diskusi Pentahelix Seni Menuju Indonesia Emas di Auditorium Rektorat IKJ, Selasa (14/5/2024). (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Meramu Ekosistem Seni Lewat Kerja Sama Pentahelix

14 May 2024   |   21:54 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Proses penguatan ekosistem seni di Indonesia tak bisa dilakukan seorang diri. Rektor dan Dosen DKV RSRD Institut Kesenian Jakarta Indah Tjahjawulan mendorong penguatan ekosistem ini perlu ditopang dengan konsep kerja sama pentahelix antar stakeholder terkait.

Hal ini karena kekuatan pengembangan potensi seni, baik sebagai produk budaya maupun produk ekonomis, perlu didukung oleh semua unsur. Menurut dia, ini bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan oleh seniman saja.

Baca juga: Bioskop Alternatif Penting Untuk Pemerataan Jatah Tayang Film

Pentahelix merupakan model pengembangan ekosistem yang menekankan pada kerja sama maupun kolaborasi, demi mencapai tujuan yang telah direncanakan. Model pentahelix melibatkan kolaborasi lima unsur subjek atau stakeholder.

Kelima unsur tersebut mulai dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media. Unsur-unsur ini mesti bergerak bersama, baik saling mendukung satu sama lain maupun mengkritisi antar elemen pula jika ada yang dirasa tidak sesuai.

“Pentahelix dapat membantu memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan industri kreatif, termasuk seni,” ungkap Indah dalam diskusi Pentahelix Seni Menuju Indonesia Emas di Auditorium Rektorat IKJ, Selasa (14/5/2024).
 

Seniman dari Teater Sumber Drama Manusia membawakan pementadan dengan judul Arsip dalam Festival Teater Jakarta (FTJ) 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (27/10/2023). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha)

Seniman dari Teater Sumber Drama Manusia membawakan pementadan dengan judul Arsip dalam Festival Teater Jakarta (FTJ) 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (27/10/2023). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha)


Indah mengatakan sinergi itu bisa terwujud ketika kelima elemen ini menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam hal ini, unsur pertama, yakni pemerintah, bisa memberikan dukungan kebijakan, infrastruktur maupun sumber dayanya untuk mendukung kesenian berkembang.

Kedua, unsur dunia usaha bisa menjalankan peran sebagai penggerak ekonomi dunia seni. Dunia usaha bisa membantu memberikan investasi maupun kerja sama bisnis. Selain itu, sektor ini juga bisa menjembantani sebuah kesenian agar tidak hanya bisa diterima masyarakat, tetapi juga mampu menghasilkan nilai ekonomi.

Ketiga, unsur akademik bertugas untuk melakukan rangkaian penelitian dan kajian untuk mendukung kemajuan seni. Akademik juga mesti memposisikan diri sebagai penyedia pengetahuan, apa pun itu, yang bisa mendukung kesenian berlangsung.

“Peran perguruan tinggi seni dalam konsep Pentahelix ini adalah menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi para pelaku seni dan industri kreatif, melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas dan inovasi, serta jadi jembatan untuk dunia akademis dan industri kreatif,” imbuhnya.

Akademisi, kata Indah,  berperan sebagai konseptor yang melakukan penelitian dan membantu pengelolaan identifikasi potensi. Tak hanya itu, mereka juga mesti hadir dalam membuka peluang pengembangan dan peningkatan keterampilan.

“Salah satu contoh yang telah dikerjakan misalnya ialah dalam acara estival Animakini dan Ciffest, yang kemudian mempertemukan berbagai stakeholder untuk sama-sama mengembangkan potensi seni yang ada,” terangnya.

Jika tiga unsur sudah berjalan, selanjutnya adalah melibatkan masyarakat. Dalam pentahelix, masyarakat bisa menjalankan fungsi sebagai pengguna atau apresiator sekaligus ikut menyebarluaskan kesenian itu sendiri.

Terakhir, adalah peran media yang dapat memberikan informasi ke khalayak luas dan edukasi bagi masyarakat lain. Indah menyebut peran-peran ini mesti dijalankan konsisten dan berkelanjutan.

“Seluruh rangkaian ini juga mesti berjalan dengan evaluasi dan monitoring berkala untuk melihat perkembangan dan hasil yang akan dicapai,” tegasnya.
 

Pengunjung mengamati karya seni dalam pameran ulang tahun ke-55 Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Pengunjung mengamati karya seni dalam pameran ulang tahun ke-55 Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Jumat (10/11/2023).


Sementara itu, Direktur Industri Kreatif, Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) M Amin Abdullah mengatakan membangun ekosistem berkesenian yang matang memang membutuhkan dukungan dari beberapa elemen. Skema pentahelix bisa jadi jembatan untuk hal tersebut.

“Keterhubungan sistem yang mendukung rantai niai ekonomi kreatif, dari kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi, yang dilakukan dengan pentahelix dapat memberikan nilai tambah pada produknya,” kata Amin.

Hal tersebut juga akan berefek pada terciptanya karya yang berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi oleh hukum. Untuk mewujudkan itu, kata Amin, perlu banyak pengembangan riset dan pengembangan pendidikan.

Di luar itu, fasilitas pendanaan juga jadi hal krusial lain. Amin mengatakan unsur ini punya pengaruh besar, seperti stimulus Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digelontorkan untuk seni film kala pandemi Covid-19.

“Itu sudah terbukti, misalnya PEN film kemarin Rp114 miliar. Itu direct impact saja dari penjualan tiket langsung itu mencapai Rp400 miliar, berarti 4 kali lipat,” imbuhnya.

Bahkan, kata Amin, angka tersebut belum termasuk ‘indirect’ yang di luar dari tiket, seperti makanan dan minuman yang dijual di bioskop, transportasi menuju ke bioskop, hingga aktivitas ekonomi lain yang terjadi sebelum maupun sesudah menonton. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Menikmati Warisan Budaya Kuliner Nusantara di Tempayan Indonesian Bistro

BERIKUTNYA

Begini Strategi Brand Meraup Cuan dari Kolaborasi Idola K-Pop

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: