Karya perupa Susi Necklin yang berjudul Bergerak di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta. (Sumber foto : Eusebio Chrysnamurti/Hypeabis.id)

Eksplorasi Diri Susi Necklin dalam Karya Berjudul Bergerak di Pameran Artchipelago

18 June 2024   |   15:04 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Sepatu biru dengan gelombang warna-warni yang timbul di atas kain cokelat, tergantung pada sebatang kayu di dinding itu tampak begitu kontras. Karya perupa Susi Necklin berjudul Bergerak ini langsung menarik dalam pameran lukisan bertajuk Artchipelago di Museum Basoeki Abdullah.

Sedikit berbeda dari yang lainnya, karya Susi ini tidak memakai kanvas, melainkan kain jenis American drill sebagai wadah untuk melukis. Dia menghadirkan bentuk yang timbul dan menggunakan ragam teknik seperti lukis, sclupture, stensil, dan drawing dalam menghasilkan karya seni tersebut.

Baca juga: Pameran Tiga Sisi Siap Dihelat di Galeri Nasional, Tampilkan Karya 3 Perempuan Perupa Indonesia

Dikenal mix media atau media campuran, teknik ini adalah gaya seni rupa yang menggabungkan beberapa media dalam satu karya. “Banyak referensi saya untuk berkarya dengan mix-media, salah satunya seniman Jogja, Eko Nugroho,” ujarnya saat berbincang dengan Hypeabis.id dalam pameran Artchipelago di Museum Basoeki Abdullah, beberapa waktu lalu.

Satu yang cukup menarik dalam karya ini, yaitu bentuk menyerupai kaki gurita warna-warni. Namun setelah dilihat dari dekat dan dipertegas dengan pernyataan Susi, bentuk tersebut merupakan representasi dari pikiran-pikiran manusia. 
 

Susi Necklin dan karyanya yang berjudul Bergerak.

Susi Necklin dan karyanya yang berjudul Bergerak. (Sumber foto : Eusebio Chrysnamurti/Hypeabis.id)

Susi menyebut karya ini dibuatnya ketika pandemi Covid-19, masa di mana banyak orang terkurung dalam pembatasan hingga sulit bergerak untuk beraktivitas seperti biasa. Dia lantas menarasikan ulang lukisan tersebut untuk pameran Artchipelago. 

Bergerak yang tertuang dalam judul karya tersebut dan diwakilkan dalam bentuk sepatu biru besar, menggambarkan tentang eksplorasi diri setiap manusia di tengah gempuran media sosial. Gempuran ini membuat perubahan begitu besar baik dari segi budaya, bahasa, sosial, yang merambah ke politik, agama, dan ekonomi. 

Adapun bentuk gelombang yang dihadirkan dimaknai dengan pikiran-pikiran manusia yang berupaya mencari sesuatu dari kondisi yang serba sulit agar menjadi yang lebih baik. Sementara itu, berbagai macam warna yang dipakai seperti pink, hijau, kuning, ungu maupun biru, menjelaskan pemikiran manusia yang bermacam-macam. “Representasi dari mood atau keinginan yang berbeda-beda,” jelas Susi. 

Sejatinya karya berjudul Bergerak ini hadir dalam sebuah seri yang terdiri dari 6 lukisan. Lukisan ini dibuat dalam waktu 2 bulan.  Susi menyebut  lukisan ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama, tetapi berbeda bahasa dan objek. Material dan gambarnya juga berbeda.

Karya Bergerak merupakan salah satu karya yang tampil dalam Pameran bertajuk Artchipelago di Museum Basoeki Abdullah yang dihelat mulai 14-30 Juni 2024. Pameran yang dibuka langsung Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Laksda TNI TSNB Hutabarat itu menyajikan koleksi karya dari Komunitas Perupa Kota Tua.

Adapun tema Artchipelago dipilih karena para perupa ingin mengekspresikan keindahan Indonesia sebagai negara kepulauan. Ya, mengambil kata dasar archipelago yang berarti kepulauan, mereka sepakat untuk menyematkan huruf ‘t’ sehingga pesan bahwa keindahan Nusantara bisa tergambarkan melalui art atau seni yang disajikan.

Kurator pameran Puguh Tj. S Warudju menyampaikan tema Artchipelago juga identik dengan wawasan Nusantara dan nasionalisme. Hidup di zaman kontemporer, perupa mengekspresikan pengalamannya dengan corak dan estetika dengan gayanya masing-masing. “Teman-teman ingin menunjukkan kekaguman, afirmasinya, sekaligus cintanya kepada Indonesia melalui tafsir visual,” ujarnya kepada Hypeabis.id.

Baca juga: Indahnya Kritik Lingkungan dalam Pameran Artchipelago di Museum Basoeki Abdullah

Total ada 20 perupa yang menjadi peserta dalam pameran ini. Mereka di antaranya Aryo Bimo, Agus Muchtadji, Asep TIB, Carsilah, Deden Hamdani, Dona Artha, Fatkur Rachman Hartono, Kang Waw, Marwan. 

Kemudian, M Riyanto, M Adien, Nurdin Yusup, Putra Gara, Suryadi, Susi Necklin, Nasrul, R Irni A, Taufik Syah, Tri Sabariman, dan Yuli Riban.  Setiap perupa menyumbangkan   satu karya. Total ada 28 karya dalam pameran ini.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

5 Cara Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau Perengus

BERIKUTNYA

5 Langkah Penting Sebelum Membekukan Daging di Dalam Kulkas

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: