Mengenal Andropause, Kondisi Penurunan Hormon Pada Pria yang Serupa Menopause pada Wanita
24 September 2024 |
21:30 WIB
Topik menopause memang lebih familiar terjadi pada wanita. Namun rupanya, pria juga mengalami penurunan hormon serupa yang disebut dengan andropause. Tidak hanya pada wanita, pria juga didera masalah hormon menjelang usia 30-40 tahun.
Sayangnya, penurunan hormon pada pria masih menjadi salah satu topik yang kerap dikesampingkan. Padahal, hal itu sudah pasti terjadi menjelang usia dewasa menuju lanjut.
Selain wanita, kewaspadaan penurunan hormon perlu diperhatikan bagi pria setelah melewati usia dewasa. Sebab selepas masa dewasa, pria akan mengalami perubahan signifikan dalam kadar hormon dalam tubuhnya. Hormon testosteron menjadi salah satu hormon terpenting yang berperan dalam aspek fisik hingga psikis pria.
Baca juga: Menopause Dini Semakin Mengintai Wanita Muda, Kenali Penyebab & Pencegahannya
Tidak hanya pada aspek reproduksi saja, pada pria, penurunan hormon testosteron dapat memengaruhi energi, suasana hati, dan kesehatan secara keseluruhan. Ibaratnya, hormon ini menjadi penyeimbang antara aspek fisik dan emosional pria secara keseluruhan.
Dokter Spesialis Andrologi RS Pondok Indah IVF Centre Androniko Setiawan menjelaskan, penurunan hormon pada pria juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan termasuk andropause. Andropause adalah suatu kondisi di mana hormon testosteron pada pria mengalami defisiensi seiring dengan bertambahnya usia.
Mirisnya, banyak pria mulai mengalami penurunan kadar hormon testosteron menjelang usia 30 tahun. Secara keseluruhan, hal ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Dia mengatakan, penurunan hormon ini dapat memicu gejala mirip dengan menopause pada wanita seperti kelelahan, peningkatan lemak perut, dan penurunan libido.
“Gejala ini sering dianggap wajar seiring bertambahnya usia, padahal bisa jadi tanda hipogonadisme di mana fungsi testis menurun,” jelas Androniko.
Pentingnya kewaspadaan terhadap penurunan testosteron tidak bisa dianggap remeh sebab dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius. Kasus-kasus berbahaya terjadi pada pria dengan faktor risiko seperti obesitas atau diabetes. Orang dalam faktor risiko tinggi ini sangat dianjurkan melakukan pengecekan kadar testosteron secara berkala.
Gejala penurunan testosteron yang perlu diperhatikan meliputi kehilangan semangat, kelelahan yang berlebihan, dan penurunan nafsu seksual. “Jika mengalami penurunan libido atau sering merasa lelah, sebaiknya pertimbangkan untuk memeriksakan kadar testosteron,” tambahnya.
Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi masalah andropause lebih awal, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat diambil sebelum kondisi semakin parah.
Gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga dan menjaga pola makan dapat membantu mencegah penurunan kadar hormon testosteron yang dapat menyebabkan andropause. Gaya hidup sehat berperan krusial dalam menjaga keseimbangan hormon sekaligus mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Namun jika testosteron sudah terlanjur rendah, dunia medis menyediakan terapi penggantian testosteron (TRT) yang bisa menjadi pilihan bagi mereka yang terdiagnosis dengan kadar hormon rendah. Mereka yang mengalami masalah gampang lelah dan mempengaruhi produktivitas harian sering kali memilih opsi terapi ini.
Namun, Androniko mengingatkan agar pasien yang masih berencana memiliki anak untuk berhati-hati memilih terapi ini. “Testosteron yang diberikan dari luar dapat mengurangi produksi alami dari testis, yang penting untuk sperma bagi mereka yang masih ingin memiliki anak,” ungkapnya.
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang penurunan hormon pada pria dan wanita di usia produktif berperan penting dalam menjaga keseluruhan aspek kesehatan fisik dan mental. Dengan memastikan keseimbangan hormon melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin, manusia dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik.
“Sangat penting untuk peduli pada kesehatan hormonal karena ini sangat berpengaruh pada kesehatan secara keseluruhan,” jelasnya.
Baca juga: 4 Kiat Sehat & Nyaman Hadapi Fase Menopause
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sayangnya, penurunan hormon pada pria masih menjadi salah satu topik yang kerap dikesampingkan. Padahal, hal itu sudah pasti terjadi menjelang usia dewasa menuju lanjut.
Selain wanita, kewaspadaan penurunan hormon perlu diperhatikan bagi pria setelah melewati usia dewasa. Sebab selepas masa dewasa, pria akan mengalami perubahan signifikan dalam kadar hormon dalam tubuhnya. Hormon testosteron menjadi salah satu hormon terpenting yang berperan dalam aspek fisik hingga psikis pria.
Baca juga: Menopause Dini Semakin Mengintai Wanita Muda, Kenali Penyebab & Pencegahannya
Tidak hanya pada aspek reproduksi saja, pada pria, penurunan hormon testosteron dapat memengaruhi energi, suasana hati, dan kesehatan secara keseluruhan. Ibaratnya, hormon ini menjadi penyeimbang antara aspek fisik dan emosional pria secara keseluruhan.
Dokter Spesialis Andrologi RS Pondok Indah IVF Centre Androniko Setiawan menjelaskan, penurunan hormon pada pria juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan termasuk andropause. Andropause adalah suatu kondisi di mana hormon testosteron pada pria mengalami defisiensi seiring dengan bertambahnya usia.
Mirisnya, banyak pria mulai mengalami penurunan kadar hormon testosteron menjelang usia 30 tahun. Secara keseluruhan, hal ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Dia mengatakan, penurunan hormon ini dapat memicu gejala mirip dengan menopause pada wanita seperti kelelahan, peningkatan lemak perut, dan penurunan libido.
“Gejala ini sering dianggap wajar seiring bertambahnya usia, padahal bisa jadi tanda hipogonadisme di mana fungsi testis menurun,” jelas Androniko.
Pentingnya kewaspadaan terhadap penurunan testosteron tidak bisa dianggap remeh sebab dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius. Kasus-kasus berbahaya terjadi pada pria dengan faktor risiko seperti obesitas atau diabetes. Orang dalam faktor risiko tinggi ini sangat dianjurkan melakukan pengecekan kadar testosteron secara berkala.
Gejala penurunan testosteron yang perlu diperhatikan meliputi kehilangan semangat, kelelahan yang berlebihan, dan penurunan nafsu seksual. “Jika mengalami penurunan libido atau sering merasa lelah, sebaiknya pertimbangkan untuk memeriksakan kadar testosteron,” tambahnya.
Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi masalah andropause lebih awal, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat diambil sebelum kondisi semakin parah.
Gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga dan menjaga pola makan dapat membantu mencegah penurunan kadar hormon testosteron yang dapat menyebabkan andropause. Gaya hidup sehat berperan krusial dalam menjaga keseimbangan hormon sekaligus mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Namun jika testosteron sudah terlanjur rendah, dunia medis menyediakan terapi penggantian testosteron (TRT) yang bisa menjadi pilihan bagi mereka yang terdiagnosis dengan kadar hormon rendah. Mereka yang mengalami masalah gampang lelah dan mempengaruhi produktivitas harian sering kali memilih opsi terapi ini.
Namun, Androniko mengingatkan agar pasien yang masih berencana memiliki anak untuk berhati-hati memilih terapi ini. “Testosteron yang diberikan dari luar dapat mengurangi produksi alami dari testis, yang penting untuk sperma bagi mereka yang masih ingin memiliki anak,” ungkapnya.
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang penurunan hormon pada pria dan wanita di usia produktif berperan penting dalam menjaga keseluruhan aspek kesehatan fisik dan mental. Dengan memastikan keseimbangan hormon melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin, manusia dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik.
“Sangat penting untuk peduli pada kesehatan hormonal karena ini sangat berpengaruh pada kesehatan secara keseluruhan,” jelasnya.
Baca juga: 4 Kiat Sehat & Nyaman Hadapi Fase Menopause
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.