Layanan Vaksin Covid-19 di Indonesia Dinilai Positif
20 December 2021 |
16:45 WIB
ASEAN Youth Survey 2021 dari Redhill mengungkapkan bahwa sebagian besar anak muda Indonesia percaya bahwa penyediaan layanan kesehatan dasar di Indonesia baik, dan sebagian besarnya percaya bahwa keterjangkauan dan aksesnya memadai.
Survei yang tersebut menunjukkan masing-masing memiliki nilai sebesar 56 persen dan 58 persen atau menunjukkan perbedaan yang tipis.
"Terlepas dari pemikiran optimistis yang hati-hati untuk memenuhi jaminan dasar, sebagian besar responden lokal [87 persen] masih memiliki komentar positif tentang kecukupan peluncuran vaksin Covid-19," demikian dikutip dari keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).
Berbicara tentang hal-hal yang lebih sensitif secara budaya seperti kesehatan seksual, survei menunjukkan anak muda Indonesia terlihat agak terbuka. Hal ini terlihat dari sebagian besar responden, yakni hampir 50 persen.
Keterbukaan ini juga diterjemahkan – meskipun dalam tingkat yang lebih besar – ke dalam pendapat mereka tentang pembahasan masalah kesehatan mental. Sebanyak 64 persen anak muda Indonesia lebih bersedia untuk mendiskusikannya dengan lingkaran yang mereka percaya.
Masih dalam rilis yang sama, pada tahun ketiga ini, ASEAN Youth Survey yang dilakukan oleh Redhill menganalisa peran anak muda di Asia Tenggara sebagai pendorong utama perubahan ekonomi, budaya, dan sosial-politik.
Studi ini mencoba untuk mengetahui bagaimana aspirasi dan kekhawatiran mereka tentang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, perawatan kesehatan, pilihan hidup, dan aktivitas online – melalui pendapat dari hampir 3.000 orang berusia 18-35 tahun di 7 negara ASEAN.
Pranav Rastogi, Managing Director, Redhill, menuturkan 2 tahun terakhir adalah waktu yang sangat menantang bagi anak muda Indonesia, tetapi kondisi ini tidak mengurangi optimisme mereka untuk masa depan yang lebih baik.
"Tidak sedikit karena sikap mereka yang sebagian besar sangat positif terhadap bagaimana cara pemerintah menangani situasi pandemi di berbagai bidang," katanya.
Meskipun ada kekhawatiran tentang pemulihan jangka panjang, anak muda Indonesia masih percaya bahwa mereka memiliki platform untuk membangun sesuatu, bersamaan dengan usaha mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di era kenormalan baru.
Untuk diketahui, survei itu juga menyebutkan anak muda Indonesia terhubung secara digital. Sebagian besar responden utamanya mendapat sumber berita mereka dari media sosial (83 persen), dan sebanyak 46 persen menghabiskan antara 5-10 jam sehari pada platform tersebut.
Dengan ketergantungan digital ini, sebagian besar pemuda Indonesia (80 persen) percaya bahwa harus ada lebih banyak pendidikan untuk membantu masyarakat dalam menentukan keakuratan berita.
Meski begitu, sebanyak 48 persen percaya bahwa peraturan negara mereka efektif dalam mengekang berita palsu dan dengan itu, sebanyak 44 persen menunjukkan kenyamanan tentang opini asli politik mereka yang dipengaruhi oleh wacana politik daring.
Survei yang tersebut menunjukkan masing-masing memiliki nilai sebesar 56 persen dan 58 persen atau menunjukkan perbedaan yang tipis.
"Terlepas dari pemikiran optimistis yang hati-hati untuk memenuhi jaminan dasar, sebagian besar responden lokal [87 persen] masih memiliki komentar positif tentang kecukupan peluncuran vaksin Covid-19," demikian dikutip dari keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).
Berbicara tentang hal-hal yang lebih sensitif secara budaya seperti kesehatan seksual, survei menunjukkan anak muda Indonesia terlihat agak terbuka. Hal ini terlihat dari sebagian besar responden, yakni hampir 50 persen.
Keterbukaan ini juga diterjemahkan – meskipun dalam tingkat yang lebih besar – ke dalam pendapat mereka tentang pembahasan masalah kesehatan mental. Sebanyak 64 persen anak muda Indonesia lebih bersedia untuk mendiskusikannya dengan lingkaran yang mereka percaya.
Masih dalam rilis yang sama, pada tahun ketiga ini, ASEAN Youth Survey yang dilakukan oleh Redhill menganalisa peran anak muda di Asia Tenggara sebagai pendorong utama perubahan ekonomi, budaya, dan sosial-politik.
Studi ini mencoba untuk mengetahui bagaimana aspirasi dan kekhawatiran mereka tentang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, perawatan kesehatan, pilihan hidup, dan aktivitas online – melalui pendapat dari hampir 3.000 orang berusia 18-35 tahun di 7 negara ASEAN.
Pranav Rastogi, Managing Director, Redhill, menuturkan 2 tahun terakhir adalah waktu yang sangat menantang bagi anak muda Indonesia, tetapi kondisi ini tidak mengurangi optimisme mereka untuk masa depan yang lebih baik.
"Tidak sedikit karena sikap mereka yang sebagian besar sangat positif terhadap bagaimana cara pemerintah menangani situasi pandemi di berbagai bidang," katanya.
Meskipun ada kekhawatiran tentang pemulihan jangka panjang, anak muda Indonesia masih percaya bahwa mereka memiliki platform untuk membangun sesuatu, bersamaan dengan usaha mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di era kenormalan baru.
Untuk diketahui, survei itu juga menyebutkan anak muda Indonesia terhubung secara digital. Sebagian besar responden utamanya mendapat sumber berita mereka dari media sosial (83 persen), dan sebanyak 46 persen menghabiskan antara 5-10 jam sehari pada platform tersebut.
Dengan ketergantungan digital ini, sebagian besar pemuda Indonesia (80 persen) percaya bahwa harus ada lebih banyak pendidikan untuk membantu masyarakat dalam menentukan keakuratan berita.
Meski begitu, sebanyak 48 persen percaya bahwa peraturan negara mereka efektif dalam mengekang berita palsu dan dengan itu, sebanyak 44 persen menunjukkan kenyamanan tentang opini asli politik mereka yang dipengaruhi oleh wacana politik daring.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.