Menilik Cuan Bisnis Hampers Menjelang Lebaran
01 April 2024 |
05:54 WIB
Ramadan turut membawa berkah bagi para pelaku usaha. Bisnis musiman pun kian tumpah ruah menyongsong datangnya Bulan Suci hingga mendekati momentum Hari Raya Idulfitri tiba. Selain bisnis fesyen dan kuliner, ide bisnis parcel atau hampers pun makin banyak menarik minat pelaku usaha.
Bagaimana tidak, Hari Raya dan bulan puasa kerap menjadi ajang bertukar hadiah sebagai penanda silaturahmi dan kasih sayang terhadap sesama. Apabila ditarik balik, tren memberi hampers dan parcel ini sudah melekat lama bahkan sejak zaman penjajahan.
Baca juga: 7 Ide Kemasan Hampers Lebaran 2024 yang Cantik & Menarik
Dahulu, hampers dan parsel lebih akrab dengan istilah bingkisan berupa hadiah yang diberikan pada keluarga sebagai bekal. Karena itulah, tak heran jika hingga kini pun hampers dan parcel lebih familiar dengan isian berupa makanan meski era kian modern sukses membuat tren hampers dan parsel kian bertransformasi.
Kini, hampers lebih akrab dibagikan saat perayaan-perayaan besar. Tradisi memberi hadiah ini pun sering dilakukan jelang hari raya agama. Seiring dengan kemajuan era pun, hampers dan parcel tidak lagi melulu diisi dengan makanan saja.
Survei Jakpat 2024 merilis beberapa isi parsel dan hampers favorit masyarakat Indonesia juga berupa perlengkapan ibadah, pakaian dan aksesori, hingga peralatan makan dan produk kecantikan.
Survei JakPat juga merilis tujuan berkirim hampers Lebaran paling besar diberikan pada keluarga (83,7%), sahabat (58%), rekan kerja (24,4%), dan rekan bisnis (18,2%). Tren memberi hampers ini terus berputar tiap tahun dan menciptakan ceruk bisnis yang menyita perhatian pelaku usaha.
Meski demikian, secara persentase, jenis kue kering dan makanan ringan dan minuman kemasan masih memegang angka tertinggi dengan perolehan masing-masing 73?n 63%.
Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Nailul Huda mengamati bahwa tren jenis makanan dan minuman (food & beverage) memang selalu meningkat ketika mendekati bulan Ramadan apabila dilihat dalam periode tahunan. Menurut Nailul, peningkatan ini turut terjadi melalui berbagai kanal secara online dan offline.
“Konsumsi F&B akan lebih meningkat ketika menjelang lebaran. Kebutuhan untuk lebaran mulai dari snack ramadhan hingga hampers mendorong pesanan sektor F&B,” kata Nailul. Dalam pandangan Nailul, kenaikan pesanan F&B yang didorong tren hampers ini bahkan bisa naik 2 kali lipat jika dibandingkan dengan sebelum Ramadan. Tren ini tentu menjadi momentum bagi pelaku usaha hampers untuk segera memanfaatkan bisnis musiman ini.
Pelaku usaha diharapkan Nailul harus tetap waspada melihat kenaikan bahan baku F&B yang juga bisa membuat kenaikan harga. “Sebab permintaan cenderung turun ketika harganya meningkat,” jelasnya.
Meski potensi kenaikan harga ini tetap ada, Nailul optimis melihat tren ini akan tetap tumbuh meski pergerakannya sedikit melambat jika dibandingkan dengan 2023 lalu.
Salah satu langkah yang bisa dikebut adalah mendompleng pesanan melalui strategi multichannel. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mendorong belanja daring makin banyak dimanfaatkan saat ini.
“Untuk menjangkau konsumen lebih banyak, produsen juga harus manfaatkan semua platform online commerce termasuk e-commerce, social media, hingga pesan instan,” sambung Nailul.
Tidak hanya di kalangan UMKM, bisnis hampers juga masih terus digandrungi hotel-hotel yang ikut bergerak di bidang food & beverage (F&B). Tren penawaran hampers masih dilakukan industri yang bergerak di bidang hospitality jelang hari raya seperti Natal, hingga Lebaran. Sebab, pasarnya memang cukup besar. Bersadarkan survey Jakpat terhadap 2.225 orang responden, sebanyak 53,7% masyarakat Indonesia rutin mengirim hampers saat lebaran (Idulfitri) tiba.
Artinya, lebih dari separuh sampel masyarakat Indonesia dipastikan berkirim hampers untuk rekan-rekannya. Tingginya angka tersebut dilihat sebagai ceruk pasar yang tak pernah sepi oleh UMKM dan restoran hotel. Tiap pelaku usaha pun mungkin mendapatkan segementasi pasar yang berbeda-beda sebagai pelanggan hampers atau parsel.
General Manager Sahid Jaya Lippo Cikarang Abdul Rachman mengatakan, Sahid Jaya Lippo Cikarang tak pernah absen dalam menawarkan hampers untuk momentum hari raya seperti lebaran. Rachman mengakui, permintaan akan hampers tiap tahunnya meningkat didorong dengan strategi promosi baik dari media sosial hingga strategi mouth-to-mouth (mulut ke mulut) dari karyawan dan pelanggan loyal.
Sebagai hotel yang terletak di kawasan industri, Rachman mengaku Sahid Jaya Lippo Cikarang memang lebih banyak menerima permintaan hampers dari korporasi untuk rekan bisnis korporasi.
Melihat Survei Jakpat, kiriman hampers keada rekan kerja dan teman kantor memegang persentase 24,4%, sementara 18,2% di antaranya rutin mengirim hampers ke klien dan rekan bisnis, serta 10,1% lainnya sering berkirim hampers ke atasan di kantor. Artinya, ceruk bisnis hampers bermain pada segmentasi korporasi boleh dikatakan cukup menggiurkan.
“Biasanya yang pesan di kami memang dari korporasi untuk rekan bisnisnya, karena mungkin kita juga berada di kawasan industri. Jadi secara lokasi memang mempengaruhi juga ya,” kata Rachman. Tahun lalu, Rachman menyebut Sahid Jaya Lippo Cikarang mendapat sekitar 500 paket permintaan hampers. Sementara untuk tahun ini, Rachman menargetkan dua kali lipat dari permintaan tahun lalu yakni bisa mencapai 1.000 hampers.
Menurut Rachman, biasanya permintaan hampers mulai menanjak signifikan memasuki pekan ke-3 Ramadan. Oleh karena itu, Sahid Jaya Lippo Cikarang juga baru membuka pemesanan hampers pada akhir pekan ke-2 Ramadan tepatnya pada (21/3/2024).
Selain melancarkan strategi pemasaran, Rachman menakankan tentang pentingnya melakukan diferensiasi produk. Tim F&B hotelnya melakukan evaluasi dan inovasi baru untuk tetap membuat konsumen hampers pada tahun-tahun sebelumnya tetap loyal, sekaligus menarik pangsa pasar baru.
“Misal tahun lalu, kita luncurkan produk manisnya berupa cake. Tetapi karena enggak tahan lama, akhirnya saya dan tim putuskan mencoba mengeluarkan hampers kue kering di tahun ini. Karena expired-nya lebih lama dan harapannya permintaannya makin tinggi karena package-nya simple,” katanya.
Dari segi inovasi, Sahid Jaya Lippo Cikarang akan merilis hampers besek untuk menyasar pasar baru. Hampers besek ini berisi makanan khas lebaran seperti ketupat, opor, rendang, dan lainnya. Rachman menyebut, hampers ini lebih menyasar pada pasangan muda yang ingin saling bertukar hampers dengan isian yang cukup berbeda.
Baca juga: 6 Ide Hampers Hantaran Lebaran 2024, Kue sampai Alat Ibadah
“Kami coba keluarkan ini (hampers besek) sebagai inovasi juga, nanti ada 2 size untuk 2 orang dan 4-6 orang. Krena di sekitar sini juga banyak perumahan dengan pasangan milenial. Mungkin saat momen lebaran, banyak yang ditinggal mudik oleh ART, mereka bisa berkirim jenis hampers ini,” kata Rachman.
Editor: Fajar Sidik
Bagaimana tidak, Hari Raya dan bulan puasa kerap menjadi ajang bertukar hadiah sebagai penanda silaturahmi dan kasih sayang terhadap sesama. Apabila ditarik balik, tren memberi hampers dan parcel ini sudah melekat lama bahkan sejak zaman penjajahan.
Baca juga: 7 Ide Kemasan Hampers Lebaran 2024 yang Cantik & Menarik
Dahulu, hampers dan parsel lebih akrab dengan istilah bingkisan berupa hadiah yang diberikan pada keluarga sebagai bekal. Karena itulah, tak heran jika hingga kini pun hampers dan parcel lebih familiar dengan isian berupa makanan meski era kian modern sukses membuat tren hampers dan parsel kian bertransformasi.
Kini, hampers lebih akrab dibagikan saat perayaan-perayaan besar. Tradisi memberi hadiah ini pun sering dilakukan jelang hari raya agama. Seiring dengan kemajuan era pun, hampers dan parcel tidak lagi melulu diisi dengan makanan saja.
Survei Jakpat 2024 merilis beberapa isi parsel dan hampers favorit masyarakat Indonesia juga berupa perlengkapan ibadah, pakaian dan aksesori, hingga peralatan makan dan produk kecantikan.
Survei JakPat juga merilis tujuan berkirim hampers Lebaran paling besar diberikan pada keluarga (83,7%), sahabat (58%), rekan kerja (24,4%), dan rekan bisnis (18,2%). Tren memberi hampers ini terus berputar tiap tahun dan menciptakan ceruk bisnis yang menyita perhatian pelaku usaha.
Meski demikian, secara persentase, jenis kue kering dan makanan ringan dan minuman kemasan masih memegang angka tertinggi dengan perolehan masing-masing 73?n 63%.
Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Nailul Huda mengamati bahwa tren jenis makanan dan minuman (food & beverage) memang selalu meningkat ketika mendekati bulan Ramadan apabila dilihat dalam periode tahunan. Menurut Nailul, peningkatan ini turut terjadi melalui berbagai kanal secara online dan offline.
“Konsumsi F&B akan lebih meningkat ketika menjelang lebaran. Kebutuhan untuk lebaran mulai dari snack ramadhan hingga hampers mendorong pesanan sektor F&B,” kata Nailul. Dalam pandangan Nailul, kenaikan pesanan F&B yang didorong tren hampers ini bahkan bisa naik 2 kali lipat jika dibandingkan dengan sebelum Ramadan. Tren ini tentu menjadi momentum bagi pelaku usaha hampers untuk segera memanfaatkan bisnis musiman ini.
Pelaku usaha diharapkan Nailul harus tetap waspada melihat kenaikan bahan baku F&B yang juga bisa membuat kenaikan harga. “Sebab permintaan cenderung turun ketika harganya meningkat,” jelasnya.
Meski potensi kenaikan harga ini tetap ada, Nailul optimis melihat tren ini akan tetap tumbuh meski pergerakannya sedikit melambat jika dibandingkan dengan 2023 lalu.
Salah satu langkah yang bisa dikebut adalah mendompleng pesanan melalui strategi multichannel. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mendorong belanja daring makin banyak dimanfaatkan saat ini.
“Untuk menjangkau konsumen lebih banyak, produsen juga harus manfaatkan semua platform online commerce termasuk e-commerce, social media, hingga pesan instan,” sambung Nailul.
Berburu Pasar Hampers
Ilustrasi hampers (Sumber gambar: Brigitte Tohm/Unsplash)
Tidak hanya di kalangan UMKM, bisnis hampers juga masih terus digandrungi hotel-hotel yang ikut bergerak di bidang food & beverage (F&B). Tren penawaran hampers masih dilakukan industri yang bergerak di bidang hospitality jelang hari raya seperti Natal, hingga Lebaran. Sebab, pasarnya memang cukup besar. Bersadarkan survey Jakpat terhadap 2.225 orang responden, sebanyak 53,7% masyarakat Indonesia rutin mengirim hampers saat lebaran (Idulfitri) tiba.
