Hari Backup Sedunia 31 Maret, Begini Cara-cara Melindungi Data Pribadi
31 March 2024 |
08:00 WIB
Tanggal 31 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Backup Data Sedunia (World Backup Day). Hari tersebut dijadikan sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran tentang peran data dalam kehidupan era serba digital, dan pentingnya melakukan pencadangan secara rutin.
Dilansir dari situs World Backup Day, cadangan (backup) data didefinisikan sebagai salinan dari semua fail penting masyarakat, termasuk foto keluarga, video rumahan, dokumen, sampai email. Data-data tersebut idealnya tidak hanya disimpan di satu tempat, tetapi juga disalin atau dicadangkan di tempat yang aman.
Baca juga: Pentingnya Perlindungan Data Pribadi pada Era Artificial Intelligence
Mengapa demikian? Nyatanya, kehilangan fail merupakan hal yang sangat umum terjadi dan memiliki risiko tinggi untuk mengganggu seseorang, setidaknya hal-hal penting jadi tidak bisa diakses lagi, atau bisa saja malah dicuri dan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Situs World Backup Day juga menuliskan bahwa 21 persen orang belum pernah membuat cadangan sama sekali, 29 persen kasus kehilangan data disebabkan oleh kecelakaan, 30 persen komputer di dunia telah terinfeksi malware yang meningkatkan risiko kehilangan data, serta 113 ponsel hilang atau dicuri setiap menit.
Hal-hal tersebut menjadi indikasi pentingnya melakukan backup data pribadi. Untuk itulah, World Backup Day diperingati setiap tahunnya. Akan tetapi, bagaimana tepatnya masyarakat bisa melakukan aktivitas ini? Berikut lima langkah untuk melakukan pencadangan dan melindungi data kalian.
Dengan mengatur jadwal secara teratur untuk proses backup, kalian bisa melindungi data penting dari risiko penghapusan tidak sengaja, kerusakan, atau bahkan pencurian. Selain itu, penting juga untuk menguji sistem pencadangan secara berkala untuk memastikan data benar-benar tercadangkan.
Seberapa sering proses pencadangan data dilakukan? Berdasarkan informasi dari Seagate Technology, disarankan setidaknya melakukan backup seminggu sekali untuk pencadangan penuh dan pengujian sistem dalam rangka pengecekan kembali.
Selain itu, jenis perangkat lunak lainnya seperti sinkronisasi cloud, layanan backup online, dan cloning full disk, juga aktivitasnya dilakukan di belakang layar sehingga membantu menyederhanakan proses pencadangan data, serta dengan biaya yang relatif lebih terjangkau.
Hal-hal ini akan lebih praktis ketimbang melakukan backup data seperti foto, video, dan fail lainnya dengan metode offline memanfaatkan hard disk eksternal yang sifatnya plug and play.
Kalian juga bisa memanfaatkan kedua metode tersebut, offline dengan HDD dan online dengan layanan cloud. Namun, perlu diperhatikan juga layanan migrasi terkelolanya untuk mempersingkat dan menggabungkan pencadangan, sekaligus juga guna menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
Baca juga: Marak Kejahatan Siber, Simak 5 Tips Melindungi Data Pribadi Internet
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dilansir dari situs World Backup Day, cadangan (backup) data didefinisikan sebagai salinan dari semua fail penting masyarakat, termasuk foto keluarga, video rumahan, dokumen, sampai email. Data-data tersebut idealnya tidak hanya disimpan di satu tempat, tetapi juga disalin atau dicadangkan di tempat yang aman.
Baca juga: Pentingnya Perlindungan Data Pribadi pada Era Artificial Intelligence
Mengapa demikian? Nyatanya, kehilangan fail merupakan hal yang sangat umum terjadi dan memiliki risiko tinggi untuk mengganggu seseorang, setidaknya hal-hal penting jadi tidak bisa diakses lagi, atau bisa saja malah dicuri dan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Situs World Backup Day juga menuliskan bahwa 21 persen orang belum pernah membuat cadangan sama sekali, 29 persen kasus kehilangan data disebabkan oleh kecelakaan, 30 persen komputer di dunia telah terinfeksi malware yang meningkatkan risiko kehilangan data, serta 113 ponsel hilang atau dicuri setiap menit.
Hal-hal tersebut menjadi indikasi pentingnya melakukan backup data pribadi. Untuk itulah, World Backup Day diperingati setiap tahunnya. Akan tetapi, bagaimana tepatnya masyarakat bisa melakukan aktivitas ini? Berikut lima langkah untuk melakukan pencadangan dan melindungi data kalian.
1. Rutin mengatur jadwal pencadangan data
Dalam proses backup, frekuensi merupakan salah satu hal yang krusial. Sebab seiring berjalannya waktu, kita akan terus mengumpulkan informasi baru dan membuat kenangan dalam berbagai format fail.Dengan mengatur jadwal secara teratur untuk proses backup, kalian bisa melindungi data penting dari risiko penghapusan tidak sengaja, kerusakan, atau bahkan pencurian. Selain itu, penting juga untuk menguji sistem pencadangan secara berkala untuk memastikan data benar-benar tercadangkan.
Seberapa sering proses pencadangan data dilakukan? Berdasarkan informasi dari Seagate Technology, disarankan setidaknya melakukan backup seminggu sekali untuk pencadangan penuh dan pengujian sistem dalam rangka pengecekan kembali.
2. Aturan 3-2-1 untuk diversifikasi sistem backup data
Strategi 3-2-1 penting untuk melindungi data dari kegagalan perangkat, bencana tak terduga, sampai serangan siber. Untuk mempraktikannya, ikuti strategi simpan 3 versi data (satu fail asli dan dua salinan fail lainnya), di 2 media yang berbeda (lokal dan cloud), dengan 1 solusi tempat penyimpanan terpisah.Ilustrasi backup data (Sumber gambar: Freepik/Rawpixel)
3. Prioritaskan keamanan data cadangan
Pastikan bahwa sistem backup data mencakup keamanan yang terpasang di seluruh siklus hidup perangkat keras yang digunakan. Hal ini penting untuk membantu melindungi fail dari potensi penyerangan. Jangan samakan layanan pencadangan cloud dengan penyimpanan cloud. Layanan yang pertama bisa menambahkan lapisan keamanan pada data, karena bisa menjadi backup dan umumnya bisa lebih mudah untuk dipulihkan.4. Gunakan perangkat lunak untuk pencadangan
Pemanfaatan perangkat lunak untuk backup data bisa menyederhanakan proses dan mengotomatiskan sebagian besar pekerjaan pencadangan. Misalnya software pre-instal Windows yang memungkinkan pengguna memakai riwayat fail untuk menyalin data ke drive lain.Selain itu, jenis perangkat lunak lainnya seperti sinkronisasi cloud, layanan backup online, dan cloning full disk, juga aktivitasnya dilakukan di belakang layar sehingga membantu menyederhanakan proses pencadangan data, serta dengan biaya yang relatif lebih terjangkau.
Hal-hal ini akan lebih praktis ketimbang melakukan backup data seperti foto, video, dan fail lainnya dengan metode offline memanfaatkan hard disk eksternal yang sifatnya plug and play.
5. Sesuaikan kebutuhan kapasitas dan biaya
Penyedia layanan backup data umumnya memberikan pilihan gratis dengan akses yang terbatas dan berbayar dengan fitur dan kapasitas yang lebih besar. Untuk itu, kalian perlu cermat menentukan pilihan dan menyesuaikan kebutuhan yang ada.Kalian juga bisa memanfaatkan kedua metode tersebut, offline dengan HDD dan online dengan layanan cloud. Namun, perlu diperhatikan juga layanan migrasi terkelolanya untuk mempersingkat dan menggabungkan pencadangan, sekaligus juga guna menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
Baca juga: Marak Kejahatan Siber, Simak 5 Tips Melindungi Data Pribadi Internet
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.