Ilustrasi musik gamelan (Sumber foto: Unsplash/Aditya Nara)

Musik Gamelan Dipercaya Bisa Mencegah Demensia

06 July 2024   |   15:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Musik tradisional Indonesia yang sangat kaya berpotensi besar digunakan sebagai terapi musik untuk kesehatan masyarakat. Salah satu di antaranya adalah permainan gamelan yang dipercaya dapat mencegah demensia terhadap individu berusia lanjut.

Gamelan adalah jenis musik orkestra tradisional yang berasal dari Indonesia, khususnya pulau Jawa dan Bali. Gamelan terdiri dari berbagai instrumen perkusi, seperti metallophone (instrumen batuan logam), xylophone (instrumen batuan kayu), gendang (drum tangan), gong, dan kenong (instrument gong bernada rendah).

Baca juga: Ternyata Musik Bisa Menjadi Terapi Ajaib untuk Kesehatan

Beberapa daerah mungkin juga memasukkan instrumen lain seperti suling (bambu seruling) atau rebab (instrumen gesek). Ada berbagai jenis gamelan, masing-masing dengan komposisi instrumen dan gaya bermain yang berbeda. Gamelan Jawa dan Bali adalah yang paling terkenal, namun gamelan juga ditemukan di daerah lain seperti Sunda, Lombok, dan Banyuwangi.

Music Therapist Kezia Karnila Putri mengatakan bahwa kegiatan dalam musik tradisional Indonesia sangat kaya dan belum banyak dieksplorasi sehingga sangat berpotensi untuk digunakan dalam terapi musik. Dia mengungkapkan, salah satu contoh kegiatan dalam musik tradisional adalah gamelan. Menurutnya, salah satu kondisi yang dialami oleh orang tua atau dengan lanjut usia adalah mengalami penurunan kemampuan berpikir atau pikun.

Dia mengatakan bahwa kegiatan bermain gamelan dapat digunakan untuk mencegah penurunan kemampuan berpikir terhadap lansia tidak teralu cepat. “Saya sedang meneliti dampaknya terhadap kognitif memori lansia,” katanya.

Dia menjelaskan, permainan gamelan tidak menggunakan partitur, berbeda dengan musik barat. Individu harus mendengarkan instruktur dan menghafal aktivitas saat bermain alat musik tradisional tersebut.

Kegiatan mendengarkan instruktur dan menghafal aktivitas tersebut sudah dapat menstimulasi otak para pemainnnya. Kemudian – dalam permainannya – individu yang memainkan alat musik saron dan demung biasanya melakukan aktivitas memukul logam dengan tangan kanan dan menahan logam dengan tangan kiri untuk menghilangkan dengung.

Dia mengatakan, praktik memukul dan menahan logam dalam alat musik saron dan demung dalam gamelan akan mudah bagi generasi muda. Namun, praktik itu menjadi tantangan bagi individu yang telah berusia lanjut. “Sudah dipukul, lalu mereka harus ingat bagian mana yang harus ditutup,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, bahwa kegiatan memukul dan menahan logal yang ada dalam alat musik tradisional itu juga menstimulasi otak, sehingga mencegah penurunan kemampuan berpikir individu dengan lanjut usia.

Selain kegiatan bermain musik tradisional, Kezia juga meyakini bahwa bunyi yang dihasilkan oleh musik tradisi juga kemungkinan memiliki potensi untuk dijadikan terapi musik. Namun, potensi bunyi musik tradisi itu belum dieksplorasi.

Secara umum, Kezia Karnila Putri mengungkapkan musik dapat menjadi sarana terapi dan kesehatan lantaran pada dasarnya ada dua alasan. Pertama, kegiatan musik dalam berbagai bentuk mengaktifkan banyak bagian otak lantaran aktivitas bermusik adalah kegiatan multi sensor. Kedua, musik memiliki manfaat yang dapat memberikan stabilitas terhadap ritme tubuh seseorang. “Musik sesuatu yang terstruktur dan stabil,” katanya.

Dengan manfaat-manfaat yang ada, para terapis musik menggunakannya untuk terapi kesehatan fisik dan jiwa, seperti strok, bipolar, depresi, demensia, alzheimer, dan sebagainya. Dia mencontohkan, terapis menggunakan kegiatan musik berupa bernyanyi terhadap pasien penderita strok mengalami kerusakan di bagian bicara. Menurutnya, bagian otak individu yang lemah bisa “di-bypass” dengan bernyanyi.

Dia mengungkapkan bahwa kegiatan terapi musik lebih kepada kegiatan bermusik dalam “mengobati” klien. Jadi, terapis harus bisa bermain musik. Namun, pasien yang menjalaninya tidak harus dapat bermain musik.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Musik Campursari, Kombinasi Tradisional & Modern

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Ternyata Musik Bisa Menjadi Terapi Ajaib untuk Kesehatan

BERIKUTNYA

Terapi Musik Kian Diminati, Ini Penyebab dan Tantangannya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: