Ilustrasi (Photo by Pixabay on Pexels)

Waspada, Badai Matahari Diperkirakan akan Ganggu Koneksi Internet Global

11 September 2021   |   20:49 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa dampak dari badai matahari ekstrem atau corona mass ejection dapat menjadi bencana besar, terutama untuk kabel bawah laut yang menopang internet global yang berisiko terganggu jaringannya.

Seperti dilansir Wired, para ilmuwan sebenarnya telah mengetahui selama beberapa dekade terakhir bahwa badai matahari ekstrem berisiko merusak jaringan listrik, dan berpotensi menyebabkan pemadaman jangka panjang.

Dampaknya akan terasa di mana-mana, mulai dari rantai pasokan global dan transportasi hingga akses internet dan GPS.

Namun, fenomena yang belum diteliti secara masif setidaknya hingga hari ini, adalah dampak emisi matahari yang secara khusus mempengaruhi infrastruktur internet.

Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California Irvine mempresentasikan Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse, pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021, Kamis (19/8).

Makalah tersebut belum muncul dalam jurnal peer-review. Namun, ini adalah hasil penelitiannya tentang kerusakan awan partikel matahari yang bergerak cepat dapat menyebabkan internet global.

Penelitian Abdu Jyothi menunjukkan, efek badai matahari yang menyebabkan pemadaman listrik, skenario di mana bahkan jika listrik kembali dalam hitungan jam atau hari, pemadaman internet massal tetap akan terjadi.

Singkatnya, badai matahari yang parah dapat menjerumuskan dunia ke dalam kiamat internet yang membuat sebagian besar masyarakat offline selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

"Yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini adalah bahwa dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia. Tidak ada protokol untuk menghadapinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet. Infrastruktur kita tidak siap untuk fenomena matahari skala besar," kata Abdu Jyothi.
 

Kabar baiknya, dia menemukan bahwa infrastruktur internet lokal dan regional akan memiliki risiko kerusakan yang rendah, karena serat optiknya tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Sementara untuk kabel bawah laut yang panjang yang menghubungkan benua, risikonya jauh lebih besar.

Badai matahari yang parah sangat jarang terjadi, hanya ada tiga contoh yang tercatat sejarah baru-baru ini. 

Peristiwa besar pada 1859 dan 1921 menunjukkan bahwa gangguan geomagnetik dapat mengganggu infrastruktur listrik dan jalur komunikasi seperti kabel telegraf.

"Meskipun tidak sering terjadi, lontaran massa koronal merupakan ancaman nyata bagi ketahanan internet," kata Abdu Jyothi.

Adapun, setelah tiga dekade aktivitas badai matahari yang rendah, dia dan peneliti lain menunjukkan bahwa kemungkinan insiden baru akan terjadi.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Inspirasi Warna Busana dari Pantone Color Trends di New York Fashion Week

BERIKUTNYA

10 Makanan Ini Dipercaya Dapat Bantu Turunkan Kolestrol

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: