Dorong Kesehatan Preventif, Ini Aspek Kesehatan yang Perlu Dicek Secara Berkala
31 May 2024 |
21:30 WIB
Peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) di tengah masyarakat Indonesia kian memprihatinkan. Tidak hanya mendera mereka pada usia lansia, kini kasus penyakit degeneratif ini juga mulai menerjang kelompok usia muda-dewasa.
Misalnya untuk penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah, data Kemenkes RI menyebutkan kelompok usia mulai 25-34 tahun kini berusia 25-34 tahun memiliki prevalensi per mil untuk penyakit hipertensi mencapai 2,07% atau untuk penyakit jantung mencapai 0,08%.
Baca juga: Tak Boleh Asal, Buku Conscious Diet Ajak Mengenali Tubuh Sebelum Memulai Diet
Oleh karena itu, saat ini pemerintah mulai memprioritaskan kesehatan bersifat preventif. Ini membuat aspek kesehatan tidak lagi berpusat pada sifat kuratif (penyembuhan) melainkan dengan dorongan pentingnya pencegahan melalui kesadaran menjaga kesehatan dan gaya hidup.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Lucia Rizka Andalucia menegaskan, pengawalan kesehatan bersifat preventif ini masuk dalam pilar transformasi kesehatan yang menjadi fokus pemerintah ke depan.
Sejak tahun lalu, pemerintah telah menggaungkan pentingnya pemeriksaan kesehatan melalui deteksi dini lewat fasilitas kesehatan di sebagian besar puskesmas. Rumah sakit dan klinik juga didorong untuk memperbanyak layanan terkait skrining dan deteksi dini berbagai penyakit.
Lucia menjelaskan, kesadaran skrining dapat membantu menjaga masyarakat sejak kecil dan seiring bertumbuh remaja, sehingga tidak hanya berbatas pada usia krusial seperti lansia. “Kita sudah harus bisa kawal bagaimana membuat kesehatannya baik, sehingga memiliki pertumbuhan yang baik dan kualitas hidup yang baik,” kata Lucia.
Melansir laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, setidaknya terdapat 8 jenis aspek kesehatan yang penting dicek secara berkala. Pertama, berat dan tinggi badan yang dilakukan untuk mengetahui massa indkes tubuh dalam keadaan ideal atau tidak.
Kemudian lingkar perut yang diukur untuk mengetahui kadar lemak pada batas aman (90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita). Lalu masyarakat juga disarankan melakukan cek tekanan darah dan kadar gula darah untuk mendeteksi risiko hipertensi dan diabetes setidaknya tiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Tekanan darah dikatakan dalam batas normal apabila di bawah 140/90mmHg. Sementara kadar gula darah normal apabila berada di bawah 100 g/dl. Masyarakat juga dianjurkan untuk mengecek kadar kolesterol minimal tiap 1 tahun sekali. Disarankan berada di bawah angka 200 untuk batas kadar kolesterol ini.
Kesehatan paru bagi orang berrisiko juga perlu dicek dengan memeriksakan arus puncak ekspirasi. Bagi wanita, terdapat 2 jenis pemeriksaan tambahan yang perlu dicek rutin yakni deteksi dini kanker leher rahim dan pemeriksaan payudara sendiri.
Mendorong kesehatan preventif, pemerintah melalui Kemenkes RI juga telah membuat program skrning gratis di fasilitas kesehatan (faskes) Puskesmas yang bisa dikunjungi masyarakat. Melansir laman Kemenkes RI, berikut daftar 14 jenis penyakit dengan fasilitas skrining gratis di faskes:
1. Diabetes melitus
2. Hipertensi
3. Stroke
4. Jantung
5. Kanker serviks
6. Kanker payudara
7. TBC
8. Anemia
9. Kanker paru
10. Kanker usus
11. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
12. Thalassemia
13. Hipotiroid kongenital
14. Hepatitis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Misalnya untuk penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah, data Kemenkes RI menyebutkan kelompok usia mulai 25-34 tahun kini berusia 25-34 tahun memiliki prevalensi per mil untuk penyakit hipertensi mencapai 2,07% atau untuk penyakit jantung mencapai 0,08%.
Baca juga: Tak Boleh Asal, Buku Conscious Diet Ajak Mengenali Tubuh Sebelum Memulai Diet
Oleh karena itu, saat ini pemerintah mulai memprioritaskan kesehatan bersifat preventif. Ini membuat aspek kesehatan tidak lagi berpusat pada sifat kuratif (penyembuhan) melainkan dengan dorongan pentingnya pencegahan melalui kesadaran menjaga kesehatan dan gaya hidup.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Lucia Rizka Andalucia menegaskan, pengawalan kesehatan bersifat preventif ini masuk dalam pilar transformasi kesehatan yang menjadi fokus pemerintah ke depan.
Sejak tahun lalu, pemerintah telah menggaungkan pentingnya pemeriksaan kesehatan melalui deteksi dini lewat fasilitas kesehatan di sebagian besar puskesmas. Rumah sakit dan klinik juga didorong untuk memperbanyak layanan terkait skrining dan deteksi dini berbagai penyakit.
Lucia menjelaskan, kesadaran skrining dapat membantu menjaga masyarakat sejak kecil dan seiring bertumbuh remaja, sehingga tidak hanya berbatas pada usia krusial seperti lansia. “Kita sudah harus bisa kawal bagaimana membuat kesehatannya baik, sehingga memiliki pertumbuhan yang baik dan kualitas hidup yang baik,” kata Lucia.
Melansir laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, setidaknya terdapat 8 jenis aspek kesehatan yang penting dicek secara berkala. Pertama, berat dan tinggi badan yang dilakukan untuk mengetahui massa indkes tubuh dalam keadaan ideal atau tidak.
Kemudian lingkar perut yang diukur untuk mengetahui kadar lemak pada batas aman (90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita). Lalu masyarakat juga disarankan melakukan cek tekanan darah dan kadar gula darah untuk mendeteksi risiko hipertensi dan diabetes setidaknya tiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Tekanan darah dikatakan dalam batas normal apabila di bawah 140/90mmHg. Sementara kadar gula darah normal apabila berada di bawah 100 g/dl. Masyarakat juga dianjurkan untuk mengecek kadar kolesterol minimal tiap 1 tahun sekali. Disarankan berada di bawah angka 200 untuk batas kadar kolesterol ini.
Kesehatan paru bagi orang berrisiko juga perlu dicek dengan memeriksakan arus puncak ekspirasi. Bagi wanita, terdapat 2 jenis pemeriksaan tambahan yang perlu dicek rutin yakni deteksi dini kanker leher rahim dan pemeriksaan payudara sendiri.
Mendorong kesehatan preventif, pemerintah melalui Kemenkes RI juga telah membuat program skrning gratis di fasilitas kesehatan (faskes) Puskesmas yang bisa dikunjungi masyarakat. Melansir laman Kemenkes RI, berikut daftar 14 jenis penyakit dengan fasilitas skrining gratis di faskes:
1. Diabetes melitus
2. Hipertensi
3. Stroke
4. Jantung
5. Kanker serviks
6. Kanker payudara
7. TBC
8. Anemia
9. Kanker paru
10. Kanker usus
11. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
12. Thalassemia
13. Hipotiroid kongenital
14. Hepatitis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.