Ilustrator Lupus, Wedha Abdul Rasyid Bakal Tampil di JICAF 2024
20 September 2024 |
12:00 WIB
Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) 2024 menghadirkan momen istimewa bagi dunia ilustrasi Indonesia dengan hadirnya Wedha Abdul Rasyid, sosok legendaris pencipta aliran Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) dan ilustrator ikonik Lupus.
Setelah 15 tahun absen dari publik, Wedha akan tampil di JICAF, menghidupkan kembali komunikasi dengan para penggemarnya yang telah lama dirindukan dan merindukannya. Wedha mengungkapkan rasa syukurnya karena diundang untuk berpartisipasi dalam acara JICAF ini.
Baginya, ajang ini menjadi momen penting untuk kembali menjalin komunikasi yang sempat terhambat, terutama setelah pandemi COVID-19. “Saya merasa komunikasi saya dengan pemirsa terganggu sejak COVID-19. Jadi, adanya JICAF menjadi ajang untuk kembali berkomunikasi dengan para penggemar,” ujar Wedha saat acara jumpa pers JICAF 2024.
Baca juga: 540 Karya Bertarung di JICAF 2024, Simak Kisah di Balik Proses Kurasi yang Ketat
Sebagai seniman yang rutin berinteraksi dengan komunitas WPAP yang tersebar hingga mancanegara, Wedha merasakan kerinduan yang mendalam terhadap interaksi langsung dengan penggemar. "Saya hampir setiap minggu berkomunikasi dengan penggemar saya, tetapi perupa seperti saya sangat merindukan adanya komunikasi langsung itu," imbuhnya.
Dalam refleksinya, Wedha juga mengungkapkan kesedihannya melihat banyak media cetak yang tutup pada era digital. Dia merasa media online tidak bisa menggantikan kesan lugas dan langsung yang dimiliki media cetak. Baginya, ilustrasi di media cetak memiliki keunikan tersendiri yang sulit diadaptasi oleh platform digital.
Di JICAF 2024, karya-karya ikonik Wedha akan dipamerkan, dan pengunjung bisa mendapatkan berbagai produk eksklusif seperti art prints dan t-shirts yang menampilkan desain khas Wedha.
Selain itu, pada 5 Oktober, para pengunjung berkesempatan bertemu langsung dengan sang maestro dan mendapatkan tanda tangannya. Hal ini menjadikan JICAF 2024 sebagai momen berharga untuk mengapresiasi karya dan perjalanan seorang Wedha Abdul Rasyid.
Wedha memulai karier sebagai ilustrator sejak tahun 1970-an. Pada tahun 1977, dia bergabung dengan majalah Hai dan mulai mengerjakan berbagai ilustrasi, termasuk karya fiksi dari penulis terkenal seperti Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya. Salah satu ilustrasi yang membuat namanya melambung adalah visualisasi karakter Lupus, yang merupakan karakter legendaris.
Lalu pada awal 1990-an, Wedha menghadapi tantangan karena penglihatannya mulai menurun akibat faktor usia. Kesulitan menggambar wajah secara realistis mendorongnya untuk menemukan gaya baru dalam berkarya.
Dia pun mulai mengembangkan gaya ilustrasi yang terinspirasi dari kubisme dan pop art, yang kemudian dikenal sebagai Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP). Gaya ini terus berkembang dan mendapat tempat di dunia seni hingga saat ini, bahkan beberapa pihak menyebutnya sebagai aliran Wedhaism.
Baca juga: JICAF 2024 dan IHA Jalin Kemitraan, Kembangkan Seni Budaya Ilustrasi Kontemporer
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Setelah 15 tahun absen dari publik, Wedha akan tampil di JICAF, menghidupkan kembali komunikasi dengan para penggemarnya yang telah lama dirindukan dan merindukannya. Wedha mengungkapkan rasa syukurnya karena diundang untuk berpartisipasi dalam acara JICAF ini.
Baginya, ajang ini menjadi momen penting untuk kembali menjalin komunikasi yang sempat terhambat, terutama setelah pandemi COVID-19. “Saya merasa komunikasi saya dengan pemirsa terganggu sejak COVID-19. Jadi, adanya JICAF menjadi ajang untuk kembali berkomunikasi dengan para penggemar,” ujar Wedha saat acara jumpa pers JICAF 2024.
Baca juga: 540 Karya Bertarung di JICAF 2024, Simak Kisah di Balik Proses Kurasi yang Ketat
Sebagai seniman yang rutin berinteraksi dengan komunitas WPAP yang tersebar hingga mancanegara, Wedha merasakan kerinduan yang mendalam terhadap interaksi langsung dengan penggemar. "Saya hampir setiap minggu berkomunikasi dengan penggemar saya, tetapi perupa seperti saya sangat merindukan adanya komunikasi langsung itu," imbuhnya.
Dalam refleksinya, Wedha juga mengungkapkan kesedihannya melihat banyak media cetak yang tutup pada era digital. Dia merasa media online tidak bisa menggantikan kesan lugas dan langsung yang dimiliki media cetak. Baginya, ilustrasi di media cetak memiliki keunikan tersendiri yang sulit diadaptasi oleh platform digital.
Di JICAF 2024, karya-karya ikonik Wedha akan dipamerkan, dan pengunjung bisa mendapatkan berbagai produk eksklusif seperti art prints dan t-shirts yang menampilkan desain khas Wedha.
Selain itu, pada 5 Oktober, para pengunjung berkesempatan bertemu langsung dengan sang maestro dan mendapatkan tanda tangannya. Hal ini menjadikan JICAF 2024 sebagai momen berharga untuk mengapresiasi karya dan perjalanan seorang Wedha Abdul Rasyid.
Wedha memulai karier sebagai ilustrator sejak tahun 1970-an. Pada tahun 1977, dia bergabung dengan majalah Hai dan mulai mengerjakan berbagai ilustrasi, termasuk karya fiksi dari penulis terkenal seperti Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya. Salah satu ilustrasi yang membuat namanya melambung adalah visualisasi karakter Lupus, yang merupakan karakter legendaris.
Lalu pada awal 1990-an, Wedha menghadapi tantangan karena penglihatannya mulai menurun akibat faktor usia. Kesulitan menggambar wajah secara realistis mendorongnya untuk menemukan gaya baru dalam berkarya.
Dia pun mulai mengembangkan gaya ilustrasi yang terinspirasi dari kubisme dan pop art, yang kemudian dikenal sebagai Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP). Gaya ini terus berkembang dan mendapat tempat di dunia seni hingga saat ini, bahkan beberapa pihak menyebutnya sebagai aliran Wedhaism.
Baca juga: JICAF 2024 dan IHA Jalin Kemitraan, Kembangkan Seni Budaya Ilustrasi Kontemporer
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.