Jaga Bumi dari Kerusakan, Begini 4 Langkah Mudah Menerapkan Sustainable Lifestyle
01 May 2024 |
14:00 WIB
Gaya hidup ramah lingkungan (sustainable lifestyle) sangat penting untuk menjaga kelestarian Bumi. Namun sayangnya, masih banyak dari kita yang belum menerapkannya dan tidak sadar ikut berkontribusi dalam kerusakan ekosistem, punahnya spesies, sampai timbulnya berbagai masalah kesehatan.
Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah, ada baiknya untuk memulai gaya hidup ramah lingkungan atau berkelanjutan. Caranya cukup mudah kok, Genhype. Buat kamu yang ingin memulainya, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk memulai sustainable lifestyle.
Baca juga: 7 Tips Parenting dengan Gaya Hidup Sustainable, Ternyata Mudah Lho!
Nah, untuk mengurangi sampah plastik ini, kamu bisa menerapkan conscious living dengan membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, menggunakan botol minum isi ulang, dan menghindari penggunaan sedotan.
Sementara itu, sampah organik seperti sisa dapur, makanan, sayuran dan kulit buah juga dapat diolah menjadi kompos tanah serta pakan ternak hewan.
“Bahkan memilah sampah ini juga bisa menjadi pemasukan tambahan untuk kita karena ada beberapa pihak yang bersedia membayarnya,” ujar Rendria Labde, pendiri Magalarva yang berfokus pada pengumpulan sampah makanan yang diolah dengan black soldier fly (BSF) untuk menjadi pakan ternak dan piaraan berkualitas tinggi.
Asap pembakaran sampah mengandung bahan kimia beracun yang mencemari udara dan dapat terhirup oleh manusia dan hewan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari pembakaran sampah dan mencari solusi pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Saat ini, banyak inovasi produk ramah lingkungan yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Salah satunya PLANA (Plastic For Nature), startup greentech yang mendaur ulang plastik dan gabah padi menjadi decking husk plastic composite, seperti Planawood dan Planabrick untuk material bangunan yang berkelanjutan.
Co-founder & Chief of Sustainability PLANA Joshua C. Chandra menerangkan inovasi ini merupakan perwujudan misi pihaknya dalam memberikan solusi permasalahan penggunaan kayu yang berlebih dalam bangunan guna menyelamatkan bumi dari limbah dan deforestasi.
“Masyarakat Indonesia perlu memiliki keterbukaan dan melakukan riset terhadap produk ramah lingkungan demi bumi yang lebih lestari kini dan nanti," jelasnya.
Baca juga: Limbah Tekstil Jadi Sorotan, Fesyen Berkonsep Sustainable Makin Dilirik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah, ada baiknya untuk memulai gaya hidup ramah lingkungan atau berkelanjutan. Caranya cukup mudah kok, Genhype. Buat kamu yang ingin memulainya, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk memulai sustainable lifestyle.
Baca juga: 7 Tips Parenting dengan Gaya Hidup Sustainable, Ternyata Mudah Lho!
1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai
Plastik sekali pakai (single use plastic) seperti kantong plastik, sedotan, dan botol plastik, merupakan penyumbang terbesar polusi lingkungan. United Nations Environment Programme (UNEP) memperingatkan polusi plastik di lautan diprediksi akan melonjak drastis hingga tiga kali lipat, dari yang sebelumnya 9-14 juta ton pada 2016 menjadi 23-27 juta ton pada 2040 apabila tidak dilakukan langkah pencegahan.Nah, untuk mengurangi sampah plastik ini, kamu bisa menerapkan conscious living dengan membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, menggunakan botol minum isi ulang, dan menghindari penggunaan sedotan.
2. Pilah sampah anorganik dan organik
Seringkali sampah bertumpuk menjadi benda yang tak terpakai, padahal di balik itu terdapat potensi besar untuk menyelamatkan Bumi. Dengan memilah sampah anorganik seperti wadah plastik, botol kaca, dan logam bekas, dapat diolah kembali menjadi produk pakai baru seperti tas dan aksesoris, hiasan dinding, serta perabot rumah tangga lo.Sementara itu, sampah organik seperti sisa dapur, makanan, sayuran dan kulit buah juga dapat diolah menjadi kompos tanah serta pakan ternak hewan.
“Bahkan memilah sampah ini juga bisa menjadi pemasukan tambahan untuk kita karena ada beberapa pihak yang bersedia membayarnya,” ujar Rendria Labde, pendiri Magalarva yang berfokus pada pengumpulan sampah makanan yang diolah dengan black soldier fly (BSF) untuk menjadi pakan ternak dan piaraan berkualitas tinggi.
3. Stop pembakaran sampah
Membakar sampah rumah tangga, plastik, dan kayu yang dicat bukan hanya praktik yang tidak ramah lingkungan, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.Asap pembakaran sampah mengandung bahan kimia beracun yang mencemari udara dan dapat terhirup oleh manusia dan hewan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari pembakaran sampah dan mencari solusi pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
4. Gunakan produk alternatif ramah lingkungan
Menggantikan penggunaan produk alternatif yang ramah lingkungan merupakan investasi jangka panjang untuk menjamin kesejahteraan planet Bumi dan generasi mendatang. Lebih dari itu, produk ramah lingkungan biasanya diproduksi menggunakan teknologi dan bahan baku yang lebih berkelanjutan, sehingga membantu memperpanjang umur sumber daya alam yang terbatas.Saat ini, banyak inovasi produk ramah lingkungan yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Salah satunya PLANA (Plastic For Nature), startup greentech yang mendaur ulang plastik dan gabah padi menjadi decking husk plastic composite, seperti Planawood dan Planabrick untuk material bangunan yang berkelanjutan.
Co-founder & Chief of Sustainability PLANA Joshua C. Chandra menerangkan inovasi ini merupakan perwujudan misi pihaknya dalam memberikan solusi permasalahan penggunaan kayu yang berlebih dalam bangunan guna menyelamatkan bumi dari limbah dan deforestasi.
“Masyarakat Indonesia perlu memiliki keterbukaan dan melakukan riset terhadap produk ramah lingkungan demi bumi yang lebih lestari kini dan nanti," jelasnya.
Baca juga: Limbah Tekstil Jadi Sorotan, Fesyen Berkonsep Sustainable Makin Dilirik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.