Sensasi Olahan Brisket Autentik Ala Texas Meksiko di Lyma Brisket
30 April 2024 |
20:30 WIB
Potensi bisnis di bidang kuliner tak pernah ada matinya. Selain kuliner nusantara, Indonesia juga memiliki beragam kuliner mancanegara. Perkembangannya pun kian meluas, tak lagi sebatas kuliner dari Asia, aneka kuliner Amerika Latin pun kini mulai menjamur di Indonesia.
Pasalnya, kuliner ala Amerika Latin ini memiliki cita rasa yang masih cocok dengan masyarakat Indonesia karena bahan makanan yang digunakan juga cukup familiar di lidah masyarakat dengan sayuran segar aneka warna, grill atau daging panggang, dan beragam jenis salsa atau saus yang memperkaya cita rasa.
Salah satu restoran khas Amerika di Indonesia adalah Lyma Brisket. Restoran ala TexMex atau Texas Meksiko ini memiliki menu andalan berupa olahan brisket yang autentik. Brisket sendiri merupakan bagian daging sapi yang berasal dari potongan dada bawah sekitar ketiak dan biasanya agak berlemak.
Baca juga: 5 Kuliner Khas Iran yang Kaya Rempah, Fesenjan sampai Ghormeh Sabzi
Co-Founder Lyma Brisket, Pramana Ahmadi mengatakan olahan brisket dengan teknik pengasapan (smoke) masih jarang ditemui di Indonesia. Kondisi tersebut akhirnya membuat dia dan keempat orang temannya berinisiatif mendirikan Lyma, yang menyajikan salah satu olahan makanan daging yang berbeda.
“Kami melihat restoran meksiko atau Texas Meksiko di Indonesia memang sudah ada tapi masih jarang. Dan belum ada yang membuat olahan Brisket, daging gaya asap khas Amerika, kalau pun ada hanya satu atau dua. Kami melihat ini merupakan pasar yang potensial meskipun butuh waktu untuk mengenalkan ke masyarakat,” tutur pria yang akrab disapa Ipam ini.
Untuk mendapatkan cita rasa yang kuat serta kelembutan daging sapi yang juicy, katanya, proses memasak brisket ini membutuhkan waktu lebih dari 18 jam untuk membumbui, mengasapi, dan resting (didiamkan).
"Bahkan dari alat hingga juru smoker [pengasapan] yang bekerja, telah kami pikirkan secara matang dan baik sehingga menghasilkan kualitas daging yang baik pula," imbuhnya.
Untuk menikmati seporsi brisket, ada beberapa varian saus yang bisa menambah cita rasa daging diantaranya honey mustard, barbeque, dan lyma verde. Daging brisket juga biasanya disantap dengan makanan pelengkap seperti burger dan taco.
Selain brisket, Lyma juga menyediakan beberapa menu lain seperti ayam, sosis dan lidah asap yang disajikan secara a la carte atau dihidangkan bersama taco, quesadilla, burger, dan nasi goreng. Ada juga beberapa makanan dan minuman lain seperti nachos, smoothies, dan kopi.
“Harga yang kami banderol mulai dari Rp35 ribu hingga sekitar Rp150.000. Per orang rata-rata bisa menghabiskan sekitar Rp80.000 hingga Rp100.000, tergantung pilihan makanannya,” tuturnya.
Ipam mengatakan semua resep menu di resto Lyma Brisket ini dikembangkan sendiri oleh dia dan rekan-rekannya sehingga mereka pun benar-benar memastikan cita rasa menu tersebut bisa sesuai dan masuk ke lidah orang Indonesia tanpa menghilangkan otentisitas dari menu khas ala TexMex tersebut.
“Kalau untuk daging kami tidak mengubah cita rasanya tetapi sausnya yang kita buat lebih tone down disesuaikan dengan karakter orang Indonesia,” tuturnya.
Adapun bahan bakunya sendiri, sebisa mungkin akan dicari dari lokal tetapi untuk daging masih diimpor dari Amerika untuk mendapatkan cita rasa yang khas, begitu pula dengan beberapa saus yang mungkin tidak ada di Indonesia akan diimpor dari Amerika.
Ipam mengatakan bahwa bisnis restoran ini pertama kali didirikan pada September 2020, tepat beberapa saat setelah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Ketika itu, dia dan rekan-rekannya telah mengeluarkan investasi hingga Rp900 juta atau nyaris mencapai Rp1 miliar. Namun, pandemi yang terjadi membuat resto yang baru dibuka tersebut terpaksa harus tutup.
“Saat itu kami langsung memutar otak agar bisnis ini terus berkembang sehingga kami memutuskan untuk pindah ke lokasi yang lebih kecil dan mengembangkan bisnis secara online dengan memanfaatkan online food delivery dan menggunakan cloud kitchen,” tuturnya.
Nyatanya kondisi tersebut justru membuat bisnis kuliner yang diberi nama Lyma Brisket ini makin berkembang. Pasalnya, ketika pandemi masyarakat memiliki banyak waktu di rumah dan mencari berbagai jenis kuliner yang menarik bagi mereka, salah satunya adalah kuliner mancanegara seperti yang ditawarkan Lyma Brisket.
“Ketika itu kami membuat paket hampers box yang di dalamnya berisi brisket, taco, kasadia, chicken wing dan berbagai jenis saus, lalu difoto dan diupload ke medsos, ternyata ngehits dan Lyma makin dikenal masyarakat hingga memiliki 8 lokasi [cloud kitchen],” tuturnya.
Baca juga: Menjajal Aneka Kuliner Nusantara hingga Menu Khas Peranakan
Setelah pandemi berakhir, Lyma pun mulai beralih ke restoran dine in yang saat ini sudah tersebar di empat lokasi yakni di Cideng, Bintaro, Gandaria, dan Kemang. Adapun jumlah pengunjung harian rata-rata mencapai sekitar 50 orang per lokasi dan pada saat weekend bisa mencapai lebih dari dua kali lipat. Ke depan rencananya Lyma akan menambah satu gerai lagi di kawasan BSD, Tangerang.
“Saat ini sekitar 70% tamu warga lokal sedangkan sisanya berasal dari luar negeri. Biasanya mereka yang kangen dengan makanan khas Amerika,” tuturnya.
Editor: Fajar Sidik
Pasalnya, kuliner ala Amerika Latin ini memiliki cita rasa yang masih cocok dengan masyarakat Indonesia karena bahan makanan yang digunakan juga cukup familiar di lidah masyarakat dengan sayuran segar aneka warna, grill atau daging panggang, dan beragam jenis salsa atau saus yang memperkaya cita rasa.
Salah satu restoran khas Amerika di Indonesia adalah Lyma Brisket. Restoran ala TexMex atau Texas Meksiko ini memiliki menu andalan berupa olahan brisket yang autentik. Brisket sendiri merupakan bagian daging sapi yang berasal dari potongan dada bawah sekitar ketiak dan biasanya agak berlemak.
Baca juga: 5 Kuliner Khas Iran yang Kaya Rempah, Fesenjan sampai Ghormeh Sabzi
Co-Founder Lyma Brisket, Pramana Ahmadi mengatakan olahan brisket dengan teknik pengasapan (smoke) masih jarang ditemui di Indonesia. Kondisi tersebut akhirnya membuat dia dan keempat orang temannya berinisiatif mendirikan Lyma, yang menyajikan salah satu olahan makanan daging yang berbeda.
“Kami melihat restoran meksiko atau Texas Meksiko di Indonesia memang sudah ada tapi masih jarang. Dan belum ada yang membuat olahan Brisket, daging gaya asap khas Amerika, kalau pun ada hanya satu atau dua. Kami melihat ini merupakan pasar yang potensial meskipun butuh waktu untuk mengenalkan ke masyarakat,” tutur pria yang akrab disapa Ipam ini.
Untuk mendapatkan cita rasa yang kuat serta kelembutan daging sapi yang juicy, katanya, proses memasak brisket ini membutuhkan waktu lebih dari 18 jam untuk membumbui, mengasapi, dan resting (didiamkan).
"Bahkan dari alat hingga juru smoker [pengasapan] yang bekerja, telah kami pikirkan secara matang dan baik sehingga menghasilkan kualitas daging yang baik pula," imbuhnya.
Untuk menikmati seporsi brisket, ada beberapa varian saus yang bisa menambah cita rasa daging diantaranya honey mustard, barbeque, dan lyma verde. Daging brisket juga biasanya disantap dengan makanan pelengkap seperti burger dan taco.
Selain brisket, Lyma juga menyediakan beberapa menu lain seperti ayam, sosis dan lidah asap yang disajikan secara a la carte atau dihidangkan bersama taco, quesadilla, burger, dan nasi goreng. Ada juga beberapa makanan dan minuman lain seperti nachos, smoothies, dan kopi.
“Harga yang kami banderol mulai dari Rp35 ribu hingga sekitar Rp150.000. Per orang rata-rata bisa menghabiskan sekitar Rp80.000 hingga Rp100.000, tergantung pilihan makanannya,” tuturnya.
Ipam mengatakan semua resep menu di resto Lyma Brisket ini dikembangkan sendiri oleh dia dan rekan-rekannya sehingga mereka pun benar-benar memastikan cita rasa menu tersebut bisa sesuai dan masuk ke lidah orang Indonesia tanpa menghilangkan otentisitas dari menu khas ala TexMex tersebut.
“Kalau untuk daging kami tidak mengubah cita rasanya tetapi sausnya yang kita buat lebih tone down disesuaikan dengan karakter orang Indonesia,” tuturnya.
Adapun bahan bakunya sendiri, sebisa mungkin akan dicari dari lokal tetapi untuk daging masih diimpor dari Amerika untuk mendapatkan cita rasa yang khas, begitu pula dengan beberapa saus yang mungkin tidak ada di Indonesia akan diimpor dari Amerika.
Ipam mengatakan bahwa bisnis restoran ini pertama kali didirikan pada September 2020, tepat beberapa saat setelah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Ketika itu, dia dan rekan-rekannya telah mengeluarkan investasi hingga Rp900 juta atau nyaris mencapai Rp1 miliar. Namun, pandemi yang terjadi membuat resto yang baru dibuka tersebut terpaksa harus tutup.
“Saat itu kami langsung memutar otak agar bisnis ini terus berkembang sehingga kami memutuskan untuk pindah ke lokasi yang lebih kecil dan mengembangkan bisnis secara online dengan memanfaatkan online food delivery dan menggunakan cloud kitchen,” tuturnya.
Nyatanya kondisi tersebut justru membuat bisnis kuliner yang diberi nama Lyma Brisket ini makin berkembang. Pasalnya, ketika pandemi masyarakat memiliki banyak waktu di rumah dan mencari berbagai jenis kuliner yang menarik bagi mereka, salah satunya adalah kuliner mancanegara seperti yang ditawarkan Lyma Brisket.
“Ketika itu kami membuat paket hampers box yang di dalamnya berisi brisket, taco, kasadia, chicken wing dan berbagai jenis saus, lalu difoto dan diupload ke medsos, ternyata ngehits dan Lyma makin dikenal masyarakat hingga memiliki 8 lokasi [cloud kitchen],” tuturnya.
Baca juga: Menjajal Aneka Kuliner Nusantara hingga Menu Khas Peranakan
Setelah pandemi berakhir, Lyma pun mulai beralih ke restoran dine in yang saat ini sudah tersebar di empat lokasi yakni di Cideng, Bintaro, Gandaria, dan Kemang. Adapun jumlah pengunjung harian rata-rata mencapai sekitar 50 orang per lokasi dan pada saat weekend bisa mencapai lebih dari dua kali lipat. Ke depan rencananya Lyma akan menambah satu gerai lagi di kawasan BSD, Tangerang.
“Saat ini sekitar 70% tamu warga lokal sedangkan sisanya berasal dari luar negeri. Biasanya mereka yang kangen dengan makanan khas Amerika,” tuturnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.