Ilustrasi anak (Sumber gambar: Gabriel Baranski/Unsplash)

Personal Branding Bisa Dilakukan Sejak Usia Dini, Begini Caranya

25 June 2024   |   06:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Sejatinya, anak akan melewati masa keemasan pada 5 tahun pertama kehidupannya. Saat masa-masa inilah, orang tua berperan penting dalam membangun dan memupuk nilai-nilai pribadi yang dianggap penting. Sebab, nilai yang diajarkan pada anak akan berbuah kebiasaan yang membentuk karakter. 
 
Dampak pemahaman dan pengembangan karakter tidak hanya berbuah pada kesehatan mental anak, tetapi juga sebagai bekalnya menghadapi dunia luar. Menguatkan karakter baik juga bisa memberi citra positif bagi anak.

Hal ini barangkali tampak terlihat sepele, tapi sebetulnya memupuk pencitraan diri bisa dibangun sedini mungkin. Ini akan terkait dengan persepsi orang terhadap anak yang akan memberi timbal balik pada keyakinan dan kepercayaan diri si kecil. 

Baca juga: Personal Branding Bisa Dibangun dari Sikap yang Tepat, Ini Kata Pakar
 
Psikolog Anak dari Mentari Anakku Firesta Farizal mengatakan, karakter tidak hanya menunjukkan pribadi dari dalam diri si kecil, tetapi juga citra dirinya di hadapan sosial. Sehingga, anak bisa diajarkan untuk membangun karakter positif sedini mungkin yang bisa bermanfaat untuknya dan menginspirasi anak di sekitarnya.

Intinya, Firesta menyebut anak tidak terpaksa atau terikat dengan karakter yang mungkin diidamkan orang tua kepadanya, melainkan anak perlu meyakini dan berkeinginan terhadap karakter yang ditanamkan kepadanya.
 
Sikap baik atau attitude perlu dibangun secara positif, sembari orang tua memperhatikan sifat dan skill tertentu yang lebih mendominasi dibanding yang lain.

Firesta mencontohkan, misal pada anak yang memiliki kepekaan emosional, maka akan akan cenderung mudah berempati. Orang tua bisa mendorong sifat yang menonjol ini untuk mewujudkan karakter yang peduli terhadap sosial. Contoh lain, anak yang peduli terhadap sampah bisa diarahkan pada karakter peduli lingkungan. 

“Maka peran orang tua mengajarkan dan mengarahkan anak mencapai karakter tersebut,” kata Firesta.
 

Membangun Karakter Anak Era Modern

Ilustrasi anak (Sumber gambar: Myles Tan/Unsplash)

Ilustrasi anak (Sumber gambar: Myles Tan/Unsplash)

Era digital menuntut orang tua beradaptasi dengan cermat dalam meliterasi anak-anaknya. Dengan berbagai ilmu parenting yang tersaji di media sosial, internet bisa menjadi ladang belajar bagi orang tua dalam memupuk karakter dan citra anak.

Banyak orang tua percaya bahwa ilmu ini perlu dipelajari karena terkait dengan masa depan anak. Bahkan, karakter yang dipupuk sejak dini bisa menuntut anak pada penemuan jati diri dan personal branding untuk kariernya di masa depan.
 
Menurut Firesta, anak bisa diajarkan personal branding tergantung kebutuhannya. Hal ini bisa dimulai setelah orang tua melihat minat tertentu ada anak. Peran orang tua dalam hal ini adalah mendukung minat anak dan mengembangkannya menjadi nilai untuk memupuk karakter, sekaligus menciptakan kemungkinan kariernya di bidang tertentu pada masa mendatang.
 
Asal bermanfaat dan mampu menginspirasi, personal branding memiliki manfaat yang positif bagi anak. Namun dia mengingatkan, orang tua tidak boleh memberi tekanan atau beban pada anak. “Pastikan karakter dibentuk secara positif, tidak ada pressure, dan anaknya menyetujui karena dia tahu hal tersebut bermanfaat untuk dirinya dan sosialnya juga,” kata Firesta.
 
Coach Personal Branding Karyanto menjelaskan, konsep personal branding memang lebih terdengar melekat pada orang dewasa. Padahal sebetulnya, hal ini bisa dimulai dari usia anak. Kunci utamanya adalah dengan mulai memupuk karakter melalui sikap-sikap positif atau attitude.

Attitude merupakan pilar personal branding yang bisa mulai diajarkan pada anak-anak sedini mungkin tanpa modal (uang),” katanya.
 
Menurut Karyanto, membiasakan attitude baik bisa dimulai sejak sekolah dasar. Hal-hal sederhana seperti datang ke sekolah tepat waktu, menghormati pendapat teman dan guru, tidak mengganggu teman, katanya, terlihat sepele tetapi bisa berdampak panjang dalam menegakkan karakter anak.

Orang tua bisa memantau dan mengajarkan berbagai nilai positif, sembari memperhatikan nilai-nilai kuat apa saja yang menonjol pada anak. Jika sudah ada yang menonjol, bisa diperkuat pada jenjang usia selanjutnya, sehingga anak akan menjadikannya sebagai kebiasaan. 
 
Baginya, hal tersebut merupakan bagian dari attitude yang akan terbawa dari kecil hingga usia dewasa. Orang tua yang sudah mampu menyadari potensi soft skills anak memiliki satu langkah strategi yang lebih maju dibanding orang tua lainnya. Sebab, Karyanto menilai secara natural semua manusia memiliki personal branding.
 
“Mengajari sejak kecil adalah kunci. Tapi banyak orang tua yang tidak tahu potensi tersebut, sehingga tidak diperkuat. Padahal sangat efektif jika diperkuat dan dikembangkan di masa keemasan anak. Semakin dini, makin baik,” ungkapnya. 

Seiring berjalannya waktu, personal branding mungkin saja berubah manis. Karyanto lebih mengartikan hal ini sebagai sebuah transformasi, bahwa personal branding bisa berkembang seiring dengan seseorang bertumbuh dewasa. Maka personal branding pada usia anak mungkin akan berbeda ketika dia dewasa.

Bagi Karyanto, hal ini bukan merupakan sebuah masalah. Karena pada akhirnya, sikap yang baik akan tertanam dan menunjang anak hingga masa mereka menentukan karier. Untuk itu, akan selalu ada nilai lebih dari mengembangkan karakter baik sejak dini. 

Baca juga: Perhatikan Hal-hal Ini untuk Menguatkan Strategi Personal Branding

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 
 

SEBELUMNYA

Perhatikan Hal-hal Ini untuk Menguatkan Strategi Personal Branding

BERIKUTNYA

Series Komedi Curb Your Enthusiasm Season 12 Tayang Awal Juli di HBO GO

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: