Film Pendek Kala Nanti Sabet Penghargaan di Short Shorts Film Festival & Asia 2024 di Jepang
19 June 2024 |
17:47 WIB
Film karya anak bangsa kembali menunjukkan kualitasnya di kancah internasional. Kala Nanti, film pendek karya Praditha Blifa, memenangkan Governor of Tokyo Award untuk kategori Live-Action Competition Asia International Best Short di Short Shorts Film Festival & Asia 2024. Penghargaan tersebut diumumkan pada 17 Juni 2024 di Shibuya, Tokyo, Jepang.
Short Shorts Film Festival & Asia (SSFF) merupakan salah satu festival film pendek terbesar di Asia yang diakreditasi oleh US Academy Award. Di ajang itu, Kala Nanti berhasil menyisihkan 25 film pendek lainnya dari berbagai negara. Kala Nanti dipilih sebagai pemenang oleh para juri yaitu Sharon Badal selaku programer festival SSFF, Hiroshi Fujioka (aktor), dan Katsuhide Motoki (sutradara).
Baca juga: Rekomendasi 5 Film Pendek, Ceritanya Unik-unik Loh
"Sangat senang dan terharu saat pertama kali mendapat kabar film Kala Nanti mendapatkan penghargaan. Saya langsung mengabari dua pemain utama film ini, Ira dan Valen, untuk mengucapkan selamat ke mereka berdua," kata Praditha Blifa selaku sutradara dalam keterangan tertulisnya.
Baginya, penghargaan ini menjadi kesempatan bagi film Kala Nanti untuk ditonton oleh lebih banyak orang, sekaligus memantik banyak diskusi tentang bagaimana seharusnya ruang hidup yang kita tinggali ini bisa lebih inklusif dan tidak diskriminatif terhadap teman-teman difabel.
"Kala Nanti berkisah tentang dua sahabat tuna netra yang akan berpisah jauh, akhirnya mereka melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Cerita ini sangat personal bagi saya, yang berteman dengan teman-teman komunitas tuna netra serta bisa mengajak mereka dalam produksi film. Saya ingin menunjukkan bahwa semua teman-teman tuna netra bisa melakukan apapun yang mereka inginkan," ujarnya.
Sementara itu, Nadya Maulida selaku produser film Kala Nanti penghargaan ini didedikasikan untuk tim dan para kawan tuna netra utamanya Ira dan Valen yang menjadi pemeran utama film tersebut. Dia pun berharap dengan adanya penghargaan ini membuat industri sinema baik di tingkat Asia maupun Indonesia semakin inklusif.
“Saya tidak menyangka akan mendapat penghargaan ini. Sebuah kehormatan besar bagi kami untuk menerima penghargaan ini. Terima kasih, terutama untuk kedua pemain kami, Ira dan Valen, yang sudah percaya kepada kami untuk membagikan cerita dan keresahan mereka di film ini," ucapnya.
Dari segi cerita, film Kala Nanti berkisah tentang Sri dan Yanti, dua gadis remaja tunanetra yang berteman dekat sejak mereka tinggal di asrama. Mereka tak terpisahkan dan selalu bersama.
Suatu hari, Yanti mengumumkan rencananya untuk pindah ke luar kota demi mengejar mimpinya melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Hal ini membuat Sri marah dan terus mempertanyakan, apakah mereka pantas punya mimpi?
Film Kala Nanti yang didanai oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta lewat Program Dana Keistimewaan (Danais), diproduksi oleh Aranck Project, dan skenarionya ditulis Praditha Blifa dan Andi F. Yahya ini menyuguhkan penampilan dua remaja tunanetra, Juliana Ira Astuti dan Scolastika Nadya Valentin.
Keduanya bukan aktor profesional. Juliana Ira Astuti atau biasa dipanggil Ira adalah tunanetra total yang giat di komunitas Difabel Literasi (Difalitera), dan beberapa kali melakukan pementasan baca puisi dan musikalisasi puisi. Sementara Scolastika Nadya Valentin atau Valen adalah tunanetra low vision yang aktif sebagai atlet judo peraih medali emas ASEAN Para Games 2023 di Kamboja.
Sebelumnya, Aranck Project juga telah memproduksi sejumlah film pendek yang mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi baik di tingkat nasional maupun internasional. Ada film The Scent of Rat Carcasses, yang tayang dan berkompetisi dalam Southeast Asian Short Film Competition di Singapore International Film Festival 2021.
Film itu juga tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2021, terpilih untuk project showcase Woman in Film & Photography 2021, serta mendapatkan nominasi Piala Citra untuk kategori Film Cerita Pendek Tebaik di Festival Film Indonesia 2022. Selain itu, mereka juga pernah membuat film pendek Dengung Lebah (Buzzing Bee), A Girl, A Cursed Woman, Kudapan Spesial, dan Ibu Ora Sare.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Short Shorts Film Festival & Asia (SSFF) merupakan salah satu festival film pendek terbesar di Asia yang diakreditasi oleh US Academy Award. Di ajang itu, Kala Nanti berhasil menyisihkan 25 film pendek lainnya dari berbagai negara. Kala Nanti dipilih sebagai pemenang oleh para juri yaitu Sharon Badal selaku programer festival SSFF, Hiroshi Fujioka (aktor), dan Katsuhide Motoki (sutradara).
Baca juga: Rekomendasi 5 Film Pendek, Ceritanya Unik-unik Loh
"Sangat senang dan terharu saat pertama kali mendapat kabar film Kala Nanti mendapatkan penghargaan. Saya langsung mengabari dua pemain utama film ini, Ira dan Valen, untuk mengucapkan selamat ke mereka berdua," kata Praditha Blifa selaku sutradara dalam keterangan tertulisnya.
Baginya, penghargaan ini menjadi kesempatan bagi film Kala Nanti untuk ditonton oleh lebih banyak orang, sekaligus memantik banyak diskusi tentang bagaimana seharusnya ruang hidup yang kita tinggali ini bisa lebih inklusif dan tidak diskriminatif terhadap teman-teman difabel.
"Kala Nanti berkisah tentang dua sahabat tuna netra yang akan berpisah jauh, akhirnya mereka melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Cerita ini sangat personal bagi saya, yang berteman dengan teman-teman komunitas tuna netra serta bisa mengajak mereka dalam produksi film. Saya ingin menunjukkan bahwa semua teman-teman tuna netra bisa melakukan apapun yang mereka inginkan," ujarnya.
Sementara itu, Nadya Maulida selaku produser film Kala Nanti penghargaan ini didedikasikan untuk tim dan para kawan tuna netra utamanya Ira dan Valen yang menjadi pemeran utama film tersebut. Dia pun berharap dengan adanya penghargaan ini membuat industri sinema baik di tingkat Asia maupun Indonesia semakin inklusif.
“Saya tidak menyangka akan mendapat penghargaan ini. Sebuah kehormatan besar bagi kami untuk menerima penghargaan ini. Terima kasih, terutama untuk kedua pemain kami, Ira dan Valen, yang sudah percaya kepada kami untuk membagikan cerita dan keresahan mereka di film ini," ucapnya.
Dari segi cerita, film Kala Nanti berkisah tentang Sri dan Yanti, dua gadis remaja tunanetra yang berteman dekat sejak mereka tinggal di asrama. Mereka tak terpisahkan dan selalu bersama.
Suatu hari, Yanti mengumumkan rencananya untuk pindah ke luar kota demi mengejar mimpinya melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Hal ini membuat Sri marah dan terus mempertanyakan, apakah mereka pantas punya mimpi?
Film Kala Nanti yang didanai oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta lewat Program Dana Keistimewaan (Danais), diproduksi oleh Aranck Project, dan skenarionya ditulis Praditha Blifa dan Andi F. Yahya ini menyuguhkan penampilan dua remaja tunanetra, Juliana Ira Astuti dan Scolastika Nadya Valentin.
Keduanya bukan aktor profesional. Juliana Ira Astuti atau biasa dipanggil Ira adalah tunanetra total yang giat di komunitas Difabel Literasi (Difalitera), dan beberapa kali melakukan pementasan baca puisi dan musikalisasi puisi. Sementara Scolastika Nadya Valentin atau Valen adalah tunanetra low vision yang aktif sebagai atlet judo peraih medali emas ASEAN Para Games 2023 di Kamboja.
Sebelumnya, Aranck Project juga telah memproduksi sejumlah film pendek yang mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi baik di tingkat nasional maupun internasional. Ada film The Scent of Rat Carcasses, yang tayang dan berkompetisi dalam Southeast Asian Short Film Competition di Singapore International Film Festival 2021.
Film itu juga tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2021, terpilih untuk project showcase Woman in Film & Photography 2021, serta mendapatkan nominasi Piala Citra untuk kategori Film Cerita Pendek Tebaik di Festival Film Indonesia 2022. Selain itu, mereka juga pernah membuat film pendek Dengung Lebah (Buzzing Bee), A Girl, A Cursed Woman, Kudapan Spesial, dan Ibu Ora Sare.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.