.


3. Sate Kuung (Kekuung)

Sate kuung atau keurung ini terbuat dari lemak yang menempel pada kulit atau daging. Sekilas, bentuknya seperti bunga cempaka. Sate Kuung dianggap sebagai sate yadnya yang menyimbolkan Padma, senjata Sang Hyang Siwa.


4. Sate Sepit Gunting

Sate sepit gunting atau gunting-gunting ini terbuat dari lemak yang menempel pada bagian kulit atau hati babi. Bagian ujung sate ini dibelah dua dan masing-masing digunakan untuk menusuk daging. Bentuk tersebut melambangkan trisula, yaitu senjata milik Dewa Sambu.


5. Sate Jepit Babi

Sate Jepit (Apit) Babi berfungsi sebagai sarana upakara yadnya, yang menyimbolkan bajra, senjata Dewa Iswara. Seperti namanya, Sate Jepit Babi terbuat dari daging babi yang dijepit di antara bambu yang pipih.


6. Sate Jepit Balung

Sate jepit balung juga sering disebut sebagai jepit iga. Sate ini terbuat dari potongan tulang yang dijepit dengan tusuk sate dan melambangkan senjata naga pasa milik Sang Hyang Mahadewa.


7. Sate Serapah

Sate Serapah melambangkan dupa (api), senjata dari Sang Hyang Mahecora. Sate Serapah umumnya terbuat dari lambung atau jeroan babi yang dipadukan dengan aneka bumbu.


8. Sate Lilit (Letlet)

Hidangan satu ini terbilang jenis sate khas Bali yang paling populer. Sate Lilit biasanya terbuat dari daging ayam, babi, atau ikan cincang yang dicampur dengan rempah-rempah khas Bali. Kemudian, adonan daging dililitkan ke sebatang serai. Bagi umat Hindu, Sate Lilit dianggap melambangkan senjata moksala milik Dewa Rudra.


9. Sate Suduk Ro

Sate ini terbuat dari daging babi yang menjadi lambang dari angkusa atau kusa, yaitu senjata milik Sang Hyang Sankara.

Selain kesembilan sate tersebut, ada juga empat jenis sate lain yang biasanya dihidangkan umat Hindu di Bali sebagai sajen, yakni Sate Empol, salah satu sate linggih/tegak (jamuan), yang diperuntukkan bagi tamu pejabat atau orang yang punya kedudukan penting, baik itu pejabat rendah, menengah maupun pejabat tinggi.

Baca juga: Makna Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta yang Kerap Mengiringi Ucapan Selamat Waisak

Ada pula Sate Pusut yang berfungsi sebagai sate hidangan untuk para tamu atau juga kepada leluhur, Sate Kablet yakni sate yang bahan utamanya dari daging babi, serta Sate Kebek yang bahan dagingnya sama dengan Sate Kablet.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

5 Kandungan Serum untuk Hilangkan Kantong Mata dan Lingkar Hitam

BERIKUTNYA

Pameran Solo Perdana Seniman Thailand Korakrit Arunanondchai Siap Hadir di Museum MACAN

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: