Penampilan Stephen Sanchez di BNI Java Jazz Festival 2023. (Sumber foto: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Makin Bergeliat, Begini Peluang & Tantangan Bisnis Konser Menurut Pengamat Musik

29 June 2024   |   09:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Euforia masyarakat untuk datang ke konser musik diproyeksikan akan tumbuh signifikan pada 2024. Gelombang antusiasme itu dapat dilihat dengan semakin maraknya konser dan festival musik yang digelar di Tanah Air, baik skala nasional dan internasional.  

Menurut survei pembayaran digital Visa, masyarakat Indonesia menduduki peringkat tiga di Asia Pasifik dalam hal menghadiri konser pada 2023, baik lokal maupun internasional, dengan persentase 40 persen. Indonesia berada di posisi itu setelah India dengan angka sebesar 45 persen, dan Vietnam 41 persen.

Menariknya, konser musik di Indonesia tidak hanya terpaku pada satu genre musik saja, tapi sangat beragam. Mulai dari jazz, rock, hiphop, hingga EDM (electronic dance music) yang rutin digelar di Tanah Air dengan kualitas yang semakin membaik.

Salah satu konser yang dinanti masyarakat adalah Bruno Mars, yang gelaran konsernya dijadwalkan pada 13-14 September 2024 di Jakarta International Stadium (JIS). Grup idola, Treasure juga siap berjumpa dengan fans pada 29-30 Juni 2024 di Indonesia Arena GBK Senayan, Jakarta Pusat. 

Baca juga: Bruno Mars Tambah Jadwal Konser di Jakarta jadi 3 Hari, Tiket Presale Sudah Sold Out

Pengamat musik Aldo Sianturi mengatakan, perkembangan industri konser musik di Indonesia dalam 5 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan pesat dan dinamis. Ini dapat dilihat dari jumlah festival musik besar dan konser internasional yang meningkat, dengan berbagai genre yang lebih beragam. 

Dari segi manajemen konser atau festival saat ini juga semakin inklusif. Hal itu bisa terlihat dari bagaimana cara promotor membuat promosi, rangkaian acara, sampai penjualan tiket dengan mengandalkan media sosial, yang nyaris tidak ada kendala dari tataran penonton. 

Aksi  Penyanyi Sandy Shondoro di acara

Aksi Penyanyi Sandhy Sondoro di BNI Java Jazz Festival 2024. (Sumber foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)

Penyelenggaraan konser di kota-kota kecil dan daerah selain Jakarta dan Bali, menurutnya  juga memiliki potensi besar yang belum tergarap sepenuhnya. Sebab, masyarakat di daerah memiliki juga memiliki minat besar terhadap musik dan hiburan, terutama dengan mengedepankan nilai-nilai lokalitas dari daerah setempat.

Kendati begitu, bisnis konser musik saat ini masih menghadapi beberapa tantangan pelik. Salah satunya proses perizinan birokrasi yang rumit, yang dapat menunda atau menghambat pelaksanaan acara. Kurangnya regulasi yang mendukung sektor kreatif juga menghambat pertumbuhan industri ini. 

"Kasus penipuan tiket dan acara yang tidak sesuai harapan serta manajemen anggaran yang buruk dari beberapa promotor juga dapat merusak reputasi industri ini. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.

Aldo menjelaskan, untuk menanggulangi tantangan tersebut memang diperlukan kerja sama yang komprehensif dari berbagai pihak. Termasuk dengan melakukan kolaborasi antar berbagai instansi terkait, promotor, hingga artis lokal yang berguna untuk menarik lebih banyak penggemar. 

Dia juga mengimbau pemerintah untuk menyederhanakan proses perizinan, dan memberikan dukungan finansial bagi para pelaku industri ini. "Dengan kolaborasi yang baik antara artis, penyelenggara, dan pihak terkait, potensi pasar konser musik di Indonesia dapat dimaksimalkan secara efektif," katanya. 

Sebagai tambahan informasi, pemerintah melalui Kemenparekraf kian mantap menata perizinan event dengan jalur digitali. Saat ini, mereka tengah menguji situs perizinan event yang nantinya bisa diakses oleh penyelenggara (EO) lewat satu pintu untuk kegiatan ekonomi kreatif. 

Tak hanya itu, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) saat ini juga sedang menggodok Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi penyelenggaraan konser-konser musik di Tanah Air. Hasil regulasi tersebut nantinya diharap dapat menjadi standar yang dapat digunakan sehingga acara konser musik dapat berjalan dengan lancar. 

Baca juga: Kronologi Konser TNG Lenfest 2024 Batal Digelar, Berujung Panggung Dibakar Penonton

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Seri Monolog Di Tepi Sejarah Musim Ketiga Kini Bisa Ditonton di Indonesiana TV, Catat Tanggalnya!

BERIKUTNYA

Tutup Jalan Yaowarat untuk Syuting MV, Lisa BLACKPINK Berikan Rp8,9 Juta ke Tiap Toko

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: