Kenali Perbedaan Flu, Pilek, Alergi, dan Urtikaria dari Cuaca Dingin
12 July 2024 |
16:30 WIB
Cuaca dingin biasanya dapat menyebabkan flu seperti pilek dan bersin. Namun, mungkin beberapa dari kalian akan mengalami flu berat disertai mata gatal dan berair. Ternyata, gejala tersebut merupakan salah satu reaksi alergi dingin, lho!
Dilansir dari News in Health, meskipun flu dan pilek menyebabkan hidung tersumbat, batuk, dan sakit tenggorokan, tapi kedua penyakit ini berasal dari virus yang berbeda. Terdapat perbedaan gejala dimana flu dapat menyebabkan demam tinggi selama tiga hingga empat hari, disertai sakit kepala, kelelahan, dan nyeri.
Baca juga: Waspada Risiko Minum Air Dingin di Tengah Cuaca Panas, Bisa Sebabkan Flu hingga Diare
Jika pilek dan flu disebabkan oleh virus, maka tidak dengan alergi. Ketika kita bersentuhan atau bersinggungan dengan sesuatu yang dapat menyebabkan alergi – dalam kasus ini adalah udara dingin – maka jaringan pernapasan akan membengkak yang membuat hidung kalian tersumbat dan berair.
Selain itu, pilek dan flu jarang berlangsung lebih dari 2 minggu. Namun, alergi akan berlangsung terus menerus bahkan lebih dari 2 minggu selama kalian masih berada di sekitar hal-hal yang memicu alergi tersebut.
Selain reaksi alergi seperti mata berair dan hidung tersumbat dengan rentang waktu yang cukup lama, kadang akan muncul ruam seperti bentol yang membuat gatal.
Ruam tersebut termasuk salah satu jenis reaksi alergi dingin dengan nama urtikaria dingin. Dilansir dari Cleveland Clinic, gejala ini dapat dipicu oleh makanan atau minuman dingin, meletakkan es di kulit, berenang atau mandi di air dingin, atau berjalan di luar ruangan saat cuaca dingin.
Urtikaria dibagi menjadi dua jenis, yaitu acquired urtikaria dan familial urtikaria. Acquired urtikaria terjadi pada seseorang yang tidak memiliki penyakit ini di keluarganya. Umumnya, gejalanya muncul beberapa menit setelah terpapar dingin dan hilang dalam satu hingga dua jam.
Sedangkan, familial urtikaria terjadi karena penyakit turunan. Gejalanya akan muncul 30 menit hingga 48 jam setelah terpapar udara dingin.
Meskipun dikenal sebagai jenis alergi dingin, urtikaria juga dapat menjadi penyakit bawaan pada pengidap kanker darah, kelainan darah, kanker limfatik, sifilis, dan cacar air.
Alergi ini ditandai dengan munculnya ruam seperti bentuk biduran, benjolan, atau bekas luka kemerahan yang disertai rasa gatal. Dalam beberapa kasus, urtikaria juga dapat menyebabkan kelelahan, demam, sakit kepala, dan nyeri sendi.
Cara paling ampuh untuk menghindari alergi ini adalah menghindari cuaca dingin dengan tidak keluar rumah saat cuaca dingin, memakai baju tebal, dan tidak memakan makanan atau minuman yang dingin.
Namun, jika dirasa reaksi alergi sudah cukup mengganggu, terdapat beberapa obat umum seperti antihistamin, desensitisasi, dan suntikan epinefrin. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter apabila reaksi alergi sangat mengganggu dan parah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dilansir dari News in Health, meskipun flu dan pilek menyebabkan hidung tersumbat, batuk, dan sakit tenggorokan, tapi kedua penyakit ini berasal dari virus yang berbeda. Terdapat perbedaan gejala dimana flu dapat menyebabkan demam tinggi selama tiga hingga empat hari, disertai sakit kepala, kelelahan, dan nyeri.
Baca juga: Waspada Risiko Minum Air Dingin di Tengah Cuaca Panas, Bisa Sebabkan Flu hingga Diare
Jika pilek dan flu disebabkan oleh virus, maka tidak dengan alergi. Ketika kita bersentuhan atau bersinggungan dengan sesuatu yang dapat menyebabkan alergi – dalam kasus ini adalah udara dingin – maka jaringan pernapasan akan membengkak yang membuat hidung kalian tersumbat dan berair.
Selain itu, pilek dan flu jarang berlangsung lebih dari 2 minggu. Namun, alergi akan berlangsung terus menerus bahkan lebih dari 2 minggu selama kalian masih berada di sekitar hal-hal yang memicu alergi tersebut.
Selain reaksi alergi seperti mata berair dan hidung tersumbat dengan rentang waktu yang cukup lama, kadang akan muncul ruam seperti bentol yang membuat gatal.
Ruam tersebut termasuk salah satu jenis reaksi alergi dingin dengan nama urtikaria dingin. Dilansir dari Cleveland Clinic, gejala ini dapat dipicu oleh makanan atau minuman dingin, meletakkan es di kulit, berenang atau mandi di air dingin, atau berjalan di luar ruangan saat cuaca dingin.
Urtikaria dibagi menjadi dua jenis, yaitu acquired urtikaria dan familial urtikaria. Acquired urtikaria terjadi pada seseorang yang tidak memiliki penyakit ini di keluarganya. Umumnya, gejalanya muncul beberapa menit setelah terpapar dingin dan hilang dalam satu hingga dua jam.
Sedangkan, familial urtikaria terjadi karena penyakit turunan. Gejalanya akan muncul 30 menit hingga 48 jam setelah terpapar udara dingin.
Meskipun dikenal sebagai jenis alergi dingin, urtikaria juga dapat menjadi penyakit bawaan pada pengidap kanker darah, kelainan darah, kanker limfatik, sifilis, dan cacar air.
Alergi ini ditandai dengan munculnya ruam seperti bentuk biduran, benjolan, atau bekas luka kemerahan yang disertai rasa gatal. Dalam beberapa kasus, urtikaria juga dapat menyebabkan kelelahan, demam, sakit kepala, dan nyeri sendi.
Cara paling ampuh untuk menghindari alergi ini adalah menghindari cuaca dingin dengan tidak keluar rumah saat cuaca dingin, memakai baju tebal, dan tidak memakan makanan atau minuman yang dingin.
Namun, jika dirasa reaksi alergi sudah cukup mengganggu, terdapat beberapa obat umum seperti antihistamin, desensitisasi, dan suntikan epinefrin. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter apabila reaksi alergi sangat mengganggu dan parah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.