Seniman Adrianus Gumelar (Sumber gambar: IG/ Galeri Nasional Indonesia)

Rekam Jejak Seniman Sanggar Bumi Tarung Adrianus Gumelar yang Tutup Usia

25 August 2024   |   20:12 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Dunia seni rupa Indonesia kembali berduka. Setelah kepergian Amrus Natalsya, Sanggar Bumi Tarung ditinggal oleh seniman Adrianus Gumelar untuk selama-lamanya. Pria kelahiran Subang pada 1943 itu memiliki rekam jejak karier yang sangat panjang di dunia seni rupa. 

Adrianus merupakan seniman anggota Sanggar Bumi Tarung (SBT). Pria yang pernah menempuh pendidikan seni di lembaga Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta antara 1960-1964 itu aktif menjadi anggota sejak 1961. 

Dalam katalog Pameran Seni Rupa Dua Petarung Amrus Natalsya X Misbach Thamrin yang diadakan Bentara Budaya, disebutkan bahwa dia merupakan salah satu anggota Sanggar Bumi Tarung bersama dengan Amrus Natalsya, Misbach Thamrin, Ng Sembiring, Isa Hasanada, Kuslan Budiman, Djoko Pekik, Sutopo, Sabri Djamal, Suhardijo Pujanadi, harmani dan Haryanto. 

Baca juga: Mengenang Amrus Natalsya, Seniman Realisme Sosialis Pendiri Sanggar Bumi Tarung

Para seniman di dalamnya – termasuk Adrianus – menerapkan ideologi sebagai panglima dalam membuat karya. ideologi yang diterjemahkan dalam prinsip 1-5-1 tersebut mencakup konsep meluas dan meninggi, tinggi mutu ideologi dan artistik, tradisi baik dan kekinian revolusioner, kreativitas individual dan kearifan massa, serta realisme sosial dan romantik revolusioner.

Tidak hanya itu, Adrianus bersama dengan anggota sanggar lainnya berupaya mengangkat kehidupan rakyat atau orang-orang kecil yang kerap disebut wong cilik, seperti petani, buruh, dan nelayan ketika berkarya.

Mereka memiliki gaya realisme sosialis dalam berkarya. Para anggota pun kerap memberikan perhatian kepada kelas pekerja di satu sisi dan kritis terhadap golongan elit di sisi lain. 

Sanggar Bumi Tarung secara organisasi terafiliasi dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang dianggap sebagai under-bow Partai Komunis Rakyat. Kondisi ini membuat anggota Sanggar Bumi Tarung diburu.

Adrianus Gumelar bersama dengan Amrus Natalysa dan anggota lain, yakni Isa Hasanda dan DJ M. Gultom sempat kabur ke Jakarta. Namun, mereka dibekuk beberapa tahun kemudian. 
 

Dalam unggahan akun media sosial Instagram Galeri Nasional Indonesia, tercatat bahwa Adrianus menjadi tahanan politik lebih dari satu dekade. Meskipun begitu, langkah pemerintah Orde Baru yang menjadikan sang seniman sebagai tahanan politik tidak membuatnya berhenti berkesenian. Usai keluar dari jeruji besi, dia kembali menekuni dunia seni rupa.

Adrianus banyak membuat ilustrasi untuk majalah dan buku. Tidak hanya itu, dia juga menjadi juri dalam lomba-lomba lukis anak di Jabodetabek. Sang seniman juga masih aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran seni di dalam dan luar negeri. 

Dalam berkarya, Adrianus Gumelar selalu membuat karya yang penuh makna dan emosi, sehingga banyak kolektor dari berbagai negara berminat mengoleksinya. Selain Indonesia, kolektor dari Jerman, Prancis, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat juga mencari hasil produk kreatifnya.

Dalam katalog 50 Tahun Sanggar Bumi Tarung dari repositori Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pemilik nama lengkap Adrianus Gumelar Democrasno itu pernah tercatat membuat karya seperti Srikandi Gugat (2011, oil on canvas, 150 x 150 cm)

Lukisan ini memperlihatkan wanita dengan kebaya dan bersanggul membawa kertas. Wanita itu tidak sendirian lantaran ada wanita-wanita lainnya yang ikut serta. Tidak hanya itu, sang seniman juga menyematkan objek wayang kulit gunungan dengan elemen awan dan sebagainya. 

Selain itu, karya lukisan yang pernah dibuat oleh sang seniman adalah Berakhirnya Kekuasaan Tira (2011, oil on canvas, 145x145 cm). Karya ini menggambarkan seseorang dengan berpakaian seperti militer sedang jongkok dan tangganya berada di pipi.

Tongkat yang kerap digunakan oleh objek dalam karyanya tergeletak di bawah dengan sejumlah tanda bintang berjatuhan, dan objek segi panjang yang mirip dengan uang.

Selain itu, sang seniman juga membikin lukisan berjudul Estafet Regenerasi (2011, oil on canvas, 145x145 cm). Karya tersebut memperlihatkan seorang ibu yang memberikan bendera kepada sang anak. Anak itu menyambutnya sambil berlari. 

Sang seniman menggelar pameran Sanggar Bumi Tarung yang kelima sekaligus yang terakhir di Galeri Nasional Indonesia dengan tajuk Sampai Batas Tarung pada Juni 2024 bersama dengan Misbach Tamrin, anggota Sanggar Bumi Tarung lainnya. 

Kepergian Adrianus Gumelar untuk selamanya menjadikan Misbach Thamrin sebagai satu-satunya anggota Sanggar Bumi Tarung yang masih hidup. Selamat jalan, Adrianus, karya-karyamu abadi!

Baca juga: Cek 5 Karya Perlawanan 'Terakhir' Sanggar Bumi Tarung dalam Pameran Sampai Batas Tarung

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Resep Rendang Ayam, Sajian Lauk Sederhana & Mudah Dimasak

BERIKUTNYA

Hypereport: Memulihkan Diri Melalui Lukisan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: