Ketahui Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasi Kebotakan dengan Transplantasi
23 June 2024 |
17:00 WIB
Rambut rontok telah menjadi salah satu permasalahan umum pada rambut yang sering dialami oleh banyak orang dari berbagai usia dan jenis kelamin. Rambut yang rontok secara berlebihan bisa menyebabkan kebotakan yang menurunkan kepercayaan diri seseorang.
Meski pada umumnya dialami orang yang berusia di atas 50 tahun, tetapi kebotakan ternyata juga banyak dialami oleh kelompok usia lebih muda, baik pada pria maupun juga wanita.
Baca juga: Ada Teknologi Wet to Dry, Bahayakah Menggunakan Catokan saat Rambut Basah?
Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dari The Clinic Beautylosophy dr. Nur Anindhawati mengatakan bahwa rambut yang rontok sebetulnya merupakan hal normal. Rata-rata manusia dapat kehilangan sekitar 80 hingga 100 helai rambut per hari.
“Kondisi tersebut masih dianggap normal tetapi jika kerontokan sudah berlebih maka bisa jadi adanya masalah para rambut,” tuturnya dalam acara Hair Transplantation Gathering.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kerontokan pada rambut mulai dari faktor genetika, hormon, kondisi medis, hingga gaya hidup. Menurutnya, faktor genetika menjadi penyebab utama kerontokan rambut pria maupun wanita.
Untuk pria sendiri, pola kebotakan genetika biasanya dimulai dari garis rambut yang mundur dan menipis di bagian pincah kepala, sementara pada wanita penipisan cenderung terjadi di seluruh kulit kepada terutama bagian atas.
“Penipisan rambut akibat faktor genetic terjadi di berbagai area tetapi yang paling terpengaruh di bagian depan sedangkan di area belakang paling tidak terpengaruh,” tuturnya.
Selain faktor genetika, perubahan hormon juga dapat mempengaruhi siklus pertumbuha rambut sehingga menyebabkan kerontokan. Hormon yang naik turun tersebut dapat mengganggu fase pertumbuhan rambut.
Faktor lainnya bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik maupun kesehatan mental atau stress. Menurutnya, ketika stress maka tubuh sebetulnya mengalami rasa nyeri yang secara idak langsung mengeluarkan gejala kimia dari dalam tubuh
“Meski saat stress tidak merasa ada perubahan secara fisik tetapi masalah mental itu bisa membuat tubuh menurunkan fungsi kerjanya yang juga berdampak ke rambut,” jelasnya.
Hal lain yang juga bisa menyebabkan rambut rontok adalah perawatan rambut yang buruk karena penggunakan produk kimia, panas berlebihan dari alat styling, atau menarik rambut terlalu kencang sehingga dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan kerontokan.
Untuk menangani rambut yang rontok tersebut maka bisa dilakukan dengan menghentikan proses kebotakan dengan menggunakan obat-obatan atau shampoo yang membantu memperlambat bahkan menghentikan kerontokan rambut.
“Pilihlah shampo atau obat-obatan dengan formula yang memang telah terbukti secara klinis dapat memperkuat, dan mengembalikan keindahan rambut. Konsultasikan kepada dokter untuk mendapat rekomendasi yang sesuai,” tuturnya.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengisi area rambut yan kosong melalui prosedur hair transplant atau transplantasi rambut. Dr. Nur Anindhawati mengatakan hair transplantation merupakan prosedur medis yang dapat membantu mengatasi kebotakan.
Menurutnya, proses tersebut tidak dengan menambah jumlah rambut tetapi memindahkan folikel rambut dari area yang memiliki rambut berlimpah, terutama di bagian belakang ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan umumnya di area depan kepala.
Dengan memindahkan rambut dari depan ke belakang, maka penting untuk memastikan agar area belakang kepala yang menjadi donor tidak terlihat kosong setelah rambutnya dipindahkan. Karena itulah pentingnya untuk memperhatikan jumlah rambut yang diambil agar rambut bagian belakang tetap cukup.
Selain itu, penting juga untuk tetap menggunakan obat rambut setelah melakukan hair transplantation untuk mencegah kerontokan rambut lebih lanjut.
Baca juga: Canggih, Masalah Rambut Bisa Dideteksi Pakai AI
Sebab, jika tidak dilakukan maka secara jangka panjang hanya rambut yang ditransplantasi saja yang akan tersisa sementara rambut lainnya yang tidak ditransplantasi akan secara alami mengalami proses kerontokan dan akan semakin menipis.
Editor: Fajar Sidik
Meski pada umumnya dialami orang yang berusia di atas 50 tahun, tetapi kebotakan ternyata juga banyak dialami oleh kelompok usia lebih muda, baik pada pria maupun juga wanita.
Baca juga: Ada Teknologi Wet to Dry, Bahayakah Menggunakan Catokan saat Rambut Basah?
Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dari The Clinic Beautylosophy dr. Nur Anindhawati mengatakan bahwa rambut yang rontok sebetulnya merupakan hal normal. Rata-rata manusia dapat kehilangan sekitar 80 hingga 100 helai rambut per hari.
“Kondisi tersebut masih dianggap normal tetapi jika kerontokan sudah berlebih maka bisa jadi adanya masalah para rambut,” tuturnya dalam acara Hair Transplantation Gathering.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kerontokan pada rambut mulai dari faktor genetika, hormon, kondisi medis, hingga gaya hidup. Menurutnya, faktor genetika menjadi penyebab utama kerontokan rambut pria maupun wanita.
Untuk pria sendiri, pola kebotakan genetika biasanya dimulai dari garis rambut yang mundur dan menipis di bagian pincah kepala, sementara pada wanita penipisan cenderung terjadi di seluruh kulit kepada terutama bagian atas.
“Penipisan rambut akibat faktor genetic terjadi di berbagai area tetapi yang paling terpengaruh di bagian depan sedangkan di area belakang paling tidak terpengaruh,” tuturnya.
Selain faktor genetika, perubahan hormon juga dapat mempengaruhi siklus pertumbuha rambut sehingga menyebabkan kerontokan. Hormon yang naik turun tersebut dapat mengganggu fase pertumbuhan rambut.
Faktor lainnya bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik maupun kesehatan mental atau stress. Menurutnya, ketika stress maka tubuh sebetulnya mengalami rasa nyeri yang secara idak langsung mengeluarkan gejala kimia dari dalam tubuh
“Meski saat stress tidak merasa ada perubahan secara fisik tetapi masalah mental itu bisa membuat tubuh menurunkan fungsi kerjanya yang juga berdampak ke rambut,” jelasnya.
Hal lain yang juga bisa menyebabkan rambut rontok adalah perawatan rambut yang buruk karena penggunakan produk kimia, panas berlebihan dari alat styling, atau menarik rambut terlalu kencang sehingga dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan kerontokan.
Untuk menangani rambut yang rontok tersebut maka bisa dilakukan dengan menghentikan proses kebotakan dengan menggunakan obat-obatan atau shampoo yang membantu memperlambat bahkan menghentikan kerontokan rambut.
“Pilihlah shampo atau obat-obatan dengan formula yang memang telah terbukti secara klinis dapat memperkuat, dan mengembalikan keindahan rambut. Konsultasikan kepada dokter untuk mendapat rekomendasi yang sesuai,” tuturnya.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengisi area rambut yan kosong melalui prosedur hair transplant atau transplantasi rambut. Dr. Nur Anindhawati mengatakan hair transplantation merupakan prosedur medis yang dapat membantu mengatasi kebotakan.
Menurutnya, proses tersebut tidak dengan menambah jumlah rambut tetapi memindahkan folikel rambut dari area yang memiliki rambut berlimpah, terutama di bagian belakang ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan umumnya di area depan kepala.
Dengan memindahkan rambut dari depan ke belakang, maka penting untuk memastikan agar area belakang kepala yang menjadi donor tidak terlihat kosong setelah rambutnya dipindahkan. Karena itulah pentingnya untuk memperhatikan jumlah rambut yang diambil agar rambut bagian belakang tetap cukup.
Selain itu, penting juga untuk tetap menggunakan obat rambut setelah melakukan hair transplantation untuk mencegah kerontokan rambut lebih lanjut.
Baca juga: Canggih, Masalah Rambut Bisa Dideteksi Pakai AI
Sebab, jika tidak dilakukan maka secara jangka panjang hanya rambut yang ditransplantasi saja yang akan tersisa sementara rambut lainnya yang tidak ditransplantasi akan secara alami mengalami proses kerontokan dan akan semakin menipis.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.