Cara Penulis Aan Mansyur Menemukan Waktu Membaca di Tengah Kesibukan
31 August 2024 |
08:00 WIB
Dalam dunia sastra Indonesia, nama Aan Mansyur tentu sudah tak asing lagi. Dikenal sebagai penulis dan penyair yang produktif, Aan kerap berbicara tentang pentingnya membaca, tidak hanya sebagai bagian dari pekerjaannya, tetapi juga sebagai kebutuhan pribadi yang tak terpisahkan dari hidupnya.
Namun, di tengah kesibukannya, bagaimana Aan tetap mampu meluangkan waktu untuk membaca?
Aan Mansyur memiliki pendekatan yang menarik agar bisa tetap bisa rutin membaca. Baginya, membaca bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dalam waktu yang panjang atau dalam suasana yang tenang. Sebaliknya, dia menemukan cara untuk menyisipkan kegiatan membaca di sela-sela kesibukannya terutama di saat sedang menunggu.
Baca juga: 5 Tips Anti Ngantuk Saat Membaca Buku, Dijamin Ampuh!
Pendekatan Aan terhadap membaca sangat fleksibel dan tidak dibatasi oleh rutinitas tertentu. Dia tidak merasa perlu untuk menyediakan waktu khusus yang panjang untuk membaca, tetapi lebih memilih untuk membaca dalam waktu-waktu singkat tapi sering.
"Dibandingkan menyediakan dua jam per hari, lebih efektif mencari waktu-waktu yang singkat tapi sering. Misalnya, saat menunggu di halte atau saat menunggu teman. Waktu-waktu seperti itulah yang sering kali saya manfaatkan untuk membaca," jelasnya dalam sesi pembukaan Berselancar di Samudra Imajinasi pada Pesta Literasi Indonesia 2024, Jumat (30/8/2024).
Dia bahkan merasa bahwa waktu menunggu itu menjadi sangat menyenangkan karena di saat menunggu tersebut dia bisa menghabiskan waktu sambil membaca buku. Kebiasaan ini muncul karena Aan merasa bahwa waktu luang sering kali datang tanpa direncanakan. Misalnya, ketika dia berada di bandara atau di pesawat, ketika itu penggunaan gadget terbatas, maka Aan memanfaatkannya dengan membaca.
Dia mengaku selalu membawa minimal dua buku yang bisa dibaca selama perjalanan pulang pergi dari Makassar ke Jakarta. Dimana saat ini dalam satu bulan setidaknya dia bisa melakukan perjalanan 3 kali ke Jakarta.
"Jadi, ya kalau orang mikir kayak sibuk sekali sampai nggak bisa baca buku, tapi saya bahkan dalam perjalanan di atas pesawat saja bisa menyelesaikan hingga enam atau tujuh buku dalam satu bulan," ucapnya.
Menariknya, bagi penulis buku Tidak Ada New York Hari Ini itu membaca tidak hanya menjadi cara untuk memperkaya pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk menghadapi situasi sosial yang tidak nyaman. Dia mengakui ketika berada di tempat umum, seperti di pesawat atau bandara, kadang kala bisa membuatnya merasa canggung jika harus berbicara dengan orang asing. Dalam situasi seperti ini, membaca buku menjadi penyelamat.
"Buku bisa menjadi media antisosial yang efektif. Kalau malas ngobrol, baca buku, dan pasti tidak diganggu," ungkapnya.
Aan juga menyadari pentingnya memiliki koleksi buku yang beragam di rumah. Namun, baginya bukan hanya buku yang sudah dibaca saja yang penting, tetapi juga buku-buku yang belum sempat dibaca.
Menurutnya, buku-buku yang belum dibaca tersebut justru mengingatkannya bahwa masih banyak hal di dunia ini yang belum dia ketahui. Dengan berada di sekitar buku-buku yang belum dibaca, Aan merasa tetap rendah hati dan selalu terdorong untuk terus belajar.
Bagaimana Genhype? Enggak ada lagi alasan tidak punya waktu untuk membaca jika kita bisa mengikuti strategi dan cara yang sudah dibagikan oleh penulis Aan Mansyur. Selamat membaca!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Namun, di tengah kesibukannya, bagaimana Aan tetap mampu meluangkan waktu untuk membaca?
Aan Mansyur memiliki pendekatan yang menarik agar bisa tetap bisa rutin membaca. Baginya, membaca bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dalam waktu yang panjang atau dalam suasana yang tenang. Sebaliknya, dia menemukan cara untuk menyisipkan kegiatan membaca di sela-sela kesibukannya terutama di saat sedang menunggu.
Baca juga: 5 Tips Anti Ngantuk Saat Membaca Buku, Dijamin Ampuh!
Pendekatan Aan terhadap membaca sangat fleksibel dan tidak dibatasi oleh rutinitas tertentu. Dia tidak merasa perlu untuk menyediakan waktu khusus yang panjang untuk membaca, tetapi lebih memilih untuk membaca dalam waktu-waktu singkat tapi sering.
"Dibandingkan menyediakan dua jam per hari, lebih efektif mencari waktu-waktu yang singkat tapi sering. Misalnya, saat menunggu di halte atau saat menunggu teman. Waktu-waktu seperti itulah yang sering kali saya manfaatkan untuk membaca," jelasnya dalam sesi pembukaan Berselancar di Samudra Imajinasi pada Pesta Literasi Indonesia 2024, Jumat (30/8/2024).
Dia bahkan merasa bahwa waktu menunggu itu menjadi sangat menyenangkan karena di saat menunggu tersebut dia bisa menghabiskan waktu sambil membaca buku. Kebiasaan ini muncul karena Aan merasa bahwa waktu luang sering kali datang tanpa direncanakan. Misalnya, ketika dia berada di bandara atau di pesawat, ketika itu penggunaan gadget terbatas, maka Aan memanfaatkannya dengan membaca.
Dia mengaku selalu membawa minimal dua buku yang bisa dibaca selama perjalanan pulang pergi dari Makassar ke Jakarta. Dimana saat ini dalam satu bulan setidaknya dia bisa melakukan perjalanan 3 kali ke Jakarta.
"Jadi, ya kalau orang mikir kayak sibuk sekali sampai nggak bisa baca buku, tapi saya bahkan dalam perjalanan di atas pesawat saja bisa menyelesaikan hingga enam atau tujuh buku dalam satu bulan," ucapnya.
Menariknya, bagi penulis buku Tidak Ada New York Hari Ini itu membaca tidak hanya menjadi cara untuk memperkaya pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk menghadapi situasi sosial yang tidak nyaman. Dia mengakui ketika berada di tempat umum, seperti di pesawat atau bandara, kadang kala bisa membuatnya merasa canggung jika harus berbicara dengan orang asing. Dalam situasi seperti ini, membaca buku menjadi penyelamat.
"Buku bisa menjadi media antisosial yang efektif. Kalau malas ngobrol, baca buku, dan pasti tidak diganggu," ungkapnya.
Aan juga menyadari pentingnya memiliki koleksi buku yang beragam di rumah. Namun, baginya bukan hanya buku yang sudah dibaca saja yang penting, tetapi juga buku-buku yang belum sempat dibaca.
Menurutnya, buku-buku yang belum dibaca tersebut justru mengingatkannya bahwa masih banyak hal di dunia ini yang belum dia ketahui. Dengan berada di sekitar buku-buku yang belum dibaca, Aan merasa tetap rendah hati dan selalu terdorong untuk terus belajar.
Bagaimana Genhype? Enggak ada lagi alasan tidak punya waktu untuk membaca jika kita bisa mengikuti strategi dan cara yang sudah dibagikan oleh penulis Aan Mansyur. Selamat membaca!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.