Seniman Patricia Piccinini berfoto dengan salah satu karyanya di pameran CARE Museum MACAN, Jakarta (sumber gambar: Hypeabis.id/ Himawan L. Nugraha)

Mitologi Chimera hingga Makhluk Hibrida, Eksplorasi Patricia Piccinini di Pameran Care Museum MACAN

10 June 2024   |   21:10 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Sosok perempuan berhidung bangir itu duduk sedikit membungkuk di atas lemari penyimpanan. Sepintas, raut wajahnya mengingatkan pada wajah manusia pra-Homo sapiens, atau mungkin juga mengingatkan publik pada sosok Orang Utan di pedalaman Kalimantan.

Namun, tampilan sosok ini boleh dikatakan tidak biasa. Matanya bulat hitam kecoklatan mendongak ke depan. Jarinya yang besar bersentuhan dengan sosok bayi dalam gendongan di punggung dan tangan. Seluruh tubuhnya yang telanjang ditumbuhi bulu pirang seperti rambutnya.

Baca juga: Eksplorasi Media & Material dalam Pameran Redefine di Elcanna Gallery

Sosok dalam karya berjudul Kindred [Kekerabatan] itu berada tak jauh dari makhluk androgini berjudul The Sippoerter [Pendudkung]  yang dalam posisi tengkurap dengan kaki berdiri ke atas. Di bagian tungkainya, tampak  sarang burung dengan objek kecil menggemaskan berbulu putih. Makhluk ini seperti menopang dunia dengan kedua kaki, alih-alih kedua tangan.

Sosok-sosok ini adalah dua dari setidaknya 40 karya karya Patricia Piccinini yang dipamerkan di Museum MACAN, Jakarta bertajuk Care. Ekshibisi tunggal perdana di Indonesia dari seniman asal Sierra Leone, Australia itu dihelat pada 24 Mei hingga 6 Oktober 2024 dan terbuka untuk umum.

Lewat pameran ini, publik susah diajak memasuki 'dunia' lain yang kadangkala surreal tapi dekat dengan kehidupan kita. Care juga mengajak publik untuk mengalami pengalaman visual yang imersif-imajinatif, lewat berbagai pendekatan aspek media, material, hingga pola pengemasan yang khas.

Salah satu karya Patrician Piccinini dalam pameran Care di Museum MACAN.

Salah satu karya Patricia Piccinini berjudul Kindred [Kekerabatan]  dalam pameran Care di Museum MACAN. (sumber gambar: Hypeabis.id/ Himawan L. Nugraha)

Kurator Tobias Berger mengatakan, praktik artistik dan perjalanan kuratoral di balik pameran ini. "Care adalah pengalaman seni visual yang imersif dalam berbagai aspek, sebuah perjalanan " melalui ruang-ruang imajinatif, alam, dan ide-ide yang dihidupkan oleh sang perupa," ujar Berger.

Pameran ini mengeksplorasi hubungan dan keintiman sebagai perasaan yang universal dan terhubung dengan audiens dari mana saja, termasuk di Indonesia. Disamping itu, pameran ini juga menyelami isu-isu global terkini mengenai ekologi dan hubungannya dengan keanekaragaman hayati serta bioteknologi.

"Melalui pameran ini kami mengundang pengunjung untuk melihat persilangan dari bentuk-bentuk kehidupan imajiner, menyentuh isu-isu berkelanjutan mengenai spesies yang terancam punah di Indonesia," kata Venus Lau, Direktur Museum MACAN.


Makhluk Khayali 

Saat memasuki area depan ruang pamer, pengunjung sebelumnya juga disambut dengan The Bond [Ikatan] yang langsung mencuri perhatian. Menggunakan media silikon, serat kaca, rambut manusia, dan pakaian, karya berukuran 162x56x50 cm ini mengimak sosok ibu memangku anak transgenik dengan ciri wajah yang tidak biasa.

Saat didekati, dari arah samping, punggung si bayi ini juga menyerupai sol sepatu lari yang biasa digunakan para atlet. Secara utuh, bentuk biologisnya juga seperti gabungan berbagai makhluk hibrida dengan satu tubuh. Telinga bayi ini mengingatkan telinga babi, dan rambutnya yang kaku di bagian punggung seperti rambut binatang.

Dikenal dengan karya patung makhluk khayali (chimera) alami dan mekanis bergaya hiperealistis, praktik artistik Patricia Piccinini banyak mengeksplorasi bentuk-bentuk baru mengenai tubuh, aspek fisik. Karya-karyanya merefleksikan batas yang semakin samar antara yang artifisial dan yang alami.

Di samping itu, Piccinini juga kerap mempertanyakan pemahaman kita mengenai hubungan dengan dunia sekitar dan memperlihatkan masa depan di mana manusia dan makhluk lain dapat hidup berdampingan dengan penuh welas asih, yang bahkan dalam tubuh yang sama.
 

aahah
Karya Patricia Piccinini  berjudul No Fear of Depths [Tak Gentar akan Kedalaman] dalam pameran Care di Museum MACAN. (sumber gambar: Hypeabis.id/ Himawan L. Nugraha)


Sebagai Homo sapiens, imaji manusia terhadap segala sesuatu memang tak terbatas. Seiring evolusinya hingga membentuk peradaban, makhluk yang masih berkerabat dengan kera ini pun menggambarkan apa yang ada di kepala mereka dalam berbagai media, termasuk mitologi, hingga karya seni.

Chimera atau Khimaira adalah makhluk legendaris dari mitologi Yunani yang merupakan gabungan dari tiga hewan: ular, kambing, dan singa. Menurut mitologi, Chimera merupakan putri dari Tifon dan Ekhidna, dan bersaudara dengan beberapa monster dalam legenda, seperti anjing Kerberos dan Hidra dari danau Lernai.

Namun, seiring perlembanganilmu pengetahuan, saat ini juga sudah banyak percobaan untuk menanamkan sel manusia di embrio hewan agar tumbuh menjadi organ manusia spesifik. Adanya penelitian ini juga telah melampaui batasan antar spesies yang membuka pemahaman baru dari kajian biologi..

Momen itu pun dapat dilihat dari bagaimana Patricia mengemas ekshibisi ini bukan hanya sebagai pameran. Sebab, dia juga menjabarkannya dalam peta perpaduan antar spesies, mitologi, hingga budaya populer itu dalam jalinan yang kompleks lewat berbagai istilah seperti DNA, Pengeditan Gen CSPR, dan yang lain.


Nuansa Lokal

Keunikan lain dari pameran Care adalah bagaimana cara Patricia mendekatkan diri dengan publik seni di Jakarta dengan meminjam khasanah budaya lokal. Mendekati akhir ruang pamer, pengunjung akan diajak memasuki sebuah rumah yang terbuat dari kayu, dan bilik bambu yang sangat khas Indonesia.

Berukuran kurang lebih 8x10 meter persegi, di ruangan remang ini, kita akan melihat berbagai perkakas antik, yang mengingatkan pada film-film jadul. Ada rak piring dari kayu, rantang, gelas, kompor, kaleng kerupuk, tudung saji, televisi, ranjang besi, sofa, dan tentu saja tikar pandan.

Memasuki ruang ini, publik seolah memasuki nuansa rumah nenek saat Lebaran tiba. Namun, alih-alih menonjolkan suasana tersebut, fokus dari rumah ini adalah dua makhluk yang saling berpelukan di atas ranjang dalam posisi tertutup selimut. Mereka tampak tertidur dengan nyenyak dalam suasana yang tentram.

Kedua patung berukuran manusia itu berjudul The Couple [Sejoli], (linen, silikon, rambut, serat kacam 42x168x65 cm, 2018). Uniknya, sosok dari kedua makhluk ini adalah karakter terkenal dalam karya Mary Shelley, Frankenstein, yang mendapatkan kisah akhir berbeda yang bahagia, alih-alih berakhir tragis.

 

berjudul The Couple [Sejoli] dalam pameran Care di Museum MACAN. (sumber gambar: Hypeabis.id/ Himawan L. Nugraha)

Karya Patricia Piccinini berjudul The Couple [Sejoli] dalam pameran Care di Museum MACAN. (sumber gambar: Hypeabis.id/ Himawan L. Nugraha)

Lewat karya ini Piccinini ingin menjungkirbalikkan narasi dari fiksi ilmiah tersebut. Yaitu sang monster berhasil melarikan diri dari laboratorium, lalu menemukan rumah yang nyaman dan cinta yang mesra. Ini pun terbukti lewat karya berjudul Foundling [Bayi Terlantar] yang merupakan spesies campuran dari kedua makhluk tersebut.

Aura rumah yang nyaman, tenang, dengan nuansa yang hangat juga memberi gambaran kasih yang tulus dari karya ini. Artinya, Piccinini berhasil membangun dunia di mana semua makhluk, bahkan buatan-buatan bentuk hibrida dapat menemukan keberdayaan, cinta, dan kepuasan.

Baca juga: Albert Yonathan Setyawan Gelar Pameran Tunggal Transitory Nature of Earthly Joy di Tumurun Museum

"Saya merasa Care adalah sebuah kesempatan yang sangat baik untuk bisa terhubung dengan para pengunjung [Indonesia] mengenai isu-isu yang memengaruhi kita semua, mulai dari lingkungan hingga kehidupan urban kontemporer," kata Piccinini. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

InnerSloth Rilis Trailer Perdana Among Us The Series dan Seleb Pengisi Karakternya

BERIKUTNYA

Fakta Menarik Film Ipar Adalah Maut, Angkat Isu Perselingkuhan yang Sempat Viral di Medsos

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: