Simak Penjelasan NASA tentang Aurora di Polandia yang Disebut Ada Kekacauan Magnetik
14 May 2024 |
20:22 WIB
Aurora menjadi fenomena dalam beberapa waktu belakangan di dunia. Fenomena pancaran cahaya di langit itu terlihat di beberapa negara di dunia, sehingga membuatnya berwarna-warni. Meskipun begitu, sejumlah negara tercatat tidak mengalaminya.
Dikutip dari laman National Aeronautics and Space Adminstrations (NASA), Aurora terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah aurora borealis atau cahaya utara yang muncul di dekat kutub utara. Kedua, aurora australis atau cahaya selatan jika keberadaannya dekat dengan kutub selatan.
Baca juga: Daftar Tempat dan Waktu Terbaik Untuk Berburu Aurora
Meskipun cahaya warna-warni itu kerap muncul pada malam hari, NASA mengungkapkan bahwa penyebab keberadaannya adalah matahari.
“Matahari mengirimi kita lebih dari sekadara panas dan cahaya. Dia mengirimkan banyak energi lain dan partikel kecil ke arah kita,” demikian tertulis.
NASA menuliskan bahwa medan magnet pelindung pelindung di sekitar Bumi melindungi kita dari sebagian besar energi dan partikel, dan kita bahkan tidak menyadarinya. Namun, matahari tidak mengirimkan jumlah energi yang sama sepanjang waktu ke bumi.
Ada solar wind yang konstan dan juga solar storm yang dikirimkan oleh matahari melalui pancaranya. Selama salah satu jenis badai matahari yang disebut coronal mass ejection atau lontaran massa koronal, matahari mengeluarkan gelembung besar yang berisi gas listrik yang dapat bergerak melintasi ruang angkasa dengan kecepatan tinggi.
Saat badai matahari datang, sebagian energi dan partikel kecil dapat bergerak menyusuri garis medan magnet di kutub utara dan selatan menuju atmosfer bumi. Di tempat ini, partikel-partikel tersebut berinteraksi dengan gas yang ada di atmosfer.
Interaksi yang terjadi menghasilkan tampilan cahaya di langit. Oksigen yang ada di atmosfer mengeluarkan cahaya hijau dan merah. Sementara itu, nitrogen memancarkan sinar berwarna biru dan ungu.
NASA mengungkapkan bahwa aurora tidak hanya terjadi di bumi. Aurora dapat terjadi di suatu planet yang memiliki atmosfer dan medan magnet. “Kami telah melihat aurora menakjubkan di Jupiter dan Saturnus,” demikian tulis NASA.
Dalam laman lainnya dari NASA (), aurora yang terjadi di Polandia beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa cahaya utara telah bergerak jauh ke selatan dan biasaya tidak pernah terjadi.
NASA mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dapat terjadi lantaran ada kekacauan magnetik di wilayah aktif 3664 matahari yang sangat besar, sehingga menghasilkan ledakan permukaan yang mengirimkan ledakan elektron, proton, dan inti bermuatan yang lebih masif ke tata surya.
Lontaran massa koronal tersebut berdampak terhadap bumi dan memicu aurora yang dilaporkan sangat jauh dari kutub utara dan selatan bumi beberapa hari kemudian. NASA mengungkapkan bahwa pertunjukan langit bebas tersebut mungkin belum berakhir.
Salah satu penyebabnya adalah wilayah aktif 3664 yang kaya bintik matahari telah mengeluarkan lebih banyak lontaran massa koronal. Wilayah aktif tersebut berada di dekat tepi dari matahari pada saat ini, dan akan segera berputar menjauh dari bumi.
Masih dalam laman NASA, wilayah aktif 3664 adalah salah satu kelompok bintik matahari terbesar dalam sejarah yang sedang melintasi matahari. Selain berukuran besar, wilayah ini juga ganas dan melemparkan awan partikel ke tata surya.
Baca juga: Fenomena Aurora Borealis Diprediksi Terlihat di AS & Eropa
Beberapa lontaran massa koronal telah berdampak kepada bumi dan beberapa lainnya mungkin akan menyusul. “Yang paling ekstrem, badai matahari ini dapat menyebabkan beberapa satelit yang mengorbit tidak berfungsi, atmosfer bumi sedikit terdistorsi, dan jaringan listrik melonjak,” demikian tertulis.
Editor: Fajar Sidik
Dikutip dari laman National Aeronautics and Space Adminstrations (NASA), Aurora terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah aurora borealis atau cahaya utara yang muncul di dekat kutub utara. Kedua, aurora australis atau cahaya selatan jika keberadaannya dekat dengan kutub selatan.
Baca juga: Daftar Tempat dan Waktu Terbaik Untuk Berburu Aurora
Meskipun cahaya warna-warni itu kerap muncul pada malam hari, NASA mengungkapkan bahwa penyebab keberadaannya adalah matahari.
“Matahari mengirimi kita lebih dari sekadara panas dan cahaya. Dia mengirimkan banyak energi lain dan partikel kecil ke arah kita,” demikian tertulis.
NASA menuliskan bahwa medan magnet pelindung pelindung di sekitar Bumi melindungi kita dari sebagian besar energi dan partikel, dan kita bahkan tidak menyadarinya. Namun, matahari tidak mengirimkan jumlah energi yang sama sepanjang waktu ke bumi.
Ada solar wind yang konstan dan juga solar storm yang dikirimkan oleh matahari melalui pancaranya. Selama salah satu jenis badai matahari yang disebut coronal mass ejection atau lontaran massa koronal, matahari mengeluarkan gelembung besar yang berisi gas listrik yang dapat bergerak melintasi ruang angkasa dengan kecepatan tinggi.
Saat badai matahari datang, sebagian energi dan partikel kecil dapat bergerak menyusuri garis medan magnet di kutub utara dan selatan menuju atmosfer bumi. Di tempat ini, partikel-partikel tersebut berinteraksi dengan gas yang ada di atmosfer.
Interaksi yang terjadi menghasilkan tampilan cahaya di langit. Oksigen yang ada di atmosfer mengeluarkan cahaya hijau dan merah. Sementara itu, nitrogen memancarkan sinar berwarna biru dan ungu.
NASA mengungkapkan bahwa aurora tidak hanya terjadi di bumi. Aurora dapat terjadi di suatu planet yang memiliki atmosfer dan medan magnet. “Kami telah melihat aurora menakjubkan di Jupiter dan Saturnus,” demikian tulis NASA.
Dalam laman lainnya dari NASA (), aurora yang terjadi di Polandia beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa cahaya utara telah bergerak jauh ke selatan dan biasaya tidak pernah terjadi.
NASA mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dapat terjadi lantaran ada kekacauan magnetik di wilayah aktif 3664 matahari yang sangat besar, sehingga menghasilkan ledakan permukaan yang mengirimkan ledakan elektron, proton, dan inti bermuatan yang lebih masif ke tata surya.
Lontaran massa koronal tersebut berdampak terhadap bumi dan memicu aurora yang dilaporkan sangat jauh dari kutub utara dan selatan bumi beberapa hari kemudian. NASA mengungkapkan bahwa pertunjukan langit bebas tersebut mungkin belum berakhir.
Salah satu penyebabnya adalah wilayah aktif 3664 yang kaya bintik matahari telah mengeluarkan lebih banyak lontaran massa koronal. Wilayah aktif tersebut berada di dekat tepi dari matahari pada saat ini, dan akan segera berputar menjauh dari bumi.
Masih dalam laman NASA, wilayah aktif 3664 adalah salah satu kelompok bintik matahari terbesar dalam sejarah yang sedang melintasi matahari. Selain berukuran besar, wilayah ini juga ganas dan melemparkan awan partikel ke tata surya.
Baca juga: Fenomena Aurora Borealis Diprediksi Terlihat di AS & Eropa
Beberapa lontaran massa koronal telah berdampak kepada bumi dan beberapa lainnya mungkin akan menyusul. “Yang paling ekstrem, badai matahari ini dapat menyebabkan beberapa satelit yang mengorbit tidak berfungsi, atmosfer bumi sedikit terdistorsi, dan jaringan listrik melonjak,” demikian tertulis.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.