Illustrasi Boardgame (Sumber Gambar : Unsplash/FE)

Eksistensi Bisnis Board Game yang Tak Tergerus Digitalisasi

08 April 2024   |   08:00 WIB
Image
Enrich Samuel Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Era digital makin nyata. Kendati begitu, tak semua hal yang bersifat tradisional atau konvensional jadi mati. Meski saat ini jamak hiburan yang bisa dimainkan melalui gawai, seperti ponsel pintar (smartphone), tapi nyatanya permainan papan (board game) masih saja eksis. 

Permainan ini mengutamakan Interaksi dari para pemainnya sehingga menstimulasi cara berkomunikasi dan segala elemen sosial. Selain itu Board game juga merupakan bisnis yang familiar di kalangan anak muda saat ini, sehingga bisa menjadi salah satu opsi usaha bagi Millenials & generasi Z. 

Baca juga: 3 Rekomendasi Board Game Seru yang Penuh Strategi, Cocok Main Bareng Teman & Keluarga

Salah satu pelaku bisnis dalam bidang ini adalah Sandy Paulus (36) asal Makassar, dengan brand board game bernama Pandora Board Game yang sudah berjalan selama 7 tahun. Sandy sedari dulu pada dasarnya menyukai permainan, sehingga pada 2015 mencoba untuk membeli board game pertamanya yakni Werewolf. 

“Pada 2015, setelah mencoba memainkan Werewolf, saya menyadari ternyata ada banyak sekali jenis board game, dan permainan ini mempunyai dampak positif bagi banyak orang di tengah gempuran digitalisasi, sehingga bagi saya ini adalah hal yang baik," katanya. 

Selama 7 tahun perjalanan dari Pandora Board game, Sandy juga menjelaskan bahwa ini adalah bisnis yang tidak lazim. Hal tersebut dikarenakan dalam bidang usaha yang saat itu tidak diketahui banyak orang, Pandora tidak bisa memakai pola bisnis pada umumnya. Dalam kurun waktu yang lumayan lama, Pandora selalu melakukan analisis dari target pasarnya. 

Proses analisis itu dilakukannya dengan 2 arah, yakni pada Produksi dan demografi, yang terbagi antara hobi dan kategori umur. Dengan segala persiapan yang dilakukannya, dia tetap masih menemui beberapa tantangan, salah satunya adalah ketidaktahuan masyarakat tentang board game
 

Seperti halnya juga Raymon (37), Founder dari Nirwana Games, yang sejak kecil menyukai board game seperti Monopoli, Catur, ataupun Ular Tangga. Dia akhirnya menemukan jenis yang lebih modern dengan sebutan euro board game. Sayangnya pada saat itu sangat sulit untuk mendapatkannya di Indonesia. 

Celah itulah yang dilihatnya, yakni untuk bisa memperkenalkan board game modern kepada masyarakat di dalam negeri. Langkah yang diambilnya lumayan tepat dengan menjadi importir dan distributor resmi sehingga saat ini brand-nya yaitu Nirwana Games dianggap sebagai pionir board game Indonesia.

“Nirwana bertugas untuk mengenalkan serta mengkurasi board game unik dan sesuai dengan selera masyarakat, sebab board game memang banyak jenis dan beragam. Kami sebagai pionir, tidak segan untuk mengunjungi pameran board game terbesar di Jerman, sebagai bentuk research,” tutur Raymond.

Sedikit berbeda dengan Pandora, tantangan terbesar Nirwana Games adalah membudayakan board game kepada Masyarakat umum, sebagaimana fenomena yang terjadi di eropa.“Masifnya board game di Eropa berbanding terbalik dengan penetrasi di Indonesia yang masih tergolong kecil. Kami melihat 2 hal, yaitu barang impor serta perbedaan bahasa, yang harus diakali dengan lisensi,” imbuhnya.
 

Bagi mereka berdua, media sosial memiliki peranan penting dalam urusan promosi. Menariknya, bidang ini punya sarana lain yang unik yakni kafe permainan kartu. Willy, salah satu staf manajemen Didadu Boardgame - sebuah kafe board game - mengatakan bahwa tempat ini didirikan dari keboringan bentuk kafe yang umum dan jamak eksis saat ini. 

Oleh sebab itu, Didadu Boardgame mencoba menghadirkan kafe yang punya suasana baru, bukan sekadar untuk makan atau ngopi tapi juga bermain gim luring. Kafe ini sekarang punya lebih dari 600 unit board game yang bisa dimainkan, dengan mampu menampung 300 pengunjung setiap minggunya. 

Didadu melakukan banyak riset pada cafe board game yang ada untuk menyempurnakan diri. Adapun., rerata target pasar pelaku usahanya adalah keluarga, mahasiswa, pelajar, dan anak-anak yang menyukai bentuk permainan panan. Bisnis di bidang board game juga cukup ditopang oleh pengembangan komunitas para pencintanya, yang perlu dijaga untuk keberlanjutan usaha mereka. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Bukan April Mop, Yuqi (G)I-DLE Akhirnya Umumkan Debut Solo 5 April 2024

BERIKUTNYA

Fiersa Besari Rilis Lagu Lewat Doa Sebagai Ungkapan Duka dan Kerinduan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: