Ilustrasi kanker payudara (Sumber Foto: Anna Shvets/Pexels)

Faktor Risiko dan Gejala Kanker Payudara yang Harus Diwaspadai

21 September 2024   |   09:00 WIB
Image
Muhammad Diva Farel Ramadhan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita di seluruh dunia. Mengutip dari keterangan resmi AstraZeneca, lebih dari 2 juta kasus kanker payudara didiagnosis pada 2022 dengan lebih dari 665.000 kematian di seluruh dunia.

Penyakit ini terjadi ketika sel-sel di payudara tumbuh di luar kendali, membentuk tumor. Tumor ini bisa bersifat jinak (tidak berbahaya) atau ganas (kanker), dengan yang terakhir berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah dan getah bening.

Baca juga: Kate Middleton Selesai Kemoterapi Selama 9 Bulan, Dinyatakan Bebas dari Kanker

Mendeteksi kanker pada tahap awal adalah kunci untuk meningkatkan harapan hidup pasien. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko, tanda-tanda awal, dan metode pengobatan, perempuan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mereka.

Penyintas kanker payudara HER2-Rendah dari Lovepink, Woro Kusunianingrum menjelaskan urgensi berkonsultasi aktif dengan dokter sejak awal.  “Sangatlah penting untuk berkonsultasi aktif dengan dokter sejak awal, di mana kita bisa berdiskusi tentang pilihan terapi inovatif kanker payudara yang terbaru dan tersedia, serta jenis pengobatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, dan tidak merujuk kepada informasi lain, kecuali dari dokter,” ujar Kusunianingrum dalam acara Talkshow Edukatif Kampanye #AndHerTogether, Kamis (19/9/2024).


Segala Hal yang Harus Diketahui tentang Kanker Payudara

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara sangat bervariasi. Salah satu yang paling penting adalah faktor genetika. Wanita yang memiliki mutasi gen BRCA2 memiliki risiko yang lebih tinggi. Selain itu, faktor lain yang memengaruhi termasuk kelebihan berat badan, usia di atas 50 tahun, ras atau etnisitas, serta konsumsi alkohol.

Menurut penelitian dari American Cancer Society, 3 gelas minuman beralkohol per minggu dapat meningkatkan risiko hingga 15%. Wanita dengan payudara padat juga memiliki risiko lebih besar karena kepadatan jaringan payudara dapat menyulitkan deteksi tumor melalui pemeriksaan rutin seperti mammogram.

Meskipun kanker payudara kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apa pun, ada beberapa tanda yang dapat dikenali melalui pemeriksaan payudara sendiri. Beberapa tanda umum dan mudah dideteksi antara lain benjolan di payudara atau ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, hingga keluarnya cairan selain ASI dari puting. Apabila muncul beberapa tanda itu harus segera dikonsultasikan dengan tenaga medis. Jika ditemukan perubahan seperti kulit berlesung, kemerahan, atau nyeri pada payudara, segera lakukan pemeriksaan medis.

Untuk mendeteksi kanker payudara, beberapa metode dapat digunakan, seperti mammogram, ultrasonografi, biopsi, dan MRI scan. Mammogram sering digunakan untuk mendeteksi benjolan atau kelainan di payudara dan disarankan untuk wanita yang berusia di bawah 40 tahun. Ultrasonografi digunakan untuk membedakan antara benjolan padat dan kista cair, sementara biopsi adalah prosedur invasif yang mengambil sampel jaringan untuk analisis lebih lanjut. 

MRI scan biasanya digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker dan menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan sembuh.

Prof. DR. dr. Ikhwan Rinaldi mengatakan bahwa segala prosedur pemeriksaan harus dijalani jika memang sudah ada tanda-tanda gejala. “Dan yang wajib untuk dilakukan ketika ada benjolan adalah metode biopsi,” jelasnya.

Tingkat stadium kanker payudara memberikan gambaran seberapa jauh kanker telah menyebar. Stadium I menunjukkan kanker masih dalam tahap awal dengan ukuran kecil. Pada stadium II, kanker telah tumbuh, tetapi belum menyebar ke jaringan sekitarnya.

Pada stadium III, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, sementara pada stadium IV, kanker telah mengalami metastasis, artinya sudah menyebar ke organ lain seperti paru-paru atau hati.

Tidak semua kanker payudara sama. Beberapa jenis tergantung pada status protein HER2, reseptor hormon, atau mutasi genetik tertentu seperti BRCA. Kanker payudara HER2-positif ditandai dengan kelebihan protein HER2 yang merangsang pertumbuhan sel kanker. Sementara itu, 2 dari 3 kasus kanker payudara disebabkan oleh status reseptor hormon, yang membuat pengobatan dengan terapi hormonal sangat efektif.

Baca juga: Sering Nyeri Tulang saat Malam Hari? Waspada Kanker Jenis Ini

Pilihan pengobatan kanker payudara meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi biologis, dan terapi hormonal. Menjaga gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. 

Dengan pemahaman lebih mendalam tentang kanker payudara, gejalanya, dan pilihan pengobatannya, kita dapat meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi pasien. Semakin cepat kanker payudara dideteksi, semakin besar peluang pasien untuk sembuh.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Promotor Kiki Ucup Cerita Soal Lobi SBY dan Rider Jelang Tampil di Pestapora 2024

BERIKUTNYA

Akhir Sebuah Era, Graham Arnold Mundur dari Kursi Pelatih Timnas Australia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: