Ilustrasi hipersomnia (Sumber foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Apa Itu Hipersomnia? Cek Penyebab sampai Pengobatannya

25 June 2024   |   15:58 WIB
Image
Amanda Syavira Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Selain insomnia, apakah Genhype juga pernah mendengar tentang kondisi yang disebut hipersomnia? Dilansir dari Healthline, hipersomnia adalah keadaan ketika seseorang mengalami tidur yang berlebihan atau kelebihan tidur yang tidak wajar, meskipun telah tidur dalam jumlah waktu yang cukup atau lebih dari cukup. 

Bagi beberapa orang, keadaan ini bukan sekadar merasa ngantuk pada siang hari, tetapi sering kali tidur berlebihan yang tidak dapat dijelaskan. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari karena mereka mungkin merasa sangat mengantuk atau lelah sepanjang hari bahkan setelah tidur malam yang panjang. 

Hal ini dapat menghambat produktivitas karena kesulitan dalam tetap terjaga dan fokus saat menjalankan tugas-tugas sehari-hari. Penderita hipersomnia juga mungkin mengalami kesulitan untuk bangun pagi yang secara langsung mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Lalu bagaimana hipersomnia bisa terjadi? Berikut penjelasannya. 

Baca juga: Awas! Insomnia Bisa Sebabkan Gagal Jantung Hingga Stroke
 

1. Gejala dan penyebab

Menurut Sleep Foundation, orang dengan hipersomnia sering merasa sangat ingin tidur pada waktu yang tidak tepat, misalnya saat bekerja atau sekolah, di tengah-tengah acara sosial, atau ketika sedang berbicara dengan orang lain. Selain itu penderita hipersomnia juga mengalami gejala-gejala seperti ini.
  • Tidur siang terlalu sering
  • Mudah marah
  • Kewaspadaan menurun
  • Kecemasan meningkat
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kesulitan bangun tidur di pagi hari
  • Tidur melebihi rata-rata orang normal
  • Terganggunya ingatan/memori
  • Halusinasi
  • Sakit kepala
Dilansir dari Cleveland Clinic, penyebab sebagian besar kasus hipersomnia masih belum diketahui secara pasti. Para peneliti telah memeriksa bagaimana neurotransmitter di otak dan faktor genetik, seperti riwayat keluarga dan variasi dalam gen yang mengontrol ritme sirkadian yang dapat berperan dalam menyebabkan kondisi hipersomnia. Adanya kemungkinan keterkaitan genetik karena riwayat keluarga terjadi pada hingga 39 persen orang dengan hipersomnia idiopatik. 


2. Siapa yang terkena hipersomnia?

Hipersomnia lebih umum terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi sekitar 5 persen populasi secara umum. Biasanya, hipersomnia didiagnosis pada masa remaja atau awal dewasa muda, dengan usia rata-rata antara 17 hingga 24 tahun. 

Namun, laman Healthline juga menjelaskan jika orang yang mengalami gejala di bawah ini juga dapat berpotensi untuk mengalami hipersomnia. 
  • Sleep apnea 
  • Kondisi ginjal
  • Kondisi jantung
  • Gangguan sistem saraf
  • Depresi
  • Fungsi tiroid rendah
  • Ensefalitis
  • Epilepsi
Selain itu, orang yang merokok atau minum alkohol terlalu sering juga berisiko mengalami hipersomnia. Obat-obatan yang menyebabkan kantuk juga dapat memiliki efek samping yang mirip dengan hipersomnia. Namun menurut Hypersomnia Foundation, sekitar 10-15 persen orang menemukan bahwa gejala hipersomnia bisa membaik tanpa alasan yang jelas.
 

3. Pengobatan

Pengobatan untuk hipersomnia akan bergantung pada penyebab dan jenis kondisinya. Namun, ada beberapa obat stimulan yang umumnya digunakan untuk mengobati narkolepsi, seperti:
  • Modafinil (Provigil), obat untuk meningkatkan kewaspadaan
  • Amfetamin, seperti metilfenidat
  • Pitolisant (Wakix), obat stimulan lainnya
  • Sodium oxybate (Xyrem), yang mencegah kelemahan otot dan kantuk pada narkolepsi
  • Flumazenil (Romazicon), yang membalikkan efek benzodiazepin

Perubahan gaya hidup juga dapat membantu beberapa orang mengelola tidur mereka atau mengatasi hipersomnia dengan lebih baik. Salah satunya dengan cara seperti:
  1. Tidur pada jam yang konsisten setiap malam agar tubuh terbiasa dengan pola tidur yang teratur
  2. Pastikan kamar tidur memiliki ventilasi, suhunya sejuk, gelap, tenang, dan nyaman dari segi kasur, bantal, serta selimut dan seprei
  3. Jauhi minuman atau produk yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, cokelat, dan obat-obatan tertentu beberapa jam sebelum tidur
  4. Hindari konsumsi alkohol sebelum tidur
  5. Hindarilah tembakau dan produk yang mengandung nikotin menjelang waktu tidur
  6. Hindari bekerja pada shift malam
Baca juga: 5 Cara Jitu Mengatasi Insomnia Secara Alami, Jangan Sering Rebahan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Fitur-fitur Terbaru iOS 18 Beta 2, Ada iPhone Mirroring

BERIKUTNYA

Rekomendasi Mini Drakor Kurang dari 10 Episode: Ada Doyoung NCT dan Sehun EXO

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: