3 Penyebab Masyarakat Pilih Layanan Kecantikan di Luar Negeri
04 September 2024 |
11:00 WIB
Ikatan Dokter Indonesia mengungkapkan ada beberapa alasan yang membuat banyak orang Indonesia memilih pergi ke luar negeri untuk menikmati layanan kecantikan atau estetis, ketimbang melakukannya di dalam negeri. Padahal, kemampuan dokter di Indonesia tidak kalah dengan dokter asing.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Mohammad Adib khumaidi, mengungkapkan ada tiga faktor yang membuat masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri dibandingkan di Indonesia terkait dengan layanan kecantikan atau estetis.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Masyarakat Indonesia Kerap Berobat ke Luar Negeri
Pertama, individu yang menginginkan pelayanan yang one stop service sampai tindakan. Kedua, tarif di luar negeri bisa lebih murah dibandingkan di dalam negeri. Kondisi ini dapat terjadi lantaran pemerintah beberapa negara memberikan insentif terhadap pasien dari luar negeri.
Sebagai contoh, pemerintah Malaysia memiliki kebijakan bahwa pasien dari luar negeri yang berobat di negara tersebut mendapatkan bebas pajak. “Nah ini yang kemudian akhirnya menjadi satu dasar kenapa di Malaysia untuk tindakan yang sama kami lakukan di sini harga mereka lebih murah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Selain itu, tarif layanan kesehatan di luar negeri juga dapat lebih murah lantaran harga obat dan alat kesehatan yang lebih rendah.
Alasan ketiga adalah pelayanan. Di beberapa negara, sejumlah pasien akan mendapatkan pelayanan yang sangat baik dengan komunikasi yang baik juga, seperti dijemput di bandara sampai diantar ke rumah sakit.
Pada saat ini, sejumlah rumah sakit swasta di dalam negeri sudah menjalankan pelayanan yang baik terhadap para pasiennya. Tidak hanya itu, banyak dokter di dalam negeri juga memiliki kemampuan yang mumpuni mengingat banyak dokter yang telah memiliki sertifikat internasional.
Sementara terkait biaya, tarif pelayanan kesehatan di Indonesia sebenarnya bisa dipangkas. Salah satu caranya adalah pemerintah memangkas rantai distribusi obat yang ada di dalam negeri. Menurutnya, rantai distribusi obat di Indonesia masih sangat panjang, sehingga membuat harganya mahal.
Selain itu, pemerintah juga perlu memproduksi bahan baku obat di dalam negeri mengingat pada saat ini bahan baku yang ada didatangkan dari negara lain.
Tak ketinggalan, insentif lainnya yang dapat menurunkan tarif layanan kesehatan adalah pajak yang melekat di obat, seperti impor bahan baku, produksi, distribusi, dan sebagainya. “Selama itu berkaitan dengan masalah kesehatan, harusnya ada satu kebijakan dari negara ya. Kalau ini bisa kita turunkan, ini akan bisa menurunkan salah satu harga pelayanan tadi,” ujarnya.
Adib mengungkapkan bahwa banyak orang akan mencari pengobatan di tempat dengan tarif yang lebih murah, kualitas yang baik, dan pelayanan yang lebih baik.
Dia menuturkan, tujuan individu berobat ke luar negeri secara umum terbagi dalam beberapa kelompok. Pertama adalah kelompok yang ingin mencari opini kedua terkait dengan layanan kesehatan. Kelompok ini mencapai 80 persen di Malaysia yang memiliki program Malaysian Health Tourism Council.
Kelompok lainnya adalah individu yang kerap mengikuti tren. Salah satu di antaranya adalah berkaitan dengan estetis atau kecantikan. Negara-negara tujuan kelompok ini seperti Korea Selatan, Thailand, dan Turki. “Kalau kita melihat dari aspek jumlah dan kemudian keluarnya uang yang dibelanjakan di sana, memang cukup besar,” ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Mohammad Adib khumaidi, mengungkapkan ada tiga faktor yang membuat masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri dibandingkan di Indonesia terkait dengan layanan kecantikan atau estetis.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Masyarakat Indonesia Kerap Berobat ke Luar Negeri
Pertama, individu yang menginginkan pelayanan yang one stop service sampai tindakan. Kedua, tarif di luar negeri bisa lebih murah dibandingkan di dalam negeri. Kondisi ini dapat terjadi lantaran pemerintah beberapa negara memberikan insentif terhadap pasien dari luar negeri.
Sebagai contoh, pemerintah Malaysia memiliki kebijakan bahwa pasien dari luar negeri yang berobat di negara tersebut mendapatkan bebas pajak. “Nah ini yang kemudian akhirnya menjadi satu dasar kenapa di Malaysia untuk tindakan yang sama kami lakukan di sini harga mereka lebih murah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Selain itu, tarif layanan kesehatan di luar negeri juga dapat lebih murah lantaran harga obat dan alat kesehatan yang lebih rendah.
Alasan ketiga adalah pelayanan. Di beberapa negara, sejumlah pasien akan mendapatkan pelayanan yang sangat baik dengan komunikasi yang baik juga, seperti dijemput di bandara sampai diantar ke rumah sakit.
Perbaikan Pelayanan Kesehatan
Dengan begitu, Adib menyebut, pihak-pihak terkait perlu melakukan perbaikan agar masyarakat yang biasa pergi ke negara lain memutuskan untuk di melakukan tindakan Indonesia saja.Pada saat ini, sejumlah rumah sakit swasta di dalam negeri sudah menjalankan pelayanan yang baik terhadap para pasiennya. Tidak hanya itu, banyak dokter di dalam negeri juga memiliki kemampuan yang mumpuni mengingat banyak dokter yang telah memiliki sertifikat internasional.
Sementara terkait biaya, tarif pelayanan kesehatan di Indonesia sebenarnya bisa dipangkas. Salah satu caranya adalah pemerintah memangkas rantai distribusi obat yang ada di dalam negeri. Menurutnya, rantai distribusi obat di Indonesia masih sangat panjang, sehingga membuat harganya mahal.
Selain itu, pemerintah juga perlu memproduksi bahan baku obat di dalam negeri mengingat pada saat ini bahan baku yang ada didatangkan dari negara lain.
Tak ketinggalan, insentif lainnya yang dapat menurunkan tarif layanan kesehatan adalah pajak yang melekat di obat, seperti impor bahan baku, produksi, distribusi, dan sebagainya. “Selama itu berkaitan dengan masalah kesehatan, harusnya ada satu kebijakan dari negara ya. Kalau ini bisa kita turunkan, ini akan bisa menurunkan salah satu harga pelayanan tadi,” ujarnya.
Adib mengungkapkan bahwa banyak orang akan mencari pengobatan di tempat dengan tarif yang lebih murah, kualitas yang baik, dan pelayanan yang lebih baik.
Dia menuturkan, tujuan individu berobat ke luar negeri secara umum terbagi dalam beberapa kelompok. Pertama adalah kelompok yang ingin mencari opini kedua terkait dengan layanan kesehatan. Kelompok ini mencapai 80 persen di Malaysia yang memiliki program Malaysian Health Tourism Council.
Kelompok lainnya adalah individu yang kerap mengikuti tren. Salah satu di antaranya adalah berkaitan dengan estetis atau kecantikan. Negara-negara tujuan kelompok ini seperti Korea Selatan, Thailand, dan Turki. “Kalau kita melihat dari aspek jumlah dan kemudian keluarnya uang yang dibelanjakan di sana, memang cukup besar,” ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.