Tak Lagi Sasar Kelas Menengah, Begini Strategi Founder Ayam Goreng Nelongso Hadapi Persaingan Bisnis
02 September 2024 |
08:00 WIB
Bisnis kuliner lokal semakin bertumbuh dan meraih pasar yang cukup signifikan. Selalu saja ada merek usaha baru yang muncul dengan ragam inovasi dan tentunya menyesuaikan selera masyarakat. Alhasil, persaingan bisnis di sektor ini semakin ketat.
Para pelaku usaha pada industri makanan dan minuman ini lantas terus berinovasi agar tetap eksis di tengah persaingan. Salah satunya yakni usaha Ayam Goreng Nelongso.
Baca juga: 7 Rahasia Bisnis Kopi Kenangan, Tumbuh dari Gerai Kecil Hingga Taklukan Pasar Kopi Internasional
Founder Ayam Goreng Nelongso Yeni Isnawati mengatakan industri kuliner menurutnya menjadi sektor yang paling potensial saat ini karena mudah untuk diaplikasikan dan modalnya bisa disesuaikan. Tak ayal, bisnis kuliner paling dilirik dan menjadi ide banyak orang yang ingin membuka usaha.
Menyiasati persaingan yang semakin ketat ini, Ayam Goreng Nelongso di bawah naungan PT Bersama Menuju Puncak (BAIK) ini katanya berusaha untuk terus mengenali nilai produk yang dimiliki.
“Mungkin DNA produknya sama, sama kompetitor, tapi kita harus punya value. Misalkan value di wow product dan wow experience supaya konsumen enggak jenuh,” ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Yeni menyebut pihaknya dalam waktu dekat akan meluncurkan Pecel Lele Indonesia sebagai rebranding sebagai strategi menghadapi persaingan bisnis. Merek baru ini akan menyajikan kuliner tradisional dengan berbagai macam sambal menghadapi persaingan. Uniknya, pengunjung bisa memilih serta mengambil sendiri bahan makanan mentah dan segar untuk diolah sesuai keinginan, lalu disajikan dalam wadah panas (hot plate).
PT Bersama Menuju Puncak katanya terus melakukan rebound dan rebranding setiap 5 tahun, sejak usaha kulinernya berdiri 13 tahun lalu. Mulai dari memperbaiki strategi pemasaran, event yang besar, hingga mengubah konsep dari tangkapan ide-ide segar.
“Maka next-nya [brand] akan bermutasi jadi brand baru, Pecel Lele Indonesia by Ayam Goreng Nelongso. Di situ kita rebound dari ayam goreng langsung bermutasi dengan di situ banyak value yang menyajikan wow product dan wow experience,” jelasnya.
Yeni menambahkan, pihaknya juga sangat memperhatikan pelayanan agar pengunjung nyaman untuk berwisata kuliner pada semua outlet yang dimiliki. Selain itu, harga juga menjadi bahan pertimbangan matang pada bisnis ini.
Pangsa pasar bisnis kuliner menurutnya kini tidak lagi masyarakat menengah. Diketahui, dalam laporan terbaru LPEM FEB UI, lebih dari 6,5 juta penduduk kelas menengah turun kasta sejak 2018. Daya konsumsinya pun terus menurun akibat perekonomiannya semakin terhimpit oleh kebutuhan yang banyak.
Alhasil, pengusaha kuliner seperti Ayam Goreng Nelongso berusaha menawarkan harga yang lebih bersaing. Menurut Yeni, pemilihan pemasok yang tepat sangat mempengaruhi margin keuntungan, sehingga mereka bisa tetap kompetitif tanpa harus memonopoli harga.
Selain itu, mereka juga sangat selektif dalam menggunakan media untuk promosi. Promosi digital dianggap menjadi strategi paling efektif untuk bisnis kuliner saat ini.
Dengan karyawan yang jumlahnya ribuan, akun medsos Ayam Goreng Nelongso terbilang aktif dan selalu update untuk meraih pangsa pasar lebih luas. Yeni menyebut pihaknya pun tak segan membuat program reward hingga lomba menarik untuk pelanggan maupun tim yang ada dalam naungan bisnisnya.
Bicara promosi, Ayam Goreng Nelongso turut memakai jasa influencer. Namun, Yeni menegaskan bahwa pihaknya sangat selektif untuk memilih influencer yang akan diajak kerja sama dengan melakukan profiling terlebih dahulu.
Sementar itu, Yeni menilai potensi bisnis kuliner Indonesia masih sangat besar dalam beberapa tahun mendatang. Pasalnya, Indonesia memiliki keunggulan kuliner lokal di setiap daerahnya, ditambah bonus demografi yang akan membuat pasar semakin luas dan bervariatif.
Diketahui, pengelola gerai Ayam Goreng Nelongso, PT Bersama Menuju Puncak Tbk (BAIK) mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2024. Perusahaan ini menawarkan 225 juta saham atau setara 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor.
