Dapat Screen Time Melimpah, Intip Observasi Fachri Albar di Series Nightmares and Daydreams
14 June 2024 |
15:23 WIB
Aktor langganan sutradara Joko Anwar, Fachri Albar, mendapat screen time berlimpah di serial Nightmares and Daydreams. Dalam series besutan Joko Anwar ini, Fachri diplot sebagai pemeran utama episode keenam, memerankan karakter benama Ali.
Telah terjun di industri perfilman sejak 2005, Fachri Albar memang kerap kali bekerja sama dengan sutradara Joko Anwar. Setidaknya, sudah ada lima judul film dan series yang dibintanginya, merupakan hasil penyutradaraan sang pengarah film horor itu.
Baca juga: Joko Anwar Suguhkan Realitas Sosial & Fenomena Aneh di Series Nightmares and Daydreams
Meski sering muncul di filmnya Joko Anwar, banyak penonton kerap mengeluhkan minimnya screen time atau waktu kemunculan Fachry di film-film tersebut. Hal ini misalnya terjadi pada film Pengabdi Setan (2017), Pengabdi Setan 2: Communion (2022), dan Siksa Kubur (2024).
Padahal, dalam film-film tersebut, Fachri memerankan karakter yang punya fungsi penting. Hal ini pun banyak membuat penonton penasaran tentang siapa sebenarnya karakter-karakter yang dimainkan olehnya.
Namun, sebenarnya tak melulu dia mendapat screen time yang minim. Pada film-film lawas Joko Anwar, seperti Kala (2007) dan Pintu Terlarang (2009), Fachri telah lebih dahulu dipercaya menjadi pemeran utama. Kini, hal tersebut kembali terjadi di series Nightmares and Daydreams.
Menurut Fachri, memerankan Ali di serial Nightmares and Daydreams merupakan sebuah pengalaman yang menarik. Ali adalah karakter yang memiliki disabilitas, tetapi dia juga merupakan seorang kepala keluarga.
Hal tersebut membuatnya harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan. Hingga kemudian, Ali harus berada di titik persimpangan yang membuatnya harus memilih sesuatu yang mungkin akan mengubah kehidupan dan ekonominya.
Untuk mendalami karakternya ini, ada beberapa hal yang dilakukan olehnya. Langkah pertama setelah mendapatkan naskah, Fachri mengaku langsung berdiskusi dengan sutradara dan penulisnya.
Kemudian, hal kedua yang dilakukannya ialah mencari kesamaan antara dirinya dan si karakter. Dalam proses ini, dia akan membaca naskah dengan detail dan mencoba mengaitkan pengalaman hidup yang pernah dirasakannya ke dalam cerita yang dialami oleh sosok karakternya.
“Kalau saya percaya, kita kan sudah mengalami hidup, itu menurut saya penting dipakai juga untuk masuk ke dalam si karakternya,” kata Fachri kepada Hypeabis.id dalam Roundtable Interview di Jakarta, Kamis (14/6/2024).
Satu hal yang terasa cukup baru bagi Fachri adalah karena karakter yang diperankannya merupakan seorang disabilitas. Karakter tersebut, lanjutnya, mengalami buta warna sehingga hanya bisa melihat dunia dalam warna hitam dan putih saja.
Dalam hal ini, Fachry mencoba untuk menyelami lebih dalam karaker Ali dan mencoba merasakan menjalani hidup yang hanya bisa melihat dua warna itu saja. Bagi Ali, kuncinya adalah untuk mencoba ‘merasakan’.
Sementara itu, sutradara Joko Anwar mengatakan Fachri juga melakukan beberapa character development menarik dalam masa praproduksi. Selain tentu saja persiapan memerankan karakter Ali sebagai seorang disabilitas, dia juga mencoba mendalami peran Ali yang lain, yakni sebagai kepala keluarga.
Menurut Joko, Ali bersama istrinya, yang diperankan Poppy Sovia, telah menampilkan gambaran keluarga kelas bawah yang terpinggirkan dengan baik. Chemistry yang terbangun benar-benar akan membuat penonton percaya.
Joko menyebut hal itu terjadi karena dalam masa persiapan, kedua aktor ini memang begitu serius membangun karakter yang dimainkannya. Bahkan, pada waktu-waktu persiapan, Fachri, Poppy Sovia, dan anak-anak yang bermain di series ini kerap berkumpul dan bepergian bersama.
“Iya, aku request terus kepada Joko Anwar [untuk bepergian dan liburan keluarga]. Tadinya, dia mau ikut, tetapi akhirnya enggak. Jadi, aku ajak Poppy dan pemeran anak-anaknya ke Ragunan atau ke mana gitu,” terang Fachri.
Fachri mengatakan dengan mencoba mengalami langsung, maka proses masuk ke karakternya bisa menjadi lebih baik. Sebab, ada memori yang muncul dengan melakukan hal-hal tersebut.
Dia bercerita, ketika sedang berlibur pun, dirinya membatasi banyak hal. Termasuk, dengan membawa rantang berisi makanan sendiri, karena kondisi karakternya memang tidak memungkinkan untuk membeli makanan dari luar.
Baca juga: Simak Sinopsis 7 Episode Serial Nightmares and Daydreams, Tayang 14 Juni 2024 di Netflix
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Telah terjun di industri perfilman sejak 2005, Fachri Albar memang kerap kali bekerja sama dengan sutradara Joko Anwar. Setidaknya, sudah ada lima judul film dan series yang dibintanginya, merupakan hasil penyutradaraan sang pengarah film horor itu.
Baca juga: Joko Anwar Suguhkan Realitas Sosial & Fenomena Aneh di Series Nightmares and Daydreams
Meski sering muncul di filmnya Joko Anwar, banyak penonton kerap mengeluhkan minimnya screen time atau waktu kemunculan Fachry di film-film tersebut. Hal ini misalnya terjadi pada film Pengabdi Setan (2017), Pengabdi Setan 2: Communion (2022), dan Siksa Kubur (2024).
Padahal, dalam film-film tersebut, Fachri memerankan karakter yang punya fungsi penting. Hal ini pun banyak membuat penonton penasaran tentang siapa sebenarnya karakter-karakter yang dimainkan olehnya.
Namun, sebenarnya tak melulu dia mendapat screen time yang minim. Pada film-film lawas Joko Anwar, seperti Kala (2007) dan Pintu Terlarang (2009), Fachri telah lebih dahulu dipercaya menjadi pemeran utama. Kini, hal tersebut kembali terjadi di series Nightmares and Daydreams.
Menurut Fachri, memerankan Ali di serial Nightmares and Daydreams merupakan sebuah pengalaman yang menarik. Ali adalah karakter yang memiliki disabilitas, tetapi dia juga merupakan seorang kepala keluarga.
Hal tersebut membuatnya harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan. Hingga kemudian, Ali harus berada di titik persimpangan yang membuatnya harus memilih sesuatu yang mungkin akan mengubah kehidupan dan ekonominya.
Untuk mendalami karakternya ini, ada beberapa hal yang dilakukan olehnya. Langkah pertama setelah mendapatkan naskah, Fachri mengaku langsung berdiskusi dengan sutradara dan penulisnya.
Kemudian, hal kedua yang dilakukannya ialah mencari kesamaan antara dirinya dan si karakter. Dalam proses ini, dia akan membaca naskah dengan detail dan mencoba mengaitkan pengalaman hidup yang pernah dirasakannya ke dalam cerita yang dialami oleh sosok karakternya.
“Kalau saya percaya, kita kan sudah mengalami hidup, itu menurut saya penting dipakai juga untuk masuk ke dalam si karakternya,” kata Fachri kepada Hypeabis.id dalam Roundtable Interview di Jakarta, Kamis (14/6/2024).
Satu hal yang terasa cukup baru bagi Fachri adalah karena karakter yang diperankannya merupakan seorang disabilitas. Karakter tersebut, lanjutnya, mengalami buta warna sehingga hanya bisa melihat dunia dalam warna hitam dan putih saja.
Dalam hal ini, Fachry mencoba untuk menyelami lebih dalam karaker Ali dan mencoba merasakan menjalani hidup yang hanya bisa melihat dua warna itu saja. Bagi Ali, kuncinya adalah untuk mencoba ‘merasakan’.
Sementara itu, sutradara Joko Anwar mengatakan Fachri juga melakukan beberapa character development menarik dalam masa praproduksi. Selain tentu saja persiapan memerankan karakter Ali sebagai seorang disabilitas, dia juga mencoba mendalami peran Ali yang lain, yakni sebagai kepala keluarga.
Menurut Joko, Ali bersama istrinya, yang diperankan Poppy Sovia, telah menampilkan gambaran keluarga kelas bawah yang terpinggirkan dengan baik. Chemistry yang terbangun benar-benar akan membuat penonton percaya.
Joko menyebut hal itu terjadi karena dalam masa persiapan, kedua aktor ini memang begitu serius membangun karakter yang dimainkannya. Bahkan, pada waktu-waktu persiapan, Fachri, Poppy Sovia, dan anak-anak yang bermain di series ini kerap berkumpul dan bepergian bersama.
“Iya, aku request terus kepada Joko Anwar [untuk bepergian dan liburan keluarga]. Tadinya, dia mau ikut, tetapi akhirnya enggak. Jadi, aku ajak Poppy dan pemeran anak-anaknya ke Ragunan atau ke mana gitu,” terang Fachri.
Fachri mengatakan dengan mencoba mengalami langsung, maka proses masuk ke karakternya bisa menjadi lebih baik. Sebab, ada memori yang muncul dengan melakukan hal-hal tersebut.
Dia bercerita, ketika sedang berlibur pun, dirinya membatasi banyak hal. Termasuk, dengan membawa rantang berisi makanan sendiri, karena kondisi karakternya memang tidak memungkinkan untuk membeli makanan dari luar.
Baca juga: Simak Sinopsis 7 Episode Serial Nightmares and Daydreams, Tayang 14 Juni 2024 di Netflix
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.