Vision Pro, Kacamata Canggih Besutan Apple yang Gagal Memikat Pasar
25 April 2024 |
07:30 WIB
Vision Pro menjadi gadget paling canggih yang dirilis Apple pada Februari 2024. Perangkat yang berbentuk seperti kacamata itu sebetulnya adalah headset yang memadukan aspek virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), serta mengandalkan teknologi komputasi spasial.
Vision Pro memiliki kanvas tak terhingga di mana penggunanya bisa mengakses aplikasi melampaui batas-batas tampilan tradisional. Teknologi ini memperkenalkan antarmuka tiga dimensi yang dinavigasi oleh perintah suara, sensor mata, dan gerakan tangan.
Baca juga: Kontroversi Penggunaan Apple Vision Pro di Ruang Publik, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?
Apple juga memperkenalkan lebih dari 600 aplikasi dan gim yang dirancang untuk memanfaatkan kemampuan unik dan canggih dari Vision Pro. Selain itu, mereka menyediakan lebih dari 1 juta aplikasi yang kompatibel untuk iOS dan iPadOS. Terhitung sejak awal Februari 2024, pengguna sudah bisa mengunduhnya lewat App Store.
Apple resmi merilis Vision Pro, tepatnya pada 2 Februari 2024 di Amerika Serikat (AS) dengan harga US$3.499 atau sekitar Rp54,4 juta. Perangkat ini bisa dipesan dengan sistem preorder sejak 19 Januari 2024. Sebagai informasi, jumlah preordernya mencapai 200.000 unit.
Sayangnya, Apple akan menurunkan pesanan Vision Pro bahkan sebelum dirilis ke luar Amerika Serikat. Rupanya permintaan headset VR/AR itu hanya diminati sedikit orang. Sejak awal kemunculannya, Apple Vision Pro langsung membuat kagum orang-orang karena kecanggihannya. Hanya saja itu belum cukup untuk menarik lebih banyak konsumen.
Harga yang tinggi menjadi faktor utama yang membuat konsumen kehilangan minat untuk memiliki perangkat ini. Selain itu, masalah ergonomi juga menjadi kendala. Selain itu, sejumlah pengguna dilaporkan mengeluhkan ketidaknyamanan saat menggunakan vision pro dalam jangka panjang.
Terlebih pemakaian di tempat umum juga dibatasi karena berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang di sekitar.
Mengtip 9to5mac, Apple menargetkan penjualan Vision Pro sekitar 400-450 ribu unit tahun ini. Padahal sebelumnya mereka sempat percaya diri menargetkan penjualan Vision Pro sebanyak 700.000 hingga 800.000 unit. Komponen yang mahal disebut-disebut menjadi sumber masalah bagi Apple. Lantaran perangkat canggih tersebut disematkan dua layar micro-OLED yang dibuat oleh Sony dan TSMC.
Berdasarkan laporan Financial Times mitra manufaktur Apple seharusnya meningkatkan hasil produksi dan menyelesaikan masalah dari sisi komponen perangkat. Namun, beberapa hal tidak berjalan sesuai rencana. Alhasil, Apple memangkas target internal untuk menjual satu juta unit selama bulan pertama masa penjualan.
Sebelumnya, Apple dilaporkan akan merilis Vision Pro di luar Amerika Serikat sebelum acara Worldwide Developers Conference (WWDC) digelar. Namun, melihat kecilnya permintaan Vision Pro di Amerika Serikat, membuat ekspektasi perusahaan terhadap pasar global menjadi sangat rendah.
Selain itu, Apple juga diperkirakan bakal meluncurkan model kedua dari Vision Pro, yakni headset mixed reality dengan harga lebih murah di tahun 2025. Namun, peluncurannya mengalami penundaan karena Apple sedang fokus pada target penjualan Vision Pro.
Baca juga: Baru Dirilis, Penggemar Gadget Mau Return Apple Vision Pro. Ada Apa?
Editor: Dika Irawan
Vision Pro memiliki kanvas tak terhingga di mana penggunanya bisa mengakses aplikasi melampaui batas-batas tampilan tradisional. Teknologi ini memperkenalkan antarmuka tiga dimensi yang dinavigasi oleh perintah suara, sensor mata, dan gerakan tangan.
Baca juga: Kontroversi Penggunaan Apple Vision Pro di Ruang Publik, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?
Apple juga memperkenalkan lebih dari 600 aplikasi dan gim yang dirancang untuk memanfaatkan kemampuan unik dan canggih dari Vision Pro. Selain itu, mereka menyediakan lebih dari 1 juta aplikasi yang kompatibel untuk iOS dan iPadOS. Terhitung sejak awal Februari 2024, pengguna sudah bisa mengunduhnya lewat App Store.
Apple resmi merilis Vision Pro, tepatnya pada 2 Februari 2024 di Amerika Serikat (AS) dengan harga US$3.499 atau sekitar Rp54,4 juta. Perangkat ini bisa dipesan dengan sistem preorder sejak 19 Januari 2024. Sebagai informasi, jumlah preordernya mencapai 200.000 unit.
Sayangnya, Apple akan menurunkan pesanan Vision Pro bahkan sebelum dirilis ke luar Amerika Serikat. Rupanya permintaan headset VR/AR itu hanya diminati sedikit orang. Sejak awal kemunculannya, Apple Vision Pro langsung membuat kagum orang-orang karena kecanggihannya. Hanya saja itu belum cukup untuk menarik lebih banyak konsumen.
Harga yang tinggi menjadi faktor utama yang membuat konsumen kehilangan minat untuk memiliki perangkat ini. Selain itu, masalah ergonomi juga menjadi kendala. Selain itu, sejumlah pengguna dilaporkan mengeluhkan ketidaknyamanan saat menggunakan vision pro dalam jangka panjang.
Terlebih pemakaian di tempat umum juga dibatasi karena berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang di sekitar.
Mengtip 9to5mac, Apple menargetkan penjualan Vision Pro sekitar 400-450 ribu unit tahun ini. Padahal sebelumnya mereka sempat percaya diri menargetkan penjualan Vision Pro sebanyak 700.000 hingga 800.000 unit. Komponen yang mahal disebut-disebut menjadi sumber masalah bagi Apple. Lantaran perangkat canggih tersebut disematkan dua layar micro-OLED yang dibuat oleh Sony dan TSMC.
Berdasarkan laporan Financial Times mitra manufaktur Apple seharusnya meningkatkan hasil produksi dan menyelesaikan masalah dari sisi komponen perangkat. Namun, beberapa hal tidak berjalan sesuai rencana. Alhasil, Apple memangkas target internal untuk menjual satu juta unit selama bulan pertama masa penjualan.
Sebelumnya, Apple dilaporkan akan merilis Vision Pro di luar Amerika Serikat sebelum acara Worldwide Developers Conference (WWDC) digelar. Namun, melihat kecilnya permintaan Vision Pro di Amerika Serikat, membuat ekspektasi perusahaan terhadap pasar global menjadi sangat rendah.
Selain itu, Apple juga diperkirakan bakal meluncurkan model kedua dari Vision Pro, yakni headset mixed reality dengan harga lebih murah di tahun 2025. Namun, peluncurannya mengalami penundaan karena Apple sedang fokus pada target penjualan Vision Pro.
Baca juga: Baru Dirilis, Penggemar Gadget Mau Return Apple Vision Pro. Ada Apa?
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.