Mewah & Menguras Dompet, Ini 7 Kota Termahal di Dunia
21 June 2024 |
06:08 WIB
Hidup di kota maju merupakan impian bagi segelintir orang yang ingin merasakan peradaban yang baik. Namun, berbicara tentang kota maju tak lepas dari biaya hidup yang harus mengeluarkan kocek lebih dalam. Banyak faktor yang menyebabkan kota memiliki biaya hidup tinggi.
Melansir laporan terbaru Mercer, penyebab tingginya biaya hidup adalah inflasi, biaya perumahan, dan harga barang dan jasa. Inflasi dan fluktuasi nilai tukar secara langsung mempengaruhi kondisi finansial masyarakat. Di tambah lagi dengan meningkatnya ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik, serta konflik dan keadaan darurat lokal, yang menyebabkan pengeluaran tambahan di berbagai bidang seperti perumahan, utilitas, pajak daerah, dan pendidikan.
Baca juga: 5 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia
Asia memiliki dua kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia, yang utamanya didorong oleh tingginya biaya sewa akomodasi. Pusat-pusat ekonomi penting ini juga menarik sejumlah besar ekspatriat yang meningkatkan harga barang. adapun, Hong Kong menempati peringkat nomor 1 sebagai kota yang memiliki biaya hidup tertinggi di dunia per 2024.
Di urutan kedua disusul Singapura dan beberapa negara dari benua Eropa serta Amerika Serikat. Tinggal di kota-kota ini memerlukan perencanaan keuangan yang matang dan kesiapan untuk menghadapi berbagai biaya yang terus meningkat.
Berikut kota di dunia yang memiliki biaya hidup tertinggi 2024 untuk para ekspatriat menurut survei peringkat biaya hidup Mercer 2024:
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup di Hong Kong adalah perumahan. Alasannya sederhana: Hong Kong memiliki luas wilayah yang hampir mencapai 1.100 km persegi, yang merupakan rumah bagi populasi lebih dari tujuh juta jiwa dan jumlahnya yang terus bertambah.
Perumahan, transportasi, dan tingginya harga barang-barang pokokterus mengerak biaya hidup di Singapura. Kelangkaan lahan mungkin merupakan salah satu faktor yang paling berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup di kota dengan kepadatan tertinggi ketiga di dunia.
Karena sangat berharga, tanah biasanya diprioritaskan untuk kegiatan dengan PDB yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kalian tidak akan melihat banyak lahan yang diperuntukkan bagi pertanian. Faktanya, lebih dari 90% makanan yang dikonsumsi di Singapura adalah impor.
Zurich, ibu kota keuangan Swiss, menawarkan kemakmuran, standar hidup yang tinggi, dan perekonomian yang kuat. Sementara Jenewa, pusat organisasi dan diplomasi internasional, juga merupakan pusat kekayaan dan kemewahan, ditambah dengan terbatasnya lahan, telah meningkatkan rata-rata biaya hidup.
Adapun, Basel, pusat industri farmasi dan kimia, memiliki infrastruktur yang berkembang dengan baik, sistem layanan kesehatan berkualitas tinggi, dan lingkungan budaya yang dinamis. Kota ini tidak hanya berkontribusi terhadap tingginya permintaan akan layanan kesehatan tetapi juga terhadap kenaikan harga, sehingga semakin meningkatkan biaya hidup.
Kota New York, ibu kota keuangan dan budaya Amerika Serikat, menempati peringkat ketujuh dalam daftar kota termahal di dunia bagi ekspatriat. Cakrawala kota yang ikonik, lingkungan yang beragam, dan pengaruh global menjadikannya destinasi yang sangat diinginkan oleh para profesional internasional.
Namun, popularitas ini telah meningkatkan biaya hidup, terutama bagi ekspatriat, yang mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk sewa karena tingginya biaya transportasi (khususnya taksi) dan kebutuhan dasar.
London telah mengalami lompatan signifikan, naik dari peringkat 17 menjadi 8 pada tahun ini, menjadikannya salah satu kota dengan biaya paling mahal bagi penduduk lokal maupun pekerja internasional. Status kota ini sebagai pusat keuangan global, ditambah dengan kekayaan warisan budaya dan populasi yang beragam, telah berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup, terutama bagi ekspatriat di London yang menghadapi biaya perumahan yang mahal.
Nassau juga tidak kalah mahal. Terletak di Samudera Atlantik Barat, Nassau menempati peringkat kesembilan sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia. Biaya hidup yang tinggi mencerminkan tingginya harga barang dan jasa di negara kepulauan ini.
Selain New York, Los Angeles yang berada di negara bagian California juga masuk dalam daftar ini. Los Angeles merupakan kota terpadat kedua di Amerika Serikat dan menempati peringkat kesepuluh sebagai kota dengan biaya hidup termahal di dunia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Melansir laporan terbaru Mercer, penyebab tingginya biaya hidup adalah inflasi, biaya perumahan, dan harga barang dan jasa. Inflasi dan fluktuasi nilai tukar secara langsung mempengaruhi kondisi finansial masyarakat. Di tambah lagi dengan meningkatnya ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik, serta konflik dan keadaan darurat lokal, yang menyebabkan pengeluaran tambahan di berbagai bidang seperti perumahan, utilitas, pajak daerah, dan pendidikan.
Baca juga: 5 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia
Asia memiliki dua kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia, yang utamanya didorong oleh tingginya biaya sewa akomodasi. Pusat-pusat ekonomi penting ini juga menarik sejumlah besar ekspatriat yang meningkatkan harga barang. adapun, Hong Kong menempati peringkat nomor 1 sebagai kota yang memiliki biaya hidup tertinggi di dunia per 2024.
Di urutan kedua disusul Singapura dan beberapa negara dari benua Eropa serta Amerika Serikat. Tinggal di kota-kota ini memerlukan perencanaan keuangan yang matang dan kesiapan untuk menghadapi berbagai biaya yang terus meningkat.
Berikut kota di dunia yang memiliki biaya hidup tertinggi 2024 untuk para ekspatriat menurut survei peringkat biaya hidup Mercer 2024:
1. Hong Kong
Sebagai pusat keuangan terbesar di benua Asia, Hong Kong selalu berada di peringkat teratas sebagai kota dengan rata-rata biaya hidup tertinggi di dunia. Akomodasi, layanan kesehatan, dan sekolah bertaraf internasional—semuanya berkontribusi terhadap peningkatan biaya hidup.Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup di Hong Kong adalah perumahan. Alasannya sederhana: Hong Kong memiliki luas wilayah yang hampir mencapai 1.100 km persegi, yang merupakan rumah bagi populasi lebih dari tujuh juta jiwa dan jumlahnya yang terus bertambah.
2. Singapura
Perumahan, transportasi, dan tingginya harga barang-barang pokokterus mengerak biaya hidup di Singapura. Kelangkaan lahan mungkin merupakan salah satu faktor yang paling berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup di kota dengan kepadatan tertinggi ketiga di dunia.Karena sangat berharga, tanah biasanya diprioritaskan untuk kegiatan dengan PDB yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kalian tidak akan melihat banyak lahan yang diperuntukkan bagi pertanian. Faktanya, lebih dari 90% makanan yang dikonsumsi di Singapura adalah impor.
3. Zurich, Jenewa, Basel, dan Bern di Swiss
Kota-kota di Swiss seperti Zurich, Jenewa, Basel, dan Bern juga dikenal sebagai kota dengan biaya hidup yang sangat tinggi. Biaya sewa rumah di Swiss bisa mencapai 450 euro hingga 500 euro per bulan, atau sekitar Rp7,4 juta hingga Rp8,5 juta.Zurich, ibu kota keuangan Swiss, menawarkan kemakmuran, standar hidup yang tinggi, dan perekonomian yang kuat. Sementara Jenewa, pusat organisasi dan diplomasi internasional, juga merupakan pusat kekayaan dan kemewahan, ditambah dengan terbatasnya lahan, telah meningkatkan rata-rata biaya hidup.
Adapun, Basel, pusat industri farmasi dan kimia, memiliki infrastruktur yang berkembang dengan baik, sistem layanan kesehatan berkualitas tinggi, dan lingkungan budaya yang dinamis. Kota ini tidak hanya berkontribusi terhadap tingginya permintaan akan layanan kesehatan tetapi juga terhadap kenaikan harga, sehingga semakin meningkatkan biaya hidup.
4. New York, Amerika Serikat
Kota New York, ibu kota keuangan dan budaya Amerika Serikat, menempati peringkat ketujuh dalam daftar kota termahal di dunia bagi ekspatriat. Cakrawala kota yang ikonik, lingkungan yang beragam, dan pengaruh global menjadikannya destinasi yang sangat diinginkan oleh para profesional internasional.Namun, popularitas ini telah meningkatkan biaya hidup, terutama bagi ekspatriat, yang mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk sewa karena tingginya biaya transportasi (khususnya taksi) dan kebutuhan dasar.
5. London, Inggris
London telah mengalami lompatan signifikan, naik dari peringkat 17 menjadi 8 pada tahun ini, menjadikannya salah satu kota dengan biaya paling mahal bagi penduduk lokal maupun pekerja internasional. Status kota ini sebagai pusat keuangan global, ditambah dengan kekayaan warisan budaya dan populasi yang beragam, telah berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup, terutama bagi ekspatriat di London yang menghadapi biaya perumahan yang mahal.
6. Nassau, Bahama
Nassau juga tidak kalah mahal. Terletak di Samudera Atlantik Barat, Nassau menempati peringkat kesembilan sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia. Biaya hidup yang tinggi mencerminkan tingginya harga barang dan jasa di negara kepulauan ini.
7. Los Angeles, Amerika Serikat
Selain New York, Los Angeles yang berada di negara bagian California juga masuk dalam daftar ini. Los Angeles merupakan kota terpadat kedua di Amerika Serikat dan menempati peringkat kesepuluh sebagai kota dengan biaya hidup termahal di dunia.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.