Artinya, lebih dari separuh sampel masyarakat Indonesia dipastikan berkirim hampers untuk rekan-rekannya. Tingginya angka tersebut dilihat sebagai ceruk pasar yang tak pernah sepi oleh UMKM dan restoran hotel. Tiap pelaku usaha pun mungkin mendapatkan segementasi pasar yang berbeda-beda sebagai pelanggan hampers atau parsel.
General Manager Sahid Jaya Lippo Cikarang Abdul Rachman mengatakan, Sahid Jaya Lippo Cikarang tak pernah absen dalam menawarkan hampers untuk momentum hari raya seperti lebaran. Rachman mengakui, permintaan akan hampers tiap tahunnya meningkat didorong dengan strategi promosi baik dari media sosial hingga strategi mouth-to-mouth (mulut ke mulut) dari karyawan dan pelanggan loyal.
Sebagai hotel yang terletak di kawasan industri, Rachman mengaku Sahid Jaya Lippo Cikarang memang lebih banyak menerima permintaan hampers dari korporasi untuk rekan bisnis korporasi.
Melihat Survei Jakpat, kiriman hampers keada rekan kerja dan teman kantor memegang persentase 24,4%, sementara 18,2% di antaranya rutin mengirim hampers ke klien dan rekan bisnis, serta 10,1% lainnya sering berkirim hampers ke atasan di kantor. Artinya, ceruk bisnis hampers bermain pada segmentasi korporasi boleh dikatakan cukup menggiurkan.
“Biasanya yang pesan di kami memang dari korporasi untuk rekan bisnisnya, karena mungkin kita juga berada di kawasan industri. Jadi secara lokasi memang mempengaruhi juga ya,” kata Rachman. Tahun lalu, Rachman menyebut Sahid Jaya Lippo Cikarang mendapat sekitar 500 paket permintaan hampers. Sementara untuk tahun ini, Rachman menargetkan dua kali lipat dari permintaan tahun lalu yakni bisa mencapai 1.000 hampers.
Menurut Rachman, biasanya permintaan hampers mulai menanjak signifikan memasuki pekan ke-3 Ramadan. Oleh karena itu, Sahid Jaya Lippo Cikarang juga baru membuka pemesanan hampers pada akhir pekan ke-2 Ramadan tepatnya pada (21/3/2024).
Selain melancarkan strategi pemasaran, Rachman menakankan tentang pentingnya melakukan diferensiasi produk. Tim F&B hotelnya melakukan evaluasi dan inovasi baru untuk tetap membuat konsumen hampers pada tahun-tahun sebelumnya tetap loyal, sekaligus menarik pangsa pasar baru.
“Misal tahun lalu, kita luncurkan produk manisnya berupa cake. Tetapi karena enggak tahan lama, akhirnya saya dan tim putuskan mencoba mengeluarkan hampers kue kering di tahun ini. Karena expired-nya lebih lama dan harapannya permintaannya makin tinggi karena package-nya simple,” katanya.
Dari segi inovasi, Sahid Jaya Lippo Cikarang akan merilis hampers besek untuk menyasar pasar baru. Hampers besek ini berisi makanan khas lebaran seperti ketupat, opor, rendang, dan lainnya. Rachman menyebut, hampers ini lebih menyasar pada pasangan muda yang ingin saling bertukar hampers dengan isian yang cukup berbeda.
Baca juga: 6 Ide Hampers Hantaran Lebaran 2024, Kue sampai Alat Ibadah
“Kami coba keluarkan ini (hampers besek) sebagai inovasi juga, nanti ada 2 size untuk 2 orang dan 4-6 orang. Krena di sekitar sini juga banyak perumahan dengan pasangan milenial. Mungkin saat momen lebaran, banyak yang ditinggal mudik oleh ART, mereka bisa berkirim jenis hampers ini,” kata Rachman.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.