Fenomena Aurora Borealis Diprediksi Terlihat di AS & Eropa
31 October 2021 |
14:00 WIB
Suar matahari besar meletus pada Kamis (28/10), dan diperkirakan akan mencapai Bumi Sabtu (30/10), waktu belahan bumi utara, yang dapat mengakibatkan badai geomagnetik kuat dan munculnya aurora borealis, atau Northern Light. Fenomena ini akan terlihat di seluruh AS dan Eropa.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS mengeluarkan peringatan badai geomagnetik G3, atau "kuat", untuk hari Sabtu dan Minggu (31/10), menjelang suar tersebut mencapai atmosfer Bumi. Skala badai geomagnetik berkisar dari G1, atau badai kecil, hingga G5, badai ekstrem.
NOAA memperingatkan badai geomagnetik ini dapat menyebabkan ketidakteraturan tegangan dan alarm palsu pada beberapa perangkat perlindungan, Hal ini juga dapat menyebabkan pemadaman radio frekuensi tinggi dan hilangnya kontak radio di sisi bumi yang diterangi matahari.
Efek yang paling terlihat dari badai geomagnetik akhir pekan ini adalah kemungkinan aurora borealis menjadi supercharge, membuatnya terlihat di sebagian besar AS dan Eropa.
University of Alaska Fairbanks Geophysical Institute Aurora Forecast menunjukkan, jika cuaca memungkinkan, Aurora Borealis dapat terlihat dari Portland Oregon hingga New York. Mungkin juga terlihat di cakrawala selatan seperti Carson City, Nevada, Oklahoma City, dan Raleigh, North Carolina.
Di Eropa, ramalan cuaca menunjukkan, jika cuaca memungkinkan, aurora borealis mungkin terlihat di atas kepala dari seluruh Norwegia, Swedia dan Finlandia, dan bahkan sejauh selatan hingga Skotlandia dan St. Petersburg, Rusia.
Aurora Borealis juga mungkin terlihat di cakrawala sejauh selatan Dublin, Irlandia dan Hamburg, Jerman.
Aurora australis, atau Southen Lights, juga akan melihat efek serupa.
Prakiraan cuaca menunjukkan dari Melbourne, Australia ke Christchurch, Selandia Baru, mungkin terlihat di cakrawala bagian selatan Bumi.
Sayangnya, suar Aurora Borealis minim terlihat dari langit Indonesia. Hal ini disebabkan oleh proses pembentukannya yang sangat bergantung pada magnet di Bumi di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Aurora dapat tercipta karena adanya miliaran partikel yang dilontarkan matahari dengan kecepatan tinggi yang mencapai 500 mil per detik dalam sebuah pancaran cahaya dan partikel matahari mengalami gesekan dengan atmosfer bumi.
Biasanya cahaya dari Aurora Borealis akan berwarna merah, hijau, dan terlihat seperti pita yang menari-nari. Untuk melihatnya, cuaca di malam hari harus cerah tanpa polusi cahaya.
Editor Fajar Sidik
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS mengeluarkan peringatan badai geomagnetik G3, atau "kuat", untuk hari Sabtu dan Minggu (31/10), menjelang suar tersebut mencapai atmosfer Bumi. Skala badai geomagnetik berkisar dari G1, atau badai kecil, hingga G5, badai ekstrem.
NOAA memperingatkan badai geomagnetik ini dapat menyebabkan ketidakteraturan tegangan dan alarm palsu pada beberapa perangkat perlindungan, Hal ini juga dapat menyebabkan pemadaman radio frekuensi tinggi dan hilangnya kontak radio di sisi bumi yang diterangi matahari.
Efek yang paling terlihat dari badai geomagnetik akhir pekan ini adalah kemungkinan aurora borealis menjadi supercharge, membuatnya terlihat di sebagian besar AS dan Eropa.
University of Alaska Fairbanks Geophysical Institute Aurora Forecast menunjukkan, jika cuaca memungkinkan, Aurora Borealis dapat terlihat dari Portland Oregon hingga New York. Mungkin juga terlihat di cakrawala selatan seperti Carson City, Nevada, Oklahoma City, dan Raleigh, North Carolina.
Di Eropa, ramalan cuaca menunjukkan, jika cuaca memungkinkan, aurora borealis mungkin terlihat di atas kepala dari seluruh Norwegia, Swedia dan Finlandia, dan bahkan sejauh selatan hingga Skotlandia dan St. Petersburg, Rusia.
Aurora Borealis juga mungkin terlihat di cakrawala sejauh selatan Dublin, Irlandia dan Hamburg, Jerman.
Aurora australis, atau Southen Lights, juga akan melihat efek serupa.
Prakiraan cuaca menunjukkan dari Melbourne, Australia ke Christchurch, Selandia Baru, mungkin terlihat di cakrawala bagian selatan Bumi.
Sayangnya, suar Aurora Borealis minim terlihat dari langit Indonesia. Hal ini disebabkan oleh proses pembentukannya yang sangat bergantung pada magnet di Bumi di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Aurora dapat tercipta karena adanya miliaran partikel yang dilontarkan matahari dengan kecepatan tinggi yang mencapai 500 mil per detik dalam sebuah pancaran cahaya dan partikel matahari mengalami gesekan dengan atmosfer bumi.
Biasanya cahaya dari Aurora Borealis akan berwarna merah, hijau, dan terlihat seperti pita yang menari-nari. Untuk melihatnya, cuaca di malam hari harus cerah tanpa polusi cahaya.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.