Ilustrasi restoran Asia (Sumber gambar: Alva Pratt/Unsplash)

Mendorong Kuliner Asia Sesuai Selera Lokal, Apa Tantangannya?

01 May 2024   |   11:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Kuliner Asia dikenal dengan ciri khasnya yang kaya cita rasa. Mulai dari penggunaan bahan kaya rempah, bumbu yang aromatik, hingga tekstur yang beragam dibandingkan dengan makanan Barat. Hidangan Jepang, Korea Selatan, Thailand, hingga Indonesia pun masuk dalam jajaran makanan yang paling diburu pencinta kuliner. 
 
Tak hanya dari sisi rasa, Indonesia sebagai salah satu negara dengan perputaran bisnis kuliner yang besar pun menjadi ceruk cuan bagi pelaku industri makanan dan minuman. Ceruk yang besar ini turut mendorong bisnis kuliner Asing mendekat ke Indonesia. Misalnya, restoran udon populer dari Jepang, Marugame Udon yang buka sejak 2013 di Indonesia.

Chief Business Development Officer Marugame Udon Indonesia Agus Arimbawa mengatakan, Marugame Udon datang ke Indonesia dengan membawa harapan agar masyarakat dalam negeri bisa mengenal udon selain ramen yang memang lebih populer sebagai makanan Jepang. 

Baca juga: Begini Tantangan Kuliner Indonesia untuk Bisa Bersaing di Taraf Global
 
Untuk menghidangkan udon dengan cita rasa  autentik, Agus menyebut Marugame Udon melancarkan beberapa strategi untuk melihat pasar. Mulai dari melakukan pelatihan memasak udon dari chef asal Jepang kepada chef-chef di outlet Indonesia, hingga mengkreasikan menu-menu khas Jepang yang lebih bisa diterima oleh lidah orang Indonesia.

“Marugame Udon membawa chef langsung dari Jepang yang membawahi chef-chef di sini (Indonesia) agar mereka terlatih membuat udon yang autentik,” kata Agus. Menurutnya, hal itu jadi salah satu jurus untuk mempertahankan cita rasa makanan yang otentik. 
 
Mengenali bagaimana selera orang Indonesia terhadap sajian udon pun memakan riset dalam waktu yang cukup panjang. CEO Marugame Udon Hajime Kondoh menyebut, dia bersama tim belajar bertahun-tahun untuk mengamati bagaimana selera orang Indonesia terhadap makanan berkuah asal Jepang tersebut.

Alhasil, Marugame Udon membawa banyak menu-menu berkuah yang lebih gurih dan kaya rempah. Satu lagi yang tak dilupakan, orang Indonesia hampir tak bisa lepas dari hidangan gorengan. “Mereka sangat suka taste yang gurih, termasuk juga gorengan. Saya berpikir bagaimana caranya membawa rasa autentik Jepang bisa sesuai juga dengan lidah Indonesia,” katanya.
 
Selain menggempur strategi pengolahan makanan dan riset panjang tentang selera makanan, Marugame Udon juga melancarkan metode self-service sebagai salah satu strategi untuk membuat pengalaman makan terasa menyenangkan.

Dengan metode ini, Agus mengatakan pelanggan lebih senang karena langsung diperlihatkan menu pilihan yang dapat diambil langsung oleh konsumennya. Selain itu, metode self service ini juga dipadukan dengan konsep open-kitchen, dengan pelanggan bisa melihat langsung proses mulai dari adonan udon dibuat hingga disajikan kepada mereka. 

“Konsep open kitchen bisa menawarkan pengalaman unik. Mereka bisa liat kitchen langsung. Jadi soal higienitas pun lebih transparan,” katanya. 
 

Udon, salah satu makanan khas Jepang (Sumber gambar: Unsplash/Jinomono Media)

Udon, salah satu makanan khas Jepang (Sumber gambar: Unsplash/Jinomono Media)

Cita Rasa Hasil Akulturasi Budaya

Selera terhadap kuliner asing juga dimanfaatkan melalui paduan atau akulturasi budaya. Gopek House, lini restoran di bawah naungan Sarirasa Group, misalnya, yang sengaja mengambil konsep makanan khas Peranakan atau paduan kuliner antara cita rasa Indonesia dan Tiongkok.

Head of Marketing Sarirasa Group Lavinia Siswadi mengatakan, makanan Peranakan hadir sebagai mozaik yang mewakili warisan budaya dalam dunia kuliner Indonesia. Apabila melihat jejaknya, budaya Tionghoa pun mengambil banyak peran dalam membentuk jejak kuliner di Tanah Air

Konsep ini diambil oleh Gopek House sebagai pengingat bahwa masakan Peranakan sebetulnya telah menjadi makanan sehari-hari bagi orang Indonesia. Bahkan, makanan ini dinilai Lavinia sudah sering ditemukan sebagai masakan di rumah-rumah. Contohnya aneka hidangan mie, kwetiau, hingga nasi goreng yang merupakan jenis makanan Peranakan.

“Ini komitmen Sarirasa Group untuk mempromosikan budaya lewat makanan,” katanya. 
 
Tidak hanya membawa misi merayakan keberagaman melalui makanan, Lavinia mengatakan Sarirasa Group memiliki komitmen untuk mempromosikan gaya hidup sehat bagi pelanggan dengan menghadirkan menu-menu non-GMO, non-artificial, hingga berbagai opsi untuk vegetarian.

Dia mengatakan, ini juga merupakan strategi konkret yang diambil Sarirasa Group untuk mengutamakan kesejahteraan pelanggan dengan membawa makanan-makanan lezat yang sehat. "Komitmen kami untuk menawarkan makanan yang memberikan dampak positif bagi kesehatan keseluruhan pelanggan kami,” katanya.
 
Untuk memastikan misi ini berjalan lancar, Sarirasa Group membuat menu-menu Gopek House yang dirancang dengan memprioritaskan kualitas dan nilai nutrisi. Komitmen ini diperluas dalam aneka menu vegetarian untuk mendukung pelanggan yang menjalani pola makan tersebut.

Lavinia menyebut, permintaan akan menu vegetarian ini pun makin meningkat seiring dengan tren makanan bergizi dan konsep keberlanjutan yang banyak menjadi perhatian milenial saat ini. Selain itu, Sarirasa Group memang mengutamakan jenis makanan non-GMO dan bebas dari bahan kimia serta pewarna buatan.

Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk menghadirkan masakan berbahan alami dan sehat sekaligus meminimalkan penggunaan MSG. Bahan-bahan non-GMO ini telah terbukti kualitasnya karena bebas dari modifikasi genetik.

Penggunaan bahan-bahan non-GMO ini bisa mempertahankan rasa alami pada makanan sekaligus memberi manfaat nutrisi bagi pelanggan. Dengan demikian, kata Lavinia, konsumen tetap bisa menikmati hidangan yang lezat dibuat dengan bahan-bahan semirip mungkin dengan alam.

Baca juga: Menjajal Aneka Kuliner Nusantara hingga Menu Khas Peranakan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Waspada Masalah Kulit Ini Saat Cuaca Panas Ekstrem

BERIKUTNYA

Pentingnya Ayah Bermain Bersama Anak, Jangan Cuma Kasih Gadget

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: