Film Horor Diprediksi Masih Mendominasi hingga 2 Tahun Mendatang
31 July 2024 |
07:00 WIB
Genre horor masih populer di kalangan penonton Indonesia, terbukti dari dominasi film horor dalam daftar film terlaris tahun ini. Beberapa judul bahkan menjadi film terlaris sepanjang masa, menggeser rekor sebelumnya. Tren positif ini diprediksi akan terus berlanjut dalam dua tahun ke depan.
7 dari 10 film Indonesia terlaris yang tayang 2024 didominasi oleh genre horor. Posisi pertama ditempati oleh Agak Laen yang awal tahun ini menggebrak pasar dengan meraup 9,1 juta penonton. Capaian ini membuat film garapan sutradara Muhadkly Acho itu melesat menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa kedua di belakang KKN di Desa Penari dengan 10 juta lebih penonton.
Posisi Agak Laen disusul oleh Vina: Sebelum 7 Hari yang berhasil meraup 5,8 juta penonton, yang juga melesat menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa ketujuh. Lalu diikuti oleh Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur yang masing-masing memperoleh 4 juta lebih penonton.
Baca juga: 15 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Genre Horor Mendominasi
3 judul lainnya termasuk film horor-komedi Sekawan Limo yang meraih 2,2 juta penonton dan masih berpotensi meraup penonton lebih banyak lantaran masih tayang di bioskop. Adapun, dua judul tersisa yakni Pemandi Jenazah yang meraup 1,6 juta penonton dan Kereta Berdarah dengan 1 juta penonton.
Produser Amrit Punjabi menilai genre horor masih akan merajai industri perfilman Indonesia, bahkan diprediksi tren positifnya akan terus berlanjut hingga 1-2 tahun mendatang. Menurutnya, minat masyarakat terhadap film horor tidak akan turun, sekalipun sejumlah rumah produksi mencoba menawarkan film dengan genre yang lebih variatif.
"Menurut saya, horor akan masih menjadi makanan utama di perfilman Indonesia. Saya pikir mungkin untuk satu sampai dua tahun ke depan. Saya tidak meihat itu akan menurun," katanya saat ditemui Hypeabis.id di kantor Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2024).
Amrit berpendapat berbeda dari genre lainnya seperti drama, film horor menawarkan entertainment value atau nilai hiburan yang lebih kepada penontonnya ketika ditonton langsung di bioskop. Hal itulah yang menurutnya menjadi salah satu faktor utama masyarakat berbondong-bondong ke bioskop menonton film horor.
"Film-film horor termasuk juga fantasi dan aksi itu punya cinema experience yang lebih. Sekarang orang akan lebih pilih-pilih untuk nonton film di bioskop, makanya mereka akan pilih film yang memberikan pengalaman lebih," katanya.
Di tengah menjamurnya film horor dan kian ketatnya persaingan untuk menarik perhatian penonton, Amrit mengatakan pihaknya berusaha untuk berstrategi salah satunya ialah terus menghadirkan film-film horor dengan cerita yang dekat dan relate dengan masyarakat. Termasuk, bekerja sama dengan banyak rumah produksi dan kreator untuk mengembangkan materi-materi film horor.
Salah satunya ialah menggandeng DMS+, aplikasi horor pertama yang digawangi oleh Sara Wijayanto yang terkenal dengan programnya yakni Diary Misteri Sara (DMS) dan Diary Sara Wijayanto (DSW). Kerja sama ini dilakukan agar MVP Pictures bisa menghadirkan konten misteri dan horor yang kian menarik, menegangkan dan berkualitas tinggi.
"Kami selalu mencari cerita-cerita yang lebih autentik dan penuh drama. Karena biarpun horor, tapi dramanya juga harus tetap ada dan penonton merasa dekat dengan karakternya," katanya.
Adapun, sampai akhir tahun ini, Amrit mengatakan MVP Pictures telah menyiapkan sejumlah judul film horor yakni Pengantin Setan, Pulau Hantu, Dosa Musyrik, dan Perjanjian Setan. "Tahun ini masih ada setidaknya tiga atau empat film harusnya yang bisa dirilis," katanya.
Sutradara Azhar Kinoi Lubis sepakat jika horor masih menjadi genre yang paling diminati oleh penonton Indonesia. Menurutnya, besarnya minat itu juga dibarengi dengan perkembangan eksplorasi para filmmaker yang berupaya untuk selalu menyuguhkan film-film horor dengan bentuk-bentuk yang baru.
Hal itu juga yang dilakukannya sebagai sutradara. Sejak menggarap film horor pertamanya, Kafir: Bersekutu dengan Setan, yang dirilis 2018, sutradara yang akrab disapa Kinoi itu selalu bereksplorasi menggarap film horor dengan bentuk yang baru, baik dari segi penceritaan maupun pengembangan elemen jumpscare.
Selain Kafir, Kinos juga telah menggarap sejumlah film horor lain di antaranya Ikut Aku ke Neraka (2019), Mangkujiwo (2020), Spirit Doll (2023), dan Di Ambang Kematian (2023). Terbaru, dia akan menyutradarai dua film horor yakni Pengantin Setan dan Lemah Santet Banyuwangi.
Menurutnya, eksplorasi dalam menggarap film horor sangat perlu dilakukan oleh para filmmaker di tengah minat dan referensi penonton yang terus berkembang. "Pengalaman nonton horor itu kan beda di bioskop yang membuat orang jadi kayak masuk ke wahana. Elemen itu yang membuat horor di bioskop makin diminati," katanya.
Pada kesempatan yang sama, aktris Erika Carlina menilai besarnya minat penonton Indonesia terhadap film horor dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang percaya terhadap mitos dan legenda-legenda. Terlebih, sejumlah daerah di Tanah Air memiliki mitos dan legendanya masing-masing.
"Menurut aku, pengembangan-pengembangan cerita dari mitos-mitos yang ada ini lah yang bikin orang Indonesia tertarik untuk nonton. Karena mereka percaya dan cerita yang diangkat itu terasa dekat dengan mereka," katanya.
Baca juga: 10 Film Indonesia Pencetak Box Office 2024: Sekawan Limo hingga Ipar Adalah Maut
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
7 dari 10 film Indonesia terlaris yang tayang 2024 didominasi oleh genre horor. Posisi pertama ditempati oleh Agak Laen yang awal tahun ini menggebrak pasar dengan meraup 9,1 juta penonton. Capaian ini membuat film garapan sutradara Muhadkly Acho itu melesat menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa kedua di belakang KKN di Desa Penari dengan 10 juta lebih penonton.
Posisi Agak Laen disusul oleh Vina: Sebelum 7 Hari yang berhasil meraup 5,8 juta penonton, yang juga melesat menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa ketujuh. Lalu diikuti oleh Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur yang masing-masing memperoleh 4 juta lebih penonton.
Baca juga: 15 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Genre Horor Mendominasi
3 judul lainnya termasuk film horor-komedi Sekawan Limo yang meraih 2,2 juta penonton dan masih berpotensi meraup penonton lebih banyak lantaran masih tayang di bioskop. Adapun, dua judul tersisa yakni Pemandi Jenazah yang meraup 1,6 juta penonton dan Kereta Berdarah dengan 1 juta penonton.
Produser Amrit Punjabi menilai genre horor masih akan merajai industri perfilman Indonesia, bahkan diprediksi tren positifnya akan terus berlanjut hingga 1-2 tahun mendatang. Menurutnya, minat masyarakat terhadap film horor tidak akan turun, sekalipun sejumlah rumah produksi mencoba menawarkan film dengan genre yang lebih variatif.
"Menurut saya, horor akan masih menjadi makanan utama di perfilman Indonesia. Saya pikir mungkin untuk satu sampai dua tahun ke depan. Saya tidak meihat itu akan menurun," katanya saat ditemui Hypeabis.id di kantor Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2024).
Amrit berpendapat berbeda dari genre lainnya seperti drama, film horor menawarkan entertainment value atau nilai hiburan yang lebih kepada penontonnya ketika ditonton langsung di bioskop. Hal itulah yang menurutnya menjadi salah satu faktor utama masyarakat berbondong-bondong ke bioskop menonton film horor.
"Film-film horor termasuk juga fantasi dan aksi itu punya cinema experience yang lebih. Sekarang orang akan lebih pilih-pilih untuk nonton film di bioskop, makanya mereka akan pilih film yang memberikan pengalaman lebih," katanya.
Di tengah menjamurnya film horor dan kian ketatnya persaingan untuk menarik perhatian penonton, Amrit mengatakan pihaknya berusaha untuk berstrategi salah satunya ialah terus menghadirkan film-film horor dengan cerita yang dekat dan relate dengan masyarakat. Termasuk, bekerja sama dengan banyak rumah produksi dan kreator untuk mengembangkan materi-materi film horor.
Salah satunya ialah menggandeng DMS+, aplikasi horor pertama yang digawangi oleh Sara Wijayanto yang terkenal dengan programnya yakni Diary Misteri Sara (DMS) dan Diary Sara Wijayanto (DSW). Kerja sama ini dilakukan agar MVP Pictures bisa menghadirkan konten misteri dan horor yang kian menarik, menegangkan dan berkualitas tinggi.
"Kami selalu mencari cerita-cerita yang lebih autentik dan penuh drama. Karena biarpun horor, tapi dramanya juga harus tetap ada dan penonton merasa dekat dengan karakternya," katanya.
Adapun, sampai akhir tahun ini, Amrit mengatakan MVP Pictures telah menyiapkan sejumlah judul film horor yakni Pengantin Setan, Pulau Hantu, Dosa Musyrik, dan Perjanjian Setan. "Tahun ini masih ada setidaknya tiga atau empat film harusnya yang bisa dirilis," katanya.
Eksplorasi Film Horor
Sutradara Azhar Kinoi Lubis sepakat jika horor masih menjadi genre yang paling diminati oleh penonton Indonesia. Menurutnya, besarnya minat itu juga dibarengi dengan perkembangan eksplorasi para filmmaker yang berupaya untuk selalu menyuguhkan film-film horor dengan bentuk-bentuk yang baru.Hal itu juga yang dilakukannya sebagai sutradara. Sejak menggarap film horor pertamanya, Kafir: Bersekutu dengan Setan, yang dirilis 2018, sutradara yang akrab disapa Kinoi itu selalu bereksplorasi menggarap film horor dengan bentuk yang baru, baik dari segi penceritaan maupun pengembangan elemen jumpscare.
Selain Kafir, Kinos juga telah menggarap sejumlah film horor lain di antaranya Ikut Aku ke Neraka (2019), Mangkujiwo (2020), Spirit Doll (2023), dan Di Ambang Kematian (2023). Terbaru, dia akan menyutradarai dua film horor yakni Pengantin Setan dan Lemah Santet Banyuwangi.
Menurutnya, eksplorasi dalam menggarap film horor sangat perlu dilakukan oleh para filmmaker di tengah minat dan referensi penonton yang terus berkembang. "Pengalaman nonton horor itu kan beda di bioskop yang membuat orang jadi kayak masuk ke wahana. Elemen itu yang membuat horor di bioskop makin diminati," katanya.
Pada kesempatan yang sama, aktris Erika Carlina menilai besarnya minat penonton Indonesia terhadap film horor dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang percaya terhadap mitos dan legenda-legenda. Terlebih, sejumlah daerah di Tanah Air memiliki mitos dan legendanya masing-masing.
"Menurut aku, pengembangan-pengembangan cerita dari mitos-mitos yang ada ini lah yang bikin orang Indonesia tertarik untuk nonton. Karena mereka percaya dan cerita yang diangkat itu terasa dekat dengan mereka," katanya.
Baca juga: 10 Film Indonesia Pencetak Box Office 2024: Sekawan Limo hingga Ipar Adalah Maut
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.