Hypereport: Memahami Filosofi Perjalanan dalam Wisata Religi
13 April 2024 |
19:00 WIB
Lebih dari sekadar mengantarkan dan menyuguhkan tempat wisata yang indah, para agen perjalanan penyedia jasa layanan wisata ramah muslim juga berusaha memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang Islam.
Tidak bisa dimungkiri bahwa destinasi wisata yang ramah terhadap muslim atau muslim friendly menjadi tujuan berlibur yang mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini tidak dapat terlepas dari jumlah wisatawan beragama Islam dunia yang melakukan perjalanan untuk berlibur.
Baca juga: Hypereport: Menengok Potensi Bisnis Hotel Syariah di Indonesia
Lihat saja hasil survei berjudul Global Muslim Travel Index 2023 dari Mastercard-CrescentRating. Dalam laporan itu, populasi muslim tumbuh lebih cepat daripada populasi global, sehingga menyebabkan lebih banyak wisatawan beragama Islam mencari pengalaman baru di seluruh dunia.
Pada 2030, jumlah orang Islam global akan mencapai 2,3 miliar. Jumlah ini mencapai 27 persen dari populasi global. Selain itu, wisatawan muslim juga terindetifikasi memiliki spending yang relatif tinggi, terutama dalam perjalanan, akomodasi, dan makanan. Bukan tanpa alasan, mereka pada umumnya cenderung bepergian bersama keluarga.
Dengan begitu, salah satu bagian yang mendapatkan keuntungan dari peningkatan wisatawan Muslim di seluruh dunia-termasuk Indonesia adalah para pelaku usaha perjalanan wisata atau travel agent.
Seperti jamur yang tumbuh pada musim hujan, agen travel penyedia destinasi wisata yang ramah terhadap muslim bermunculan di dalam negeri. Tidak hanya menyediakan liburan di dalam negeri, mereka juga menyediakan perjalanan yang ramah terhadap wisatawan beragama Islam ketika ke luar negeri.
Kondisi ini dapat terjadi lantaran permintaan terhadap travel agent yang mampu menyediakan perjalanan ke tempat wisata yang ramah muslim dan program bernilai Islam mengalami peningkatan.
Baca juga: Hypereport: Negara-negara Populer Tujuan Wisatawan Muslim Dunia
Direktur Sales & Operasional ESQ Tours Travel Solihin mengungkapkan konsep perjalanan wisata ramah muslim yang diusung oleh perusahaan adalah dengan memastikan bahwa traveller dapat beribadah tepat waktu, mendapatkan makanan yang halal, dan juga memperoleh pengetahuan tentang Islam dalam perjalanannya.
Perusahaan akan memastikan para wisatawan dapat tetap salat tepat waktu dan mendapatkan makanan yang halal apa pun kondisinya. “Kalau di tempat objek wisata atau daerah ada musala atau masjid, itu menjadi poin. Namun, kalau tidak ada, ya bagaimana kami bisa menyelenggarakan dua hal itu,” ujarnya.
Dia menambahkan, para pelaku perjalanan dapat diimbau untuk mengqada salat Asar pada waktu Duhur ketika istirahat makan siang sebelum melakukan perjalanan jarak jauh. Dengan begitu, peserta perjalanan tidak melanggar kewajiban sebagai seorang muslim.
Tidak dapat dimungkiri, langkah meninggalkan salat dapat membuat wisatawan beragama Islam menjadi tidak nyaman ketika berwisata.
Sementara terkait dengan peningkatan pengetahuan tentang Islam, Solihin mengungkapkan bahwa pemandu wisata atau ketua rombongan memiliki peran penting. Orang yang mendapatkan tugas ini harus memahami filosofi perjalanan yang dilakukan dengan nilai-nilai Islam.
Dia mengungkapkan, pada saat ini, destinasi wisata yang disediakan oleh perusahaan beragam dan tidak terbatas kepada masjid atau makam-makam. Destinasi wisata itu bisa pantai atau tempat lainnya, seperti di Bali, Pulau Komodo, Bunaken, dan sebagainya.
Perusahaan tidak melakukan intervensi atau pembatasan terhadap wisatawan terkait dengan pakaian yang digunakan dalam berwisata dan mengharuskan menggunakan pakaian muslimah.
Manajemen memiliki harapan peserta dapat berperilaku lebih baik ketika usai mengikuti perjalanan wisata. Mereka yang biasanya menggunakan pakaian terbuka dapat tersadar seusai melakukan tur wisata.
Pada saat ini, konsumen perusahaan adalah keluarga yang di dalamnya juga terdapat generasi milenial. Selain wisatawan dalam negeri, traveller dari luar negeri juga kerap menjadi konsumen perusahaan.
Adapun, destinasi wisata yang disediakan di dalam negeri seperti di Pulau Jawa, Bali, dan sebagainya. Kemudian, tujuan liburan ke luar negeri antara lain Korea Selatan, Jepang, China, Yordania, dan sebagainya.
Selain program salat tepat waktu, makanan halal, dan menawarkan nilai-nilai islami, strategi lain yang kerap dilakukan oleh perusahaan untuk menarik traveller adalah menjaga kualitas dan juga memanfaatkan media sosial dan digital dengan maksimal.
“Menjaga pelayanan, dari situ orang akhirnya balik lagi, mereferensikan ke orang lain,” ujarnya.
Sepanjang tahun ini, perusahaan menargetkan dapat melayani antara 4.000-5.000 pax. Jumlah ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 3.000 pax.
Tidak hanya perusahaan travel agent yang melayani tujuan wisata ramah muslim dalam negeri, minat yang tinggi terhadap agen perjalanan dalam negeri yang menyediakan liburan ramah muslim di luar negeri juga terjadi.
Salah satu di antaranya adalah Adinda Azzahra Group. Direktur Utama Priyadi Abadi mengungkapkan bahwa perkembangan minat wisatawan dalam menggunakan agen perjalanan penyedia wisata ramah muslim sangat menggembirakan.
“Karena sekarang wisata halal ini sudah mulai memasyarakat, sudah mulai dikenal masyarakat,” katanya.
Wisatawan muslim yang hendak pergi berlibur ke luar negeri, seperti Jepang atau negara non muslim lainnya menjadi tidak perlu khawatir dan dimudahkan dengan keberadaan agen perjalanan yang menyediakan destinasi liburan ramah muslim.
Mereka dapat tetap melaksanakan ibadah salat dan mengonsumsi makanan halal. “Tentunya dengan pilihan itu, dengan adanya pilihan itu, orang berbondong-bondong meninggalkan travel umum,” ujarnya.
Dia menuturkan bahwa sebelum agen perjalanan penyedia wisata ramah muslim ramai, banyak orang yang beragama islam menggunakan travel agent umum selama berpuluh-puluh tahun. Selama ini, agen yang disebutnya sebagai travel muslim itu hanya melayani umrah dan haji saja.
Kini, masyarakat muslim bisa menggunakan jasa agen perjalanan ini lantaran tersedia paket liburan selain haji dan umrah. Dia menuturkan, perbedaan antara travel agent umum dengan muslim adalah hampir 100 persen pesertanya muslim.
“Karena memang kami fokus terhadap pelayanan penyedia, pelayanan khusus muslim. Di mana basic-nya adalah makanannya halal atau muslim saja. Ya di fasilitasi ke masjid, salat. Itu basic-nya,” katanya.
Selain makanan dan minuman halal serta ibadah salat, agen travel muslim juga menyediakan informasi tentang sejarah Islam di negara tujuan meskipun destinasi wisatanya sama dengan agen travel umum.
Dia mengeklaim, penggunaan agen travel juga lebih murah bagi wisatawan muslim jika dibandingkan dengan berangkat sendiri ke negara tujuan selain mudah untuk meraih makanan dan minuman halal serta menjalankan ibadah.
“Kalau grup harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan berangkat sendiri. Jadi, pertimbangannya lebih baik ikut travel karena harga jauh lebih murah,” ujarnya.
Tarif yang ditawarkan kepada wisatawan bisa lebih rendah jika dibandingkan dengan berangkat sendiri lantaran harga yang diberikan oleh pengelola destinasi berbeda untuk rombongan dengan individu.
Dalam rangka menyediakan makanan dan minuman halal serta kemudahan wisatawan untuk beribadah, perusahaan bekerja sama dengan berbagai pihak di negara lain. Perusahaan harus memastikan bahwa bahan makanan dan pengolahannya sudah ramah muslim.
Tidak hanya itu, untuk memastikan semua layanan sesuai untuk wisatawan beragama Islam, sertifikat halal menjadi penting di luar negeri. Saat ini, dia mengungkapkan bahwa perusahaan sudah memiliki klien yang dapat memenuhi itu semua.
Klien-klien itu didapat tidak dengan mudah mengingat perusahaan yang mulai menyediakan perjalanan wisata ramah muslim sejak 2008 atau ketika destinasi tersebut ramai menjadi perbincangan.
Setelah terhantam badai pandemi Covid-19, industri pariwisata di dunia mulai kembali pulih dan bergeliat kembali. Guna mengantisipasi hal tersebut, beberapa strategi siap dijalankan untuk meraih pasar.
Baca juga: Hypereport: Sejarah Wisata Halal Dunia & Indonesia, Pariwisata Ramah Pelancong Muslim
Salah satu di antaranya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) guna mengantisipasi kenaikan permintaan. Perusahaan meyakini pertumbuhan pada 2024 dapat mencapai 50 persen.
Editor: Fajar Sidik
Tidak bisa dimungkiri bahwa destinasi wisata yang ramah terhadap muslim atau muslim friendly menjadi tujuan berlibur yang mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini tidak dapat terlepas dari jumlah wisatawan beragama Islam dunia yang melakukan perjalanan untuk berlibur.
Baca juga: Hypereport: Menengok Potensi Bisnis Hotel Syariah di Indonesia
Lihat saja hasil survei berjudul Global Muslim Travel Index 2023 dari Mastercard-CrescentRating. Dalam laporan itu, populasi muslim tumbuh lebih cepat daripada populasi global, sehingga menyebabkan lebih banyak wisatawan beragama Islam mencari pengalaman baru di seluruh dunia.
Pada 2030, jumlah orang Islam global akan mencapai 2,3 miliar. Jumlah ini mencapai 27 persen dari populasi global. Selain itu, wisatawan muslim juga terindetifikasi memiliki spending yang relatif tinggi, terutama dalam perjalanan, akomodasi, dan makanan. Bukan tanpa alasan, mereka pada umumnya cenderung bepergian bersama keluarga.
Dengan begitu, salah satu bagian yang mendapatkan keuntungan dari peningkatan wisatawan Muslim di seluruh dunia-termasuk Indonesia adalah para pelaku usaha perjalanan wisata atau travel agent.
Seperti jamur yang tumbuh pada musim hujan, agen travel penyedia destinasi wisata yang ramah terhadap muslim bermunculan di dalam negeri. Tidak hanya menyediakan liburan di dalam negeri, mereka juga menyediakan perjalanan yang ramah terhadap wisatawan beragama Islam ketika ke luar negeri.
Kondisi ini dapat terjadi lantaran permintaan terhadap travel agent yang mampu menyediakan perjalanan ke tempat wisata yang ramah muslim dan program bernilai Islam mengalami peningkatan.
Baca juga: Hypereport: Negara-negara Populer Tujuan Wisatawan Muslim Dunia
Direktur Sales & Operasional ESQ Tours Travel Solihin mengungkapkan konsep perjalanan wisata ramah muslim yang diusung oleh perusahaan adalah dengan memastikan bahwa traveller dapat beribadah tepat waktu, mendapatkan makanan yang halal, dan juga memperoleh pengetahuan tentang Islam dalam perjalanannya.
Perusahaan akan memastikan para wisatawan dapat tetap salat tepat waktu dan mendapatkan makanan yang halal apa pun kondisinya. “Kalau di tempat objek wisata atau daerah ada musala atau masjid, itu menjadi poin. Namun, kalau tidak ada, ya bagaimana kami bisa menyelenggarakan dua hal itu,” ujarnya.
Dia menambahkan, para pelaku perjalanan dapat diimbau untuk mengqada salat Asar pada waktu Duhur ketika istirahat makan siang sebelum melakukan perjalanan jarak jauh. Dengan begitu, peserta perjalanan tidak melanggar kewajiban sebagai seorang muslim.
Tidak dapat dimungkiri, langkah meninggalkan salat dapat membuat wisatawan beragama Islam menjadi tidak nyaman ketika berwisata.
Sementara terkait dengan peningkatan pengetahuan tentang Islam, Solihin mengungkapkan bahwa pemandu wisata atau ketua rombongan memiliki peran penting. Orang yang mendapatkan tugas ini harus memahami filosofi perjalanan yang dilakukan dengan nilai-nilai Islam.
Dia mengungkapkan, pada saat ini, destinasi wisata yang disediakan oleh perusahaan beragam dan tidak terbatas kepada masjid atau makam-makam. Destinasi wisata itu bisa pantai atau tempat lainnya, seperti di Bali, Pulau Komodo, Bunaken, dan sebagainya.
Perusahaan tidak melakukan intervensi atau pembatasan terhadap wisatawan terkait dengan pakaian yang digunakan dalam berwisata dan mengharuskan menggunakan pakaian muslimah.
Manajemen memiliki harapan peserta dapat berperilaku lebih baik ketika usai mengikuti perjalanan wisata. Mereka yang biasanya menggunakan pakaian terbuka dapat tersadar seusai melakukan tur wisata.
Pada saat ini, konsumen perusahaan adalah keluarga yang di dalamnya juga terdapat generasi milenial. Selain wisatawan dalam negeri, traveller dari luar negeri juga kerap menjadi konsumen perusahaan.
Adapun, destinasi wisata yang disediakan di dalam negeri seperti di Pulau Jawa, Bali, dan sebagainya. Kemudian, tujuan liburan ke luar negeri antara lain Korea Selatan, Jepang, China, Yordania, dan sebagainya.
Selain program salat tepat waktu, makanan halal, dan menawarkan nilai-nilai islami, strategi lain yang kerap dilakukan oleh perusahaan untuk menarik traveller adalah menjaga kualitas dan juga memanfaatkan media sosial dan digital dengan maksimal.
“Menjaga pelayanan, dari situ orang akhirnya balik lagi, mereferensikan ke orang lain,” ujarnya.
Sepanjang tahun ini, perusahaan menargetkan dapat melayani antara 4.000-5.000 pax. Jumlah ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 3.000 pax.
Tidak hanya perusahaan travel agent yang melayani tujuan wisata ramah muslim dalam negeri, minat yang tinggi terhadap agen perjalanan dalam negeri yang menyediakan liburan ramah muslim di luar negeri juga terjadi.
Salah satu di antaranya adalah Adinda Azzahra Group. Direktur Utama Priyadi Abadi mengungkapkan bahwa perkembangan minat wisatawan dalam menggunakan agen perjalanan penyedia wisata ramah muslim sangat menggembirakan.
“Karena sekarang wisata halal ini sudah mulai memasyarakat, sudah mulai dikenal masyarakat,” katanya.
Wisatawan muslim yang hendak pergi berlibur ke luar negeri, seperti Jepang atau negara non muslim lainnya menjadi tidak perlu khawatir dan dimudahkan dengan keberadaan agen perjalanan yang menyediakan destinasi liburan ramah muslim.
Mereka dapat tetap melaksanakan ibadah salat dan mengonsumsi makanan halal. “Tentunya dengan pilihan itu, dengan adanya pilihan itu, orang berbondong-bondong meninggalkan travel umum,” ujarnya.
Dia menuturkan bahwa sebelum agen perjalanan penyedia wisata ramah muslim ramai, banyak orang yang beragama islam menggunakan travel agent umum selama berpuluh-puluh tahun. Selama ini, agen yang disebutnya sebagai travel muslim itu hanya melayani umrah dan haji saja.
Kini, masyarakat muslim bisa menggunakan jasa agen perjalanan ini lantaran tersedia paket liburan selain haji dan umrah. Dia menuturkan, perbedaan antara travel agent umum dengan muslim adalah hampir 100 persen pesertanya muslim.
“Karena memang kami fokus terhadap pelayanan penyedia, pelayanan khusus muslim. Di mana basic-nya adalah makanannya halal atau muslim saja. Ya di fasilitasi ke masjid, salat. Itu basic-nya,” katanya.
Selain makanan dan minuman halal serta ibadah salat, agen travel muslim juga menyediakan informasi tentang sejarah Islam di negara tujuan meskipun destinasi wisatanya sama dengan agen travel umum.
Dia mengeklaim, penggunaan agen travel juga lebih murah bagi wisatawan muslim jika dibandingkan dengan berangkat sendiri ke negara tujuan selain mudah untuk meraih makanan dan minuman halal serta menjalankan ibadah.
“Kalau grup harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan berangkat sendiri. Jadi, pertimbangannya lebih baik ikut travel karena harga jauh lebih murah,” ujarnya.
Tarif yang ditawarkan kepada wisatawan bisa lebih rendah jika dibandingkan dengan berangkat sendiri lantaran harga yang diberikan oleh pengelola destinasi berbeda untuk rombongan dengan individu.
Dalam rangka menyediakan makanan dan minuman halal serta kemudahan wisatawan untuk beribadah, perusahaan bekerja sama dengan berbagai pihak di negara lain. Perusahaan harus memastikan bahwa bahan makanan dan pengolahannya sudah ramah muslim.
Tidak hanya itu, untuk memastikan semua layanan sesuai untuk wisatawan beragama Islam, sertifikat halal menjadi penting di luar negeri. Saat ini, dia mengungkapkan bahwa perusahaan sudah memiliki klien yang dapat memenuhi itu semua.
Klien-klien itu didapat tidak dengan mudah mengingat perusahaan yang mulai menyediakan perjalanan wisata ramah muslim sejak 2008 atau ketika destinasi tersebut ramai menjadi perbincangan.
Setelah terhantam badai pandemi Covid-19, industri pariwisata di dunia mulai kembali pulih dan bergeliat kembali. Guna mengantisipasi hal tersebut, beberapa strategi siap dijalankan untuk meraih pasar.
Baca juga: Hypereport: Sejarah Wisata Halal Dunia & Indonesia, Pariwisata Ramah Pelancong Muslim
Salah satu di antaranya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) guna mengantisipasi kenaikan permintaan. Perusahaan meyakini pertumbuhan pada 2024 dapat mencapai 50 persen.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.