Saat ini, jumlah outlet Ayam Goreng Nelongso pun telah lebih dari 50 unit dan tersebar di sejumlah daerah. “Ke depan kita ekspansi, setiap berapa bulan sekali kita akan melakukan ekspansi. Mungkin 2025 kita bisa [tambah 10 sampai 15 outlet yang lebih besar dan itu outlet sendiri, bukan kemitraan,” tambah Yeni.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Para pelaku usaha pada industri makanan dan minuman ini lantas terus berinovasi agar tetap eksis di tengah persaingan. Salah satunya yakni usaha Ayam Goreng Nelongso.
Baca juga: 7 Rahasia Bisnis Kopi Kenangan, Tumbuh dari Gerai Kecil Hingga Taklukan Pasar Kopi Internasional
Founder Ayam Goreng Nelongso Yeni Isnawati mengatakan industri kuliner menurutnya menjadi sektor yang paling potensial saat ini karena mudah untuk diaplikasikan dan modalnya bisa disesuaikan. Tak ayal, bisnis kuliner paling dilirik dan menjadi ide banyak orang yang ingin membuka usaha.
Menyiasati persaingan yang semakin ketat ini, Ayam Goreng Nelongso di bawah naungan PT Bersama Menuju Puncak (BAIK) ini katanya berusaha untuk terus mengenali nilai produk yang dimiliki.
“Mungkin DNA produknya sama, sama kompetitor, tapi kita harus punya value. Misalkan value di wow product dan wow experience supaya konsumen enggak jenuh,” ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Yeni menyebut pihaknya dalam waktu dekat akan meluncurkan Pecel Lele Indonesia sebagai rebranding sebagai strategi menghadapi persaingan bisnis. Merek baru ini akan menyajikan kuliner tradisional dengan berbagai macam sambal menghadapi persaingan. Uniknya, pengunjung bisa memilih serta mengambil sendiri bahan makanan mentah dan segar untuk diolah sesuai keinginan, lalu disajikan dalam wadah panas (hot plate).
PT Bersama Menuju Puncak katanya terus melakukan rebound dan rebranding setiap 5 tahun, sejak usaha kulinernya berdiri 13 tahun lalu. Mulai dari memperbaiki strategi pemasaran, event yang besar, hingga mengubah konsep dari tangkapan ide-ide segar.
“Maka next-nya [brand] akan bermutasi jadi brand baru, Pecel Lele Indonesia by Ayam Goreng Nelongso. Di situ kita rebound dari ayam goreng langsung bermutasi dengan di situ banyak value yang menyajikan wow product dan wow experience,” jelasnya.
Yeni menambahkan, pihaknya juga sangat memperhatikan pelayanan agar pengunjung nyaman untuk berwisata kuliner pada semua outlet yang dimiliki. Selain itu, harga juga menjadi bahan pertimbangan matang pada bisnis ini.
Bisnis Kuliner Beradaptasi
Pangsa pasar bisnis kuliner menurutnya kini tidak lagi masyarakat menengah. Diketahui, dalam laporan terbaru LPEM FEB UI, lebih dari 6,5 juta penduduk kelas menengah turun kasta sejak 2018. Daya konsumsinya pun terus menurun akibat perekonomiannya semakin terhimpit oleh kebutuhan yang banyak.Alhasil, pengusaha kuliner seperti Ayam Goreng Nelongso berusaha menawarkan harga yang lebih bersaing. Menurut Yeni, pemilihan pemasok yang tepat sangat mempengaruhi margin keuntungan, sehingga mereka bisa tetap kompetitif tanpa harus memonopoli harga.
Selain itu, mereka juga sangat selektif dalam menggunakan media untuk promosi. Promosi digital dianggap menjadi strategi paling efektif untuk bisnis kuliner saat ini.
Dengan karyawan yang jumlahnya ribuan, akun medsos Ayam Goreng Nelongso terbilang aktif dan selalu update untuk meraih pangsa pasar lebih luas. Yeni menyebut pihaknya pun tak segan membuat program reward hingga lomba menarik untuk pelanggan maupun tim yang ada dalam naungan bisnisnya.
Bicara promosi, Ayam Goreng Nelongso turut memakai jasa influencer. Namun, Yeni menegaskan bahwa pihaknya sangat selektif untuk memilih influencer yang akan diajak kerja sama dengan melakukan profiling terlebih dahulu.
Sementar itu, Yeni menilai potensi bisnis kuliner Indonesia masih sangat besar dalam beberapa tahun mendatang. Pasalnya, Indonesia memiliki keunggulan kuliner lokal di setiap daerahnya, ditambah bonus demografi yang akan membuat pasar semakin luas dan bervariatif.
Diketahui, pengelola gerai Ayam Goreng Nelongso, PT Bersama Menuju Puncak Tbk (BAIK) mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2024. Perusahaan ini menawarkan 225 juta saham atau setara 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor.
Saat ini, jumlah outlet Ayam Goreng Nelongso pun telah lebih dari 50 unit dan tersebar di sejumlah daerah. “Ke depan kita ekspansi, setiap berapa bulan sekali kita akan melakukan ekspansi. Mungkin 2025 kita bisa [tambah 10 sampai 15 outlet yang lebih besar dan itu outlet sendiri, bukan kemitraan,” tambah Yeni.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.