Aktor Coki Anwar selaku pemeran Darmo dalam film Pusaka berpose sebelum acara Kamis Santuy di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Begini Tantangan Coki Anwar Ketika Harus Tetap Melucu di Film Horor Pusaka

04 July 2024   |   18:51 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kehadiran Coki Anwar di film horor Pusaka garapan sutradara Rizal Mantovani menjadi sesuatu yang menarik. Seperti kemunculan komika-komika di film lain, kehadiran mereka kerap kali memiliki misi khusus, yakni mengisi unsur komedi di dalam film.

Namun, apa yang terjadi pada Coki tentu saja berbeda. Sebab, komika jebolan SUCI ini bermain di film yang bergenre horor. Dilihat dari official trailer-nya, film Pusaka tampil dengan sisi horor dan gore yang sangat intens.

Dalam trailer tersebut, penonton disuguhkan dengan set berlatar rumah megah yang tua yang berisi benda-benda peninggalan masa lalu. Rumah tersebut juga tampak memiliki banyak ruang rahasia. Adegan selanjutnya memperlihatkan kutukan dari benda pusaka mulai menghantui seisi rumah. Seluruh penghuni pun harus bertarung dengan teror misterius yang bisa membunuh nyawa mereka.

Baca Juga: Cerita Bukie B Mansyur, Pakai Medium Lagu untuk Pendalaman Karakter di Film Horor Pusaka
 

Aktor Coki Anwar selaku pemeran Darmo dalam film Pusaka berpose sebelum acara Kamis Santuy di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Aktor Coki Anwar selaku pemeran Darmo dalam film Pusaka berpose sebelum acara Kamis Santuy di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)


Coki mengatakan dalam film ini dirinya berperan sebagai Darmo. Karakter ini diceritakan sebagai penjaga rumah tua milik kolektor benda-benda pusaka yang dipunyai oleh Risang Wisangko (Slamet Rahardjo).

“Di film Pusaka ini, saya dikasih scene komedi, cuman enggak banyak atau tebel. Jadi, komedinya tipis saja, tetapi mengena,” jelas Coki kepada Hypeabis.id.

Menurut Coki, karakter yang dimainkannya ini cukup menantang. Sebab, dirinya mesti bisa melucu di sebuah film yang punya tensi horor dan mencekam yang tinggi. Terlebih, ini adalah kali pertama dirinya bermain di film bergenre horor.

Beruntungnya, scene komedi di film ini memang tidak terlalu banyak. Coki pun mesti memilah adegan-adegan mana yang bisa menjadi suguhan komedi dan mana yang memang dibiarkan mencekam saja.

Menurutnya, ini jadi sesuatu yang baru dan menarik baginya. Di sisi lain, Coki menyebut berkomedi di atas panggung dan melucu di dalam adegan film rupanya merupakan sesuatu yang begitu berbeda.

Dirinya pun mengaku harus lebih banyak mengerem sehingga komedi ditampilkan di depan kamera tidak terlalu berlebihan. Komika yang kerap menyapa penonton dengan sebutan “orang-orang lemah” lebih memilih menerapkan teknik komedi yang tipis-tipis saja, tetapi kena di penonton nantinya.

“Tantangan di horor lebih ke bagaimana akting yang tidak berlebihan, ekspresinya utamanya. Ini cukup beda dengan panggung stand up comedy yang lebih bebas. Jadi, di sini karakter yang saya mainkan memang menuntut untuk tidak terlalu banyak bermain ekspresi,” imbuhnya.

Ketika ada adegan komedi, Coki pun akhirnya lebih membawakannya secara verbal dibanding menggunakan gimik atau permainan gestur. Namun, di luar itu, Coki menjanjikan secara umum film ini menonjolkan sisi mencekam yang kuat.
 

Film horor produksi MVP Pictures ini menceritakan sebuah kejadian misterius di sebuah rumah besar milik kolektor bernama Risang Wisangko (Slamet Rahardjo). Rumah itu diwariskan kepada kedua anaknya, Randi Wisangko (Bukie B Mansyur) dan Bian Wsangko (Shofia Shireen). Dalam mengelola rumah itu, mereka dibantu oleh Prof Dirga (Joseph Kara), Mayang (Sahila Hisyam) dan Darmo (Coki Anwar).

Mereka ingin rumah tersebut direnovasi an dipugar menjadi museum, karena di dalamnya juga terdapat banyak arca, prasasti, serta senjata berumur ratusan tahun lamanya. Untuk melakukan itu, datanglah sekelompok pekerja yang dipimpin oleh Nina (Shareefa Daanish) dan beranggotakan Hanna (Susan Sameh), David (Ajil Ditto), Sandra (Ully Triani), serta Ade (Ikhsan Samiaji).

Mereka pun melakukan survei, mendata barang bersejarah yang semestinya tak dimiliki pribadi ini, serta memperkirakan biaya renovasi. Hingga kemudian, tanpa disengaja, mereka justru melepaskan kutukan dari sebuah benda pusaka. Malapetaka yang tak diinginkan mulai menghantui kehidupan mereka. 

Film yang naskah skenarionya ditulis oleh Husein Atmodjo ini direncanakan tayang pada 18 Juli 2024. 

Baca Juga: Kenapa Orang Indonesia Suka Genre Horor? Ini Jawaban Pemeran Film Pusaka

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Kenapa Orang Indonesia Suka Genre Horor? Ini Jawaban Pemeran Film Pusaka

BERIKUTNYA

Dibintangi Putri Marino, Film Kabut Berduri Tayang 1 Agustus 2024 di Netflix

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: