540 Karya Bertarung di JICAF 2024, Simak Kisah di Balik Proses Kurasi yang Ketat
19 September 2024 |
21:49 WIB
Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) 2024 bukan hanya menjadi ajang pameran seni visual, tetapi juga melibatkan proses seleksi ketat untuk menampilkan karya-karya terbaik. Tahun ini, JICAF yang digelar dari 19 September - 6 Oktober 2024 menerima lebih dari 540 karya seni dari seniman lokal dan internasional.
Kurator JICAF, Arie Apriludy atau karib disapa Arie Dagienkz, menyampaikan bahwa proses seleksi ini bukanlah hal yang mudah, mengingat tingginya kualitas karya yang masuk. Menurut Arie, total ada 540 submission dari 20 negara yang diseleksi oleh tim kurator JICAF.
"Proses seleksi cukup panjang dan mendebarkan bagi kami sebagai dewan kurator. Dari 160 karya yang lolos seleksi awal, kami memiliki waktu dua minggu untuk menyeleksi dan menyaringnya menjadi 75 seniman yang akan ditampilkan di JICAF 2024," ujar Arie kepada wartawan.
Baca juga: Eksplore Kehidupan Dunia Urban, JICAF 2024 Siap Dihelat Selama 3 Pekan
Proses kurasi ini bukan tanpa tantangan. Arie mengungkapkan bahwa salah satu hal tersulit adalah menolak karya dari teman atau kolega yang juga ikut serta dalam seleksi.
"Banyak seniman yang bukan pemula ikut submit, dan saya pribadi merasa nggak enak karena harus menolak karya teman-teman. Ada beberapa yang bahkan sampai unfollow saya di Instagram," ungkap Arie dengan nada bercanda.
Namun, Arie menegaskan bahwa keputusan kurasi dibuat dengan adil, berdasarkan kualitas karya yang dikirimkan. "Karya-karya yang masuk sangat bagus, dan kadang kita menemui beberapa karya yang nilainya hampir sama. Itulah yang membuat proses seleksi semakin sulit," tambahnya.
Untuk mempermudah proses seleksi, Arie dan tim kurator memiliki metode unik. Mereka membentangkan semua karya yang lolos seleksi tahap awal di satu tempat, dan masing-masing kurator memilih karya yang ingin mereka "beli" secara simbolis.
"Jadi, kami jembreng semua karya yang ada, terus kurator memilih mana yang mereka mau 'beli.' Kalau ada kurator yang tertarik, berarti karya itu akan lolos," jelas Arie.
Selain seleksi ketat, tahun ini, JICAF 2024 menghadirkan Wedha Abdul Rasyid, yang dikenal sebagai pelopor Pop Art di Indonesia. Sebagai pencipta aliran WPAP (Wedha’s Pop Art Portrait), Wedha telah menginspirasi banyak seniman muda melalui karya-karyanya yang unik dan berwarna-warni.
Untuk diketahui, JICAF 2024 juga merayakan kehadiran lebih dari 100 seniman lokal dan internasional, termasuk nama-nama besar seperti Sundae Kids, Mojoko, Pinot, Ykha Amelz, Muklay, dan Machine56.
Dengan kolaborasi lintas negara dan karya yang beragam, JICAF 2024 diharapkan menjadi platform penting untuk merayakan kreativitas dan inovasi seni visual di Indonesia dan dunia.
Baca juga: Cek 6 Segmen Pameran Seni di Art Jakarta 2024, Ada Ruang Interaktif untuk Anak-anak
Editor: Puput Ady Sukarno
Kurator JICAF, Arie Apriludy atau karib disapa Arie Dagienkz, menyampaikan bahwa proses seleksi ini bukanlah hal yang mudah, mengingat tingginya kualitas karya yang masuk. Menurut Arie, total ada 540 submission dari 20 negara yang diseleksi oleh tim kurator JICAF.
"Proses seleksi cukup panjang dan mendebarkan bagi kami sebagai dewan kurator. Dari 160 karya yang lolos seleksi awal, kami memiliki waktu dua minggu untuk menyeleksi dan menyaringnya menjadi 75 seniman yang akan ditampilkan di JICAF 2024," ujar Arie kepada wartawan.
Baca juga: Eksplore Kehidupan Dunia Urban, JICAF 2024 Siap Dihelat Selama 3 Pekan
Proses kurasi ini bukan tanpa tantangan. Arie mengungkapkan bahwa salah satu hal tersulit adalah menolak karya dari teman atau kolega yang juga ikut serta dalam seleksi.
"Banyak seniman yang bukan pemula ikut submit, dan saya pribadi merasa nggak enak karena harus menolak karya teman-teman. Ada beberapa yang bahkan sampai unfollow saya di Instagram," ungkap Arie dengan nada bercanda.
Namun, Arie menegaskan bahwa keputusan kurasi dibuat dengan adil, berdasarkan kualitas karya yang dikirimkan. "Karya-karya yang masuk sangat bagus, dan kadang kita menemui beberapa karya yang nilainya hampir sama. Itulah yang membuat proses seleksi semakin sulit," tambahnya.
Untuk mempermudah proses seleksi, Arie dan tim kurator memiliki metode unik. Mereka membentangkan semua karya yang lolos seleksi tahap awal di satu tempat, dan masing-masing kurator memilih karya yang ingin mereka "beli" secara simbolis.
"Jadi, kami jembreng semua karya yang ada, terus kurator memilih mana yang mereka mau 'beli.' Kalau ada kurator yang tertarik, berarti karya itu akan lolos," jelas Arie.
Selain seleksi ketat, tahun ini, JICAF 2024 menghadirkan Wedha Abdul Rasyid, yang dikenal sebagai pelopor Pop Art di Indonesia. Sebagai pencipta aliran WPAP (Wedha’s Pop Art Portrait), Wedha telah menginspirasi banyak seniman muda melalui karya-karyanya yang unik dan berwarna-warni.
Untuk diketahui, JICAF 2024 juga merayakan kehadiran lebih dari 100 seniman lokal dan internasional, termasuk nama-nama besar seperti Sundae Kids, Mojoko, Pinot, Ykha Amelz, Muklay, dan Machine56.
Dengan kolaborasi lintas negara dan karya yang beragam, JICAF 2024 diharapkan menjadi platform penting untuk merayakan kreativitas dan inovasi seni visual di Indonesia dan dunia.
Baca juga: Cek 6 Segmen Pameran Seni di Art Jakarta 2024, Ada Ruang Interaktif untuk Anak-anak
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.