Ilustrasi ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali (Sumber gambar: Ruben Hutabarat/Unsplash)

Makna Hari Raya Galungan & Kuningan, Momen Syukur dan Penyucian Diri Umat Hindu

02 August 2023   |   19:37 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Umat Hindu memperingati Hari Raya Galungan setiap Budha Kliwon wuku Dungulan yang tahun ini jatuh pada Rabu (2/8/2023). Setelahnya, mereka akan merayakan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada Saniscara Kliwon wuku Kuningan atau tepat 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Tahun ini, hari tersebut jatuh pada 12 Agustus 2023.

Baik Hari Raya Galungan maupun Kuningan, sama-sama memiliki makna yang penting bagi umat Hindu. Melansir situs resmi Desasangeh Kabupaten Badung, kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan dungulan atau yang memiliki arti menang.

Seperti namanya, Hari Raya Galungan dimaknai sebagai kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), dimana tepat pada Budha Kliwon Wuku Dungulan menurut kalender Bali, umat Hindu merayakan dan menghaturkan puja dan puji syukur ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. 

Baca juga: Mengenal Pagerwesi, Hari Raya Umat Hindu yang Jadi Simbol Keteguhan Iman

Narasi mengenai makna Galungan juga tertuang dalam lontar Sunarigama yang berbunyi Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep. Artinya, Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran.

Dengan begitu, inti perayaan Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Menurut kepercayaan Hindu, bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri.

Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma. Dari konsepsi lontar Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan menangnya dharma melawan adharma.

Di sisi lain, Parisadha Hindu Dharma menyimpulkan bahwa upacara Galungan mempunyai arti Pawedalan Jagat atau Oton Gumi. Tidak berarti bahwa Gumi/Jagat ini lahir pada hari Budha Keliwon Dungulan, melainkan hari itulah yang ditetapkan agar umat Hindu di Bali menghaturkan maha suksemaning idepnya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi atas terciptanya dunia serta segala isinya.

Pada hari itulah umat Hindu bersyukur atas karunia Ida Sanghyang Widhi Wasa yang telah berkenan menciptakan segala-galanya di dunia ini.
 

Ilustrasi ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali (Sumber gambar: Ruben Hutabarat/Unsplash)

Ilustrasi ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali (Sumber gambar: Ruben Hutabarat/Unsplash)


Makna Hari Raya Kuningan

Setelah merayakan Hari Raya Galungan, umat Hindu akan menjalani Hari Raya Kuningan atau yang sering disebut Tumpek Kuningan, yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku Kuningan. Melansir situs resmi Disperkimta Kabupaten Buleleng, pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu akan melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-batin.

Pada hari tersebut, diyakini para Dewa, Bhatara, diiringi oleh para Pitara turun ke Bumi hanya sampai tengah hari saja, sehingga pelaksanaan upacara dan persembahyangan Hari Kuningan hanya sampai tengah hari.

Adapun, sesajen atau sesajian untuk Hari Kuningan yang dihaturkan di palinggih utama yaitu tebog, canang meraka, pasucian, canang burat wangi. Di palinggih yang lebih kecil ada pula nasi selangi, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi.

Sementara di kamar suci (tempat membuat sesajen/paruman) menghaturkan pengambeyan, disuguhkan sesajen berisi nasi kuning, lauk pauk dan daging bebek, serta di palinggih semua bangunan (pelangkiran) diisi gantung-gantungan, tamiang, dan kolem.

Pada Hari Raya Kuningan, setiap rumah tangga juga biasanya membuat banten Sesayut Prayascita Luwih yang digunakan untuk mensucikan pikiran. Banten ini biasanya berupa nasi kuning dengan lauk daging bebek atau ayam, tebog berisi nasi kuning, lauk-pauk ikan laut, telur dadar, dan wayang-wayangan dari bahan pepaya atau timun.

Tebog tersebut memaki dasar taledan yang berisi ketupat nasi 2 buah, dimana sampiannya disebut kepet-kepetan. Jika tidak bisa membuat tebog, bisa diganti dengan piring.

Selain itu, banten Sesayut Prayascita Luwih juga bisa berbentuk kulit sesayut yang berisi tulung agung yang alasnya berupa tamas. Pada bagian tengahnya, berisikan nasi, lauk-pauk, dan di atasnya diisi tumpeng yang ditancapkan bunga teratai putih.

Banten itu juga dikelilingi dengan nasi kecil-kecil sebanyak 11 buah, tulung kecil 11 buah, peras kecil, pesucian, penyeneng, ketupat kukur 11 buah, ketupat gelatik, 11 tulung kecil, kewangen 11 pasucian, penyeneng, buah kelapa gading yang muda (bungkak), lis bebuu, sampian nagasari, dan canang burat wangi berisi aneka kue dan buah. Sesajen ini dapat juga dipakai untuk sesajen Odalan, Dewa Yadnya, Resi Yadnya dan Manusa Yadnya.

Adapun, beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu Endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi, Tamyang sebagai simbol penolak malabahaya, dan Kolem sebagai simbol tempat peristirahatan Hyang Widhi, para Dewa dan leluhur.

Rangkaian Hari Raya Galungan-Kuningan akan berakhir pada hari Rabu Budha Kliwon wuku Pahang atau disebut juga dengan hari Pegat Wakan. Sesajen yang dihaturkan pada hari ini biasanya berupa sesayut Dirgayusa, penyeneng, dan tatebus untuk Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian, berakhirlah semua rangkaian dari Hari Raya Galungan-Kuningan selama 42 hari, terhitung sejak hari Sugimanek Jawa. Seluruh rangkaian perayaan ini menyimpan makna memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir batin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara. 

Baca juga: Apa Itu Hari Tilem Sasih Karo, Perayaan Adat Umat Hindu di Bali

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

Menyambut 17 Agustus, Cek Persiapan dan Tata Laksana Pengibaran Bendera Merah Putih

BERIKUTNYA

Peluang Ekspor Produk UMKM Meningkat, Produsen Manfaatkan Fasilitas dari E-Commerce

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: