Persaingan Film Siksa Kubur & Badarawuhi, Hari Ini Sama-sama Tembus 2 Juta Penonton
17 April 2024 |
19:21 WIB
Dua film horor Indonesia, Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari masih terus menyita perhatian masyarakat dan sinefil. Rilis serempak pada momen Lebaran 2024, film garapan Joko Anwar dan Kimo Stamboel ini saling bersaing ketat dalam hal jumlah penonton.
Dua film blockbuster ini per Rabu (17/4/2024) sama-sama telah menembus angka 2 juta penonton. Capaian jumlah penonton tersebut masih sangat mungkin bertambah, mengingat kedua film ini masih mendominasi penayangan layar bioskop di Indonesia.
Baca juga: 5 Film Horor Indonesia Paling Laris Sampai April 2024, Badarawuhi Melesat
Meski dua film ini telah mencapai 2 juta penonton, ada sedikit perbedaan dari raihan tersebut. Terutama, terkait dengan detail angka sekaligus kapan capaian itu terjadi.
Melalui akun Instagram terverifikasinya, produser Manoj Punjabi mengucapkan rasa terima kasihnya kepada penonton Indonesia yang telah datang ke bioskop dan menyaksikan film Badarawuhi di Desa Penari.
Manoj juga mengajak masyarakat yang belum melihat kisah Badarawuhi, Mila, dan Ratih untuk segera datang ke bioskop. Sebab, kisah tersembunyi dari Badarawuhi dan Desa Penari masih bisa disaksikan di bioskop.
“Hari keenam tayang tembus 2.000.000+++ orang melihat tarian para dawuh di hari keenam tayang,” ungkap Manoj, dikutip Hypeabis.id, Rabu (17/4/2024).
Berbeda dari Badarawuhi di Desa Penari, film Siksa Kubur baru mencapai angka 2 juta penonton saat sore hari ketujuh sejak pertama kali tayang. Ini artinya, raihan dua juta penonton Siksa Kubur telat satu hari dibanding Badarawuhi.
Melalui akun Instagram terverifikasinya, sutradara Joko Anwar mengabarkan raihan dua juta penonton tersebut, lengkap dengan still photo filmnya. Joko pun mengucapkan terima kasih juga untuk para penonton yang telah menyaksikan filmnya.
“Alhamdulillah Gas! Terima kasih, ya 2.003.981 penonton sampai sore hari ke-7,” tulisnya.
Film Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari saat ini masih tayang di bioskop. Sama-sama bergenre horor, dua film ini menyoroti kisah yang berbeda.
Film Badarawuhi merupakan prekuel yang mengisahkan kejadian jauh sebelum semua teror yang terjadi dalam KKN di Desa Penari. Cerita film ini dibuka dengan empat anak muda bernama Mila (Maudy Effrosina), Yuda (Jourdy Pranata), Jito (M. Iqbal Sulaiman), dan Roy (Ardit Erwandha) yang berkunjung ke sebuah desa.
Mereka berniat mengembalikan Kawaturih, mustika yang konon berasal dari desa tersebut. Namun, ketika sampai di desa itu, keempat anak muda tersebut justru mendapat teror tak terduga dari Badarawuhi.
Sementara itu, film Siksa Kubur mengikuti kisah Sita (Faradina Mufti). Setelah kedua orang tuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya dengan agama. Sejak saat itu, tujuan hidup sita hanya satu. Yakni, mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak ada dan agama tidaklah nyata.
Joko Anwar mengatakan film horor religi ini akan berbeda dari karya-karya yang pernah dibuatnya. Menurut Joko, dibutuhkan kedewasaan sebagai manusia dan kreator saat pertama kali dirinya memulai film ini.
Menurutnya, ini adalah momentum film panjangnya yang kesepuluh yang begitu penting. Bekal ini juga dirasa telah cukup untuk dirinya akhirnya berani membicarakan tema tentang kehidupan di alam kubur pasca-kematian menusia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dua film blockbuster ini per Rabu (17/4/2024) sama-sama telah menembus angka 2 juta penonton. Capaian jumlah penonton tersebut masih sangat mungkin bertambah, mengingat kedua film ini masih mendominasi penayangan layar bioskop di Indonesia.
Baca juga: 5 Film Horor Indonesia Paling Laris Sampai April 2024, Badarawuhi Melesat
Meski dua film ini telah mencapai 2 juta penonton, ada sedikit perbedaan dari raihan tersebut. Terutama, terkait dengan detail angka sekaligus kapan capaian itu terjadi.
Melalui akun Instagram terverifikasinya, produser Manoj Punjabi mengucapkan rasa terima kasihnya kepada penonton Indonesia yang telah datang ke bioskop dan menyaksikan film Badarawuhi di Desa Penari.
Manoj juga mengajak masyarakat yang belum melihat kisah Badarawuhi, Mila, dan Ratih untuk segera datang ke bioskop. Sebab, kisah tersembunyi dari Badarawuhi dan Desa Penari masih bisa disaksikan di bioskop.
“Hari keenam tayang tembus 2.000.000+++ orang melihat tarian para dawuh di hari keenam tayang,” ungkap Manoj, dikutip Hypeabis.id, Rabu (17/4/2024).
Berbeda dari Badarawuhi di Desa Penari, film Siksa Kubur baru mencapai angka 2 juta penonton saat sore hari ketujuh sejak pertama kali tayang. Ini artinya, raihan dua juta penonton Siksa Kubur telat satu hari dibanding Badarawuhi.
Melalui akun Instagram terverifikasinya, sutradara Joko Anwar mengabarkan raihan dua juta penonton tersebut, lengkap dengan still photo filmnya. Joko pun mengucapkan terima kasih juga untuk para penonton yang telah menyaksikan filmnya.
“Alhamdulillah Gas! Terima kasih, ya 2.003.981 penonton sampai sore hari ke-7,” tulisnya.
Film Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari saat ini masih tayang di bioskop. Sama-sama bergenre horor, dua film ini menyoroti kisah yang berbeda.
Film Badarawuhi merupakan prekuel yang mengisahkan kejadian jauh sebelum semua teror yang terjadi dalam KKN di Desa Penari. Cerita film ini dibuka dengan empat anak muda bernama Mila (Maudy Effrosina), Yuda (Jourdy Pranata), Jito (M. Iqbal Sulaiman), dan Roy (Ardit Erwandha) yang berkunjung ke sebuah desa.
Mereka berniat mengembalikan Kawaturih, mustika yang konon berasal dari desa tersebut. Namun, ketika sampai di desa itu, keempat anak muda tersebut justru mendapat teror tak terduga dari Badarawuhi.
Sementara itu, film Siksa Kubur mengikuti kisah Sita (Faradina Mufti). Setelah kedua orang tuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya dengan agama. Sejak saat itu, tujuan hidup sita hanya satu. Yakni, mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak ada dan agama tidaklah nyata.
Joko Anwar mengatakan film horor religi ini akan berbeda dari karya-karya yang pernah dibuatnya. Menurut Joko, dibutuhkan kedewasaan sebagai manusia dan kreator saat pertama kali dirinya memulai film ini.
Menurutnya, ini adalah momentum film panjangnya yang kesepuluh yang begitu penting. Bekal ini juga dirasa telah cukup untuk dirinya akhirnya berani membicarakan tema tentang kehidupan di alam kubur pasca-kematian menusia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.