Menulis Jurnal untuk Pulih bersama Janti Wignjopranoto (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)

Belajar Menghargai Diri Sendiri dan Alam dengan Gaya Hidup Slow Living

12 September 2022   |   11:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kesadaran akan isu-isu lingkungan yang mengancam kepunahan makhluk di Bumi semakin hari semakin meningkat di kalangan masyarakat. Namun, menjadi sadar tidaklah cukup. Perlu ada tindakan nyata untuk mengurangi ancaman kepunahan tersebut.

Salah satunya adalah dengan beralih ke gaya hidup yang sadar, bertanggungjawab, dan tentunya ramah lingkungan atau biasa dikenal dengan gaya hidup slow living. Saat ini pun banyak ruang diskusi atau kelas yang mengadakan kegiatan belajar bersama tentang gaya hidup slow living, salah satunya komunitas Sejauh Rumah Kita.

Sejauh Rumah Kita adalah sebuah ruang belajar yang dibuat oleh jenama tekstil lokal Sejauh Mata Memandang, sebagai wadah masyarakat belajar menerapkan gaya hidup slow living, gaya hidup sehat dan lebih ramah lingkungan, serta lebih bijak dan sadar dalam mengonsumsi dan merawat barang-barang di sekitar mereka sebagai solusi dan aksi sederhana dalam melindungi Bumi dari kepunahan.

Baca juga: Sejauh Rumah Kita, Tempat Belajar Gaya Hidup Slow Living yang Menyenangkan

Melalui kegiatan Belajar Bersama tersebut, Sejauh Mata Memandang menggandeng berbagai komunitas slow living di Yogyakarta untuk berbagi ilmu dan tips menjalani gaya hidup slow living yang dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, dan juga dengan alam. 

Setelah menghadirkan beberapa kelas menarik seperti menjilid buku, meracik minuman berbasis rempah, bincang santai tentang hutan konservasi, hingga mempelajari sejarah ubin semen cap Kunci, Sejauh Rumah Kita juga telah mengadakan dua kelas menarik lainnya seperti berikut ini.
 

1. Menulis Jurnal untuk Pulih

 

s

Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang

Dalam kelas ini, Sejauh Rumah Kita menggandeng Janti Wignjopranoto, seorang penulis buku, praktisi vegan, raw food chef, serta Certified Ayurveda Practitioner asal Yogyakarta. Dia juga dikenal sebagai Janti Alterjiwo, dimana melalui akun Instagramnya, dia sering membagikan catatan harian tentang makanan dan resep makanan yang diolahnya sendiri.

Pada kegiatan belajar bersama ini, Janti berbagi wawasan kepada peserta yang hadir tentang cara memahami diri sendiri melalui kegiatan menulis jurnal sebagai cara memulihkan diri yang dimulai dari langkah penerimaan, pemulihan, dan pemberdayaan.

Janti mengajarkan para peserta untuk memahami manfaat menulis jurnal, hubungannya dengan proses trauma emosi, hal-hal yang membedakan menulis buku harian (diary) dengan menulis jurnal, dan melatih peserta untuk menulis jurnal dengan berbagai format.

Kegiatan menulis jurnal untuk proses pemulihan ini pada dasarnya adalah sebuah kegiatan yang mengharuskan seseorang untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan menulis yang bertujuan untuk refleksi diri.

Proses refleksi diri tak hanya sebatas mengekspresikan pikiran dan perasaan seseorang, tetapi juga memetakan faktor-faktor yang membuat dia merasa atau mengalami suatu permasalahan, serta mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang mengganggunya tersebut.

Setelah sesi pembelajaran singkat di Sejauh Rumah Kita, para peserta akan melanjutkan kegiatan Tujuh Hari Menulis Jurnal Bersama yang akan melengkapi pembelajaran singkat tersebut secara daring yang dipandu langsung oleh Janti.


2. Membuat Magnet Kulkas dari Sampah Plastik

 

Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang

Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang

Sejauh Rumah Kita juga mengadakan kelas belajar mengkreasikan sampah plastik sekali pakai menjadi sebuah kerajinan tangan yang diajarkan oleh TacTic Plastic.

Tactic Plastic adalah sebuah kelompok seni yang giat mengolah kembali sampah plastik, yang didirikan pada tahun 2016 oleh tiga seniman, yaitu Ayu Arista Murti, Mutia Bunga dan Lily Elserisa. Kelompok itu didirikan karena keprihatinan mereka terhadap pencemaran plastik yang berbahaya dan mempengaruhi kelangsungan makhluk hidup di bumi.

Baca juga: 4 Kegiatan Seru di Sejauh Rumah Kita, Tempat Belajar Gaya Hidup Slow Living

Pada awalnya, para seniman TacTic Plastic mendapatkan plastik dengan cara berburu sampah di sekitar pinggir pantai daerah Bantul dan bekerjasama dengan beberapa bank sampah. Namun, karena persediaan sampah plastik tak selalu memadai, mereka mencetuskan program Donasi Plastik pada awal tahun 2018 dengan mengandalkan media sosial.

Pada kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta diajarkan untuk berkreasi membuat magnet tempelan kulkas yang dibuat dari sampah kantong plastik sekali pakai yang sudah dibersihkan lalu dibuat sesuai dengan berbagai bentuk dan perpaduan warna, sesuai dengan kreasi masing-masing peserta.

Salah satu pendiri TacTic Plastik, Lily Elserisa, berpendapat bahwa banyak cara untuk berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan yang dapat dimulai dari hal yang terdekat dan kecil. "Sebagai seniman, para seniman TacTic Plastic memulainya dengan membuat karya seni rupa," katanya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Raisa hingga Rap Rock United Guncang Istora Senayan di Hari Kedua FLAVS 2022

BERIKUTNYA

Tampil Perdana di Teaser The Little Mermaid, Simak Profil Halle Bailey

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: