Dari Kebersihan hingga Finansial, Lakukan Langkah Preventif Pencegahan DBD
28 June 2024 |
05:00 WIB
Sepanjang bulan Mei hingga Agustus 2024, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau. Nah, pada saat musim kemarau ini salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Meski curah hujan berkurang, nyamuk Aedes aegypti, atau pembawa virus dengue, masih bisa berkembang biak.
Kurangnya air mengalir selama musim kemarau justru menciptakan banyak genangan yang sering luput dari perhatian kita. Kaleng, botol, dan bak bekas dapat menjadi sarang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: Pakar Ungkap Alasan Kasus DBD Tinggi dan Gejalanya Semakin Berat
Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengingatkan, jika ada anggota keluarga yang demam dan tidak kunjung turun, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat sebab bisa jadi demam yang dirasakan pasien karena sudah terjangkit demam berdarah.
“Digigit nyamuk memberikan sensasi gatal dan tidak nyaman. Permasalahan nyamuk aedes aegypti bukan sekadar rasa gatal, tetapi dapat membawa virus demam berdarah,” tuturnya.
Nyamuk betina pada jenis ini menularkan virus setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Jadi, lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina maka virus dapat berpindah ke manusia lainnya. Umumnya, pasca digigit nyamuk, pasien akan merasa demam tinggi.
Gejala khas berikutnya yang dapat terjadi pada pasien setelah demam tinggi adalah sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi serta ruam atau bintik merah pada kulit. Ada yang sampai mimisan dan terjadi pendarahan pada gusi.
Menurutnya, penyakit DBD harus segera ditangani karena bisa menyebabkan trombosit terus menurun. Jika turunnya hingga di bawah 100.00 per milimeter kubik, dapat memicu kebocoran plasma yang bisa mengakibatkan Dengue Shock Syndrome (DDS).
Pada kondisi DDS, aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan sehingga dapat membuat tubuh kekurangan oksigen (hipoksia) dan berisiko menyebabkan tubuh kejang dan yang pada penyakit komplikasi, seperti kerusakan hati, jantung, otak, dan paru-paru hingga berisiko pada terjadinya kematian.
Dokter Fridolin menyebutkan sejumlah langkah preventif yang harus dilakukan untuk mencegah DBD.
Adapun langkah-langkah preventif berkaitan dengan kebersihan lingkungan, seperti menghilangkan tempat yang berpotensi tergenang air, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan memastikan talang air tidak tersumbat dan selalu bersih.
“Anda dapat menggunakan aplikasi atau kalender di ponsel untuk mengingatkan waktu pembersihan dan pengecekan rutin tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk,” tuturnya.
Langkah preventif kesehatan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan asupan gizi melalui makanan yang bersih dan sehat. Konsumsi buah, sayur, dan protein setiap hari. Kecukupan makanan bergizi akan membantu sistem imun bekerja maksimal melawan infeksi.
“Tindakan preventif kesehatan lainnya untuk menjaga dan meningkatkan imunitas adalah menjaga kebersihan makanan, rajin mencuci tangan, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan kelola stress,” sebutnya.
Dokter Fridolin menambahkan, tindakan preventif juga perlu dilakukan pada anak karena anak cenderung sering bermain di luar ruangan dan daya tahan tubuhnya yang belum sekuat orang dewasa sehingga orang tua perlu berperan aktif melindungi anak dari gigitan nyamuk aedes aegypti.
Lengkapi dengan lotion anti nyamuk yang aman bagi kulit anak, kenakan baju berlengan panjang dan celana panjang saat tidur atau berada di luar rumah.
Tindakan preventif lainnya adalah menjaga finansial dari kerugian biaya pengobatan demam berdarah dengan cara melengkapi keluarga dengan perlindungan asuransi kesehatan. Bilamana perlu perawatan medis karena demam berdarah maka dapat segera diobati tanpa perlu khawatir soal biaya perawatan karena perusahaan asuransi akan menanggung biaya medis yang sesuai dengan perjanjian polis.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Kurangnya air mengalir selama musim kemarau justru menciptakan banyak genangan yang sering luput dari perhatian kita. Kaleng, botol, dan bak bekas dapat menjadi sarang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: Pakar Ungkap Alasan Kasus DBD Tinggi dan Gejalanya Semakin Berat
Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengingatkan, jika ada anggota keluarga yang demam dan tidak kunjung turun, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat sebab bisa jadi demam yang dirasakan pasien karena sudah terjangkit demam berdarah.
“Digigit nyamuk memberikan sensasi gatal dan tidak nyaman. Permasalahan nyamuk aedes aegypti bukan sekadar rasa gatal, tetapi dapat membawa virus demam berdarah,” tuturnya.
Nyamuk betina pada jenis ini menularkan virus setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Jadi, lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina maka virus dapat berpindah ke manusia lainnya. Umumnya, pasca digigit nyamuk, pasien akan merasa demam tinggi.
Gejala khas berikutnya yang dapat terjadi pada pasien setelah demam tinggi adalah sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi serta ruam atau bintik merah pada kulit. Ada yang sampai mimisan dan terjadi pendarahan pada gusi.
Menurutnya, penyakit DBD harus segera ditangani karena bisa menyebabkan trombosit terus menurun. Jika turunnya hingga di bawah 100.00 per milimeter kubik, dapat memicu kebocoran plasma yang bisa mengakibatkan Dengue Shock Syndrome (DDS).
Pada kondisi DDS, aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan sehingga dapat membuat tubuh kekurangan oksigen (hipoksia) dan berisiko menyebabkan tubuh kejang dan yang pada penyakit komplikasi, seperti kerusakan hati, jantung, otak, dan paru-paru hingga berisiko pada terjadinya kematian.
Dokter Fridolin menyebutkan sejumlah langkah preventif yang harus dilakukan untuk mencegah DBD.
1. Jaga Kebersihan Lingkungan
Adapun langkah-langkah preventif berkaitan dengan kebersihan lingkungan, seperti menghilangkan tempat yang berpotensi tergenang air, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan memastikan talang air tidak tersumbat dan selalu bersih.“Anda dapat menggunakan aplikasi atau kalender di ponsel untuk mengingatkan waktu pembersihan dan pengecekan rutin tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk,” tuturnya.
2. Jaga Kesehatan
Langkah preventif kesehatan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan asupan gizi melalui makanan yang bersih dan sehat. Konsumsi buah, sayur, dan protein setiap hari. Kecukupan makanan bergizi akan membantu sistem imun bekerja maksimal melawan infeksi.“Tindakan preventif kesehatan lainnya untuk menjaga dan meningkatkan imunitas adalah menjaga kebersihan makanan, rajin mencuci tangan, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan kelola stress,” sebutnya.
3. Lindungi Anak-anak
Dokter Fridolin menambahkan, tindakan preventif juga perlu dilakukan pada anak karena anak cenderung sering bermain di luar ruangan dan daya tahan tubuhnya yang belum sekuat orang dewasa sehingga orang tua perlu berperan aktif melindungi anak dari gigitan nyamuk aedes aegypti.Lengkapi dengan lotion anti nyamuk yang aman bagi kulit anak, kenakan baju berlengan panjang dan celana panjang saat tidur atau berada di luar rumah.
4. Jaga Finansial
Tindakan preventif lainnya adalah menjaga finansial dari kerugian biaya pengobatan demam berdarah dengan cara melengkapi keluarga dengan perlindungan asuransi kesehatan. Bilamana perlu perawatan medis karena demam berdarah maka dapat segera diobati tanpa perlu khawatir soal biaya perawatan karena perusahaan asuransi akan menanggung biaya medis yang sesuai dengan perjanjian polis.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.