Film Saat Menghadap Tuhan (Sumber foto: Instagram/saatmenghadaptuhan)

Ulasan Film Terbaru Rudi Soedjarwo Saat Menghadap Tuhan, Kisah Gelap dan Traumatis Para Remaja

30 May 2024   |   07:00 WIB
Image
Amanda Syavira Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Sosok Rudi Soedjarwo kembali hadir di layar lebar dengan merilis film terbarunya berjudul Saat Menghadap Tuhan. Untuk merayakan 25 tahun kariernya di dunia perfilman Indonesia, Rudi memperluas sayapnya dengan mendirikan rumah produksi RexCorp dengan Saat Menghadap Tuhan sebagai film pertama yang diproduksinya.

Setelah berhasil dengan film Sayap-Sayap Patah, Rudi berusaha membuat film ini dengan mengangkat isu-isu sosial yang sering menjadi keresahannya. Ia merasa penting untuk lebih sering membahas secara terbuka di masyarakat tentang perundungan, trauma masa kecil, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan pelecehan seksual.

Baca juga: Angkat Kisah Tentang Trauma, Cek Sinopsis dan Daftar Pemain Film Saat Menghadap Tuhan

Diambil dari kisah nyata, Saat Menghadap Tuhan mengisahkan kehidupan empat remaja, Damar, Gito, Nala, dan Marlo, masing-masing dengan masalah yang sangat rumit dan emosional. Setiap kisah dari keempat remaja ini menggambarkan isu-isu yang sering ditemui dalam masyarakat saat ini. Mulai dari kasus perundungan, kekerasan seksual, pembunuhan, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 
 

Dengan memusatkan perhatian pada realitas keras yang acap kali dihadapi oleh sebagian orang, film ini memberikan gambaran yang mendalam dan menyentuh tentang berbagai bentuk kejadian traumatis yang dirasakan pada banyak orang. 

Saat Menghadap Tuhan dikemas dengan alur cerita yang mengajak penonton untuk ikut merasakan apa yang dialami oleh empat remaja yang penuh luka mendalam dalam hidup Damar, Gito, Nala, dan Marlo. 

Walaupun para aktor dan aktris dalam film ini cukup baru berkecimpung di dunia perfilman, mereka tampil dengan sangat natural. Percakapan antara mereka juga terasa alami karena menggunakan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga berhasil menyampaikan emosi dengan kuat dan membuat penonton merasakan penderitaan dan perjuangan karakter mereka. 

Secara visual, film ini menampilkan unsur-unsur sinematik khas karya Rudi yang telah kita kenal dari film-filmnya terdahulu. Adegan-adegan berlarian yang mendebarkan mengingatkan penonton pada film Mengejar Matahari sementara nuansa gelap dan atmosfer suram dari gang-gang sempit perkotaan mengingatkan pada film 9 Naga. Film Saat Menghadap Tuhan juga konsisten menggunakan efek visual yang membuat filmnya terasa suram dan kelam.

Penggunaan lokasi dan lingkungan pemukiman yang realistis serta penataan cahaya yang dramatis memperkuat suasana mencekam dan emosional pada film ini. Dengan penggunaan audio yang mendukung, film ini menjadi lebih tegang dan memperdalam emosional penonoton. 

Secara keseluruhan Saat Menghadap Tuhan adalah sebuah film yang kuat dan mengharukan. Film ini juga merupakan gambaran asli tentang berbagai isu sosial rumit dan menantang yang dihadapi oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. 

Film ini juga membawa banyak pesan tentang pentingnya empati, keadilan, dan dukungan sosial dalam menghadapi berbagai bentuk penderitaan dan ketidakadilan. Saat Menghadap Tuhan juga dimaksudkan untuk mendorong kita untuk selalu mempertanyakan keyakinan-keyakinan yang diterima begitu saja dari masyarakat.

Tak hanya itu, lewat filmnya Rudi Soedjarwo juga mengajak penonton untuk merenung dan memahami realitas yang sering kali tersembunyi di balik kehidupan sehari-hari. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Makna di Balik Meme TikTok Galvanized Steel and Eco-Friendly Wood Veneers

BERIKUTNYA

Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Melakukan Implan Gigi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: