Ilustrasi stres (Sumber gambar: Andrew Neel/Pexels)

Penduduk Kota Rentan Gangguan Mental, Psikolog: Pentingnya Ada Perhatian Pemerintah

03 June 2024   |   22:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Sebuah penelitian meta analisis 2017 yang diterbitkan Deutsches Arzteblatt International mengungkap fakta penting mengenai kaitan kehidupan masyarakat kota dan kesehatan mental. Penelitian tersebut menemukan, sebanyak 21% penduduk perkotaan lebih mungkin mengalam gangguan kecemasan dibandingkan dengan penduduk desa. Kaum urban juga lebih rentan hingga 39% mengalami gangguan mood dibandingkan mereka yang tinggal di kota.

Salah satu penyebab yang mendorong gangguan terkait kejiwaan ini adalah stimulus terus-menerus dari kehidupan kota yang menyebabkan kondisi stres dan gangguan mood. Penelitian tersebut juga mengungkap tingkat kondisi kesehatan mental berupa PTSD, kesulitan meregulasi emosi amarah, dan gangguan kecemasan umum menjadi ganguan psikologis yang sama seriusnya dengan paranoia hingga skizofrenia.

Selai kesadaran tiap-tiap individu, Psikolog Klinis A. Kasandra Putranto berpendapat tentang pentingnya perhatian pemerintah sebagai stakeholder berperan aktif mendukung kesehatan mental masyarakat kota serta memberi dorongan kesadaran yang lebih maksimal.  

Baca Juga: Tingginya Mobilitas Penduduk Pengaruhi Kesehatan Mental, Kok Bisa?

Langkah pertama yang dapat dilakkan adalah membuka informasi dan dukungan dengan akses yang mudah, akurat, dan jelas tentang cara mengelola stres. “Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi, penyediaan sumber daya online, dan penyediaan layanan dukungan mental yang mudah diakses,” kata Kasandra.

Bentuk edukasi tidak hanya terbatas pada kesadaran, tetapi juga partisipasi yang aktif. Misalnya, pemerintah bisa mendorong masyarakat aktif dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan stres. Kasandar berpendapat, hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi program-program kesehatan mental. Pemerintah juga bisa berperan dalam memberi kesempatan bagi masyarakat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka dalam berbagai ruang ekspresi.

Program kesehatan mental tersebut pun harus dibuat terjangkau dan mudah diakses. Maka, Kasandra menyebut pentingnya menyediakan fasilitas kesehatan mental yang menyeluruh dan memadai secara preventif maupun kuratif. “Termasuk penyediaan pelatihan bagi tenaga medis dalam bidang kesehatan mental, dan memperluas cakupan asuransi kesehatan mental,” imbuhnya.

Pemerintah juga bisa bergerak dalam aspek pemulihan ekonomi dengan mendorong pengurangan stres ekonomi yang banyak dialami masyarakat kota. Kasandra menyebut, diperlukan langkah konkret pemerintah untuk mengelola stres ekonomi lewat kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja dan bantuan keuangan.

Faktor pemicu stres di ruang pekerja juga bisa diredam dengan mengimplementasikan kebijakan terkait keseimbangan kerja-hidup (work-life-balance), melindungi hak-hak pekerja, serta ikut mempromosikan lingkungan kerja yang sehat dan aman.

Namun yang tak kalah penting, pemerintah memiliki peran aktif juga dalam aspek kesehatan promotif seperti mendorong masyarakat menjaga pola hidup sehat dan meredam faktor pemicu stres. “Pola hidup sehat yang dapat membantu mengurangi stres. Ini termasuk mempromosikan olahraga, nutrisi yang seimbang, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok dan minum alkohol berlebihan,” katanya.

Baca Juga: 6 Penyebab Speech Delay pada Anak, Dipengaruhi Kondisi Fisik & Mental

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Review Buku Desi Anwar, Memaknai & Mencerna Fungsi Benda Lewat The Book of Everyday Things

BERIKUTNYA

Jungkook BTS Rilis Lagu Never Let Go untuk Penggemar pada 7 Juni 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: