Arab Saudi Rayakan Iduladha Hari Ini, Simak Penjelasan MUI
16 June 2024 |
10:52 WIB
Seperti yang diketahui, pemerintah telah menetapkan Iduladha 1445 H/2024 M melalui sidang isbat awal Zulhijah. Dengan demikian, Iduladha tahun ini jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Sementara Arab Saudi menetapkan 10 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada 16 Juni 2024. Kira-kira mengapa Iduladha di Indonesia berbeda dengan di Arab Saudi?
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan pada saat sidang isbat, bahwa perbedaan waktu tersebut tak akan menjadi masalah selama masih sesuai kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Adapun perbedaan waktu Hari Raya Iduladha tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari elongasi hingga perbedaan kondisi alam.
Baca juga: Sistem Ganjil Genap di Jakarta pada Libur Iduladha 17-18 Juni 2024 Ditiadakan
Pemerintah Arab Saudi menggunakan Rukyatul Hilal untuk menetapkan Hari Raya Iduladha. Rukyatul Hilal sendiri adalah metode pemantauan hilal atau bulan sabit pertama secara visual saat matahari terbenam pada 29 bulan Kamariah. Rukyat dilakukan jika telah terjadi konjungsi bulan-matahari, dan pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang memungkinkan untuk terlihat. Apabila pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat karena faktor cuaca atau memang belum nampak, maka bulan Kamariah digenapkan menjadi 30 hari.
Pemerintah Arab Saudi kemudian mengonfirmasi adanya penampakan bulan sabit pada Kamis, 6 Juni 2024 menandai dimulainya bulan Dzulhijjah. Oleh karenanya, mereka menetapkan Iduladha pada Minggu, 16 Juni 2024 dan hari Arafat pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Sementara itu, pemerintah Indonesia menetapkan hari raya Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024. Saiful Rahmat Dasuki, Wakil Menteri Agama RI pada saat sidang Isbat menyampaikan, berdasarkan hisab posisi hilal pada 7 Juni 2024 wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Keputusan itu didasarkan pada data posisi hilal di seluruh Indonesia, yaitu ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82' hingga 10° 41,09' dan sudut elongasinya 11° 34,83' hingga 13° 14,47’.
Abdullah Jaidi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, perbedaan waktu Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah antara Indonesia dengan Arab Saudi tidak perlu terlalu dipersoalkan. Lebih lanjut, dia menekankan supaya perbedaan tersebut justru dimaknai dengan rasa syukur yang dapat diaplikasikan ke dalam momentum kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dia pun mengimbau agar Hari Raya Iduladha juga dimaknai dengan semarak Idulkurban dengan melakukan penyembelihan hewan kurban sekaligus menurut tuntunan agama. Apalagi, tujuan Iduladha pun adalah untuk berbagi kasih sayang kepada sesama Muslim sesama saudara, sesama tetangga dan kerabat sehingga bisa muncul rasa kasih sayang di dalam kehidupan. Oleh sebab itu, masyarakat sebaiknya menciptakan suasana kedamaian, kasih sayang, sehingga apa diharapkan dapat terealisasi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan pada saat sidang isbat, bahwa perbedaan waktu tersebut tak akan menjadi masalah selama masih sesuai kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Adapun perbedaan waktu Hari Raya Iduladha tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari elongasi hingga perbedaan kondisi alam.
Baca juga: Sistem Ganjil Genap di Jakarta pada Libur Iduladha 17-18 Juni 2024 Ditiadakan
Pemerintah Arab Saudi menggunakan Rukyatul Hilal untuk menetapkan Hari Raya Iduladha. Rukyatul Hilal sendiri adalah metode pemantauan hilal atau bulan sabit pertama secara visual saat matahari terbenam pada 29 bulan Kamariah. Rukyat dilakukan jika telah terjadi konjungsi bulan-matahari, dan pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang memungkinkan untuk terlihat. Apabila pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat karena faktor cuaca atau memang belum nampak, maka bulan Kamariah digenapkan menjadi 30 hari.
Pemerintah Arab Saudi kemudian mengonfirmasi adanya penampakan bulan sabit pada Kamis, 6 Juni 2024 menandai dimulainya bulan Dzulhijjah. Oleh karenanya, mereka menetapkan Iduladha pada Minggu, 16 Juni 2024 dan hari Arafat pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Sementara itu, pemerintah Indonesia menetapkan hari raya Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024. Saiful Rahmat Dasuki, Wakil Menteri Agama RI pada saat sidang Isbat menyampaikan, berdasarkan hisab posisi hilal pada 7 Juni 2024 wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Keputusan itu didasarkan pada data posisi hilal di seluruh Indonesia, yaitu ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82' hingga 10° 41,09' dan sudut elongasinya 11° 34,83' hingga 13° 14,47’.
Abdullah Jaidi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, perbedaan waktu Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah antara Indonesia dengan Arab Saudi tidak perlu terlalu dipersoalkan. Lebih lanjut, dia menekankan supaya perbedaan tersebut justru dimaknai dengan rasa syukur yang dapat diaplikasikan ke dalam momentum kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dia pun mengimbau agar Hari Raya Iduladha juga dimaknai dengan semarak Idulkurban dengan melakukan penyembelihan hewan kurban sekaligus menurut tuntunan agama. Apalagi, tujuan Iduladha pun adalah untuk berbagi kasih sayang kepada sesama Muslim sesama saudara, sesama tetangga dan kerabat sehingga bisa muncul rasa kasih sayang di dalam kehidupan. Oleh sebab itu, masyarakat sebaiknya menciptakan suasana kedamaian, kasih sayang, sehingga apa diharapkan dapat terealisasi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.