Dari Yahoo Sampai Facebook, Ini Dia 7 Kasus Kebocoran Data yang Gegerkan Dunia
23 May 2021 |
10:00 WIB
Kabar dugaan kebocoran data pribadi peserta BPJS Kesehatan beberapa waktu lalu sangat mencemaskan, terutama bagi kita sebagai pengguna. Jika memang benar adanya, lembaga pemerintah yang seharusnya memiliki proteksi lebih ternyata dapat disusupi oleh peretas. Kita pun patut khawatir data itu bisa disalahgunakan untuk berbagai kepentingan.
Di era digital, data pribadi kini memang menjadi barang yang sangat berharga. Dalam beberapa kasus, pelaku kejahatan dengan mudah melakukan aksi kejahatan seperti pembobolan rekening, mengajukan pinjaman online, dan pengajuan pinjaman berbekal data itu.
Sementara itu, kasus kebocoran ini bukan baru terjadi di Indonesia. Beberapa tahun sebelumnya publik juga dihebohkan oleh kabar kebocoran data milik perusahaan e-commerce di Indonesia, seperti Tokopedia, Bhinneka.com, dan KreditPlus.
Di luar negeri, kasus pencurian data tak kalah mengerikan. Misalnya, pada 2017, salah satu biro kredit di Amerika Serikat, Equifax mengalami serangan hacker yang mengakibatkan bocornya jutaan data pengguna. Informasi sensitif seperti nama lengkap, tanggal lahir, dan surat izin mengemudi terekspos.
Selain Equifax, dunia juga pernah digemparkan oleh kasus-kasus pembobolan data yang menyerang perusahaan besar. Apa saja? Dihimpun Hypeabis dari berbagai sumber. Berikut fakta-faktanya:
1. Adobe
Waktu kejadian: Oktober 2013
Dampak : 153 juta catatan pengguna
Blogger keamanan Brian Krebs melaporkan, sebanyak 153 juta catatan pengguna Adobe diretas. Catatan tersebut berisi informasi kartu kredit, login data, username, dan password. Terkait hal tersebut, pada 2015, Adobe dituntut membayar US$1,1 juta kepada konsumen.
2. Ebay
Waktu kejadian: Mei 2014
Dampak: 145 juta pengguna
Ebay melaporkan, telah terjadi serangan yang mengekspos seluruh daftar akun mereka, yang terdiri atas 145 juta pengguna. Data yang diekspos antara lain nama, alamat, tanggal lahir, dan kata sandi. Perusahaan itu melaporkan, peretas menggunakan kredensial tiga karyawan mereka untuk mengakses jaringan.
3. Yahoo
Waktu kejadian: 2013-2014
Dampak: 3 miliar akun pengguna
Yahoo mengumukan pada September 2016 bahwa mereka telah menjadi korban pembobolan data terbesar dalam sejarah pada 2014. Para penyerang menyusupi nama asli, alamat email, tanggal lahir, dan nomor telepon dari 500 juta pengguna. Kemudian pada Desember 2016, Yahoo kembali mengumumkan terjadi pembobolan lain pada 2013, sehingga mereka merevisi perkiraannya dari 500 juta pengguna menjadi 3 miliar akun yang dibobol.
4. Canva
Waktu kejadian: Mei 2019
Dampak: 137 juta akun pengguna
Situs web desain grafis asal Australia ini dikabarkan mengalami serangan yang mengungkap alamat email, nama pengguna, nama, dan kota tempat tinggal dari 137 juta pengguna. Perusahaan melaporkan peretas sukses melihat data itu, tetapi tidak mencuri data penting seperti kartu kredit dan pembayaran.
5. Equifax
Waktu kejadian: 29 Juli 2017
Dampak: 147,9 juta konsumen
Equifax, salah satu biro kredit terbesar di Amerika Serikat, melaporkan pada 7 September 2017, kerentantan aplikasi di salah satu situs web mereka menyebabkan pembobolan data yang mengekspos sekitar 147,9 juta konsumen. Pembobolan itu berisi data pribadi seperti nomor jaminan sosial, tanggal lahir, alamat, dan surat izin mengemudi.
6. Zynga
Waktu kejadian: September 2019
Dampak: 218 juta akun pengguna
Peretas Pakistan yang bernama Gnosticplayers mengkalim telah meretas database Zynga dari pemain Draw Something and Words with Friends dan mendapatkan akses ke 218 juta akun yang terdaftar di sana.
7. Facebook
Waktu kejadian: Maret 2021
Dampak: 533 juta akun pengguna
Seorang pengguna di forum peretasan mempublikasikan nomor telepon dan data pribadi ratusan juta pengguna Facebook secara gratis. Data yang terungkap mencakup informasi pribadi lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara. Hal ini termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, dan alamat email. Namun Facebook mengonfirmasi bahwa persoalan itu telah ditangani.
Editor: Fajar Sidik
Di era digital, data pribadi kini memang menjadi barang yang sangat berharga. Dalam beberapa kasus, pelaku kejahatan dengan mudah melakukan aksi kejahatan seperti pembobolan rekening, mengajukan pinjaman online, dan pengajuan pinjaman berbekal data itu.
Sementara itu, kasus kebocoran ini bukan baru terjadi di Indonesia. Beberapa tahun sebelumnya publik juga dihebohkan oleh kabar kebocoran data milik perusahaan e-commerce di Indonesia, seperti Tokopedia, Bhinneka.com, dan KreditPlus.
Di luar negeri, kasus pencurian data tak kalah mengerikan. Misalnya, pada 2017, salah satu biro kredit di Amerika Serikat, Equifax mengalami serangan hacker yang mengakibatkan bocornya jutaan data pengguna. Informasi sensitif seperti nama lengkap, tanggal lahir, dan surat izin mengemudi terekspos.
Selain Equifax, dunia juga pernah digemparkan oleh kasus-kasus pembobolan data yang menyerang perusahaan besar. Apa saja? Dihimpun Hypeabis dari berbagai sumber. Berikut fakta-faktanya:
1. Adobe
Waktu kejadian: Oktober 2013
Dampak : 153 juta catatan pengguna
Blogger keamanan Brian Krebs melaporkan, sebanyak 153 juta catatan pengguna Adobe diretas. Catatan tersebut berisi informasi kartu kredit, login data, username, dan password. Terkait hal tersebut, pada 2015, Adobe dituntut membayar US$1,1 juta kepada konsumen.
2. Ebay
Waktu kejadian: Mei 2014
Dampak: 145 juta pengguna
Ebay melaporkan, telah terjadi serangan yang mengekspos seluruh daftar akun mereka, yang terdiri atas 145 juta pengguna. Data yang diekspos antara lain nama, alamat, tanggal lahir, dan kata sandi. Perusahaan itu melaporkan, peretas menggunakan kredensial tiga karyawan mereka untuk mengakses jaringan.
3. Yahoo
Waktu kejadian: 2013-2014
Dampak: 3 miliar akun pengguna
Yahoo mengumukan pada September 2016 bahwa mereka telah menjadi korban pembobolan data terbesar dalam sejarah pada 2014. Para penyerang menyusupi nama asli, alamat email, tanggal lahir, dan nomor telepon dari 500 juta pengguna. Kemudian pada Desember 2016, Yahoo kembali mengumumkan terjadi pembobolan lain pada 2013, sehingga mereka merevisi perkiraannya dari 500 juta pengguna menjadi 3 miliar akun yang dibobol.
4. Canva
Waktu kejadian: Mei 2019
Dampak: 137 juta akun pengguna
Situs web desain grafis asal Australia ini dikabarkan mengalami serangan yang mengungkap alamat email, nama pengguna, nama, dan kota tempat tinggal dari 137 juta pengguna. Perusahaan melaporkan peretas sukses melihat data itu, tetapi tidak mencuri data penting seperti kartu kredit dan pembayaran.
5. Equifax
Waktu kejadian: 29 Juli 2017
Dampak: 147,9 juta konsumen
Equifax, salah satu biro kredit terbesar di Amerika Serikat, melaporkan pada 7 September 2017, kerentantan aplikasi di salah satu situs web mereka menyebabkan pembobolan data yang mengekspos sekitar 147,9 juta konsumen. Pembobolan itu berisi data pribadi seperti nomor jaminan sosial, tanggal lahir, alamat, dan surat izin mengemudi.
6. Zynga
Waktu kejadian: September 2019
Dampak: 218 juta akun pengguna
Peretas Pakistan yang bernama Gnosticplayers mengkalim telah meretas database Zynga dari pemain Draw Something and Words with Friends dan mendapatkan akses ke 218 juta akun yang terdaftar di sana.
7. Facebook
Waktu kejadian: Maret 2021
Dampak: 533 juta akun pengguna
Seorang pengguna di forum peretasan mempublikasikan nomor telepon dan data pribadi ratusan juta pengguna Facebook secara gratis. Data yang terungkap mencakup informasi pribadi lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara. Hal ini termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, dan alamat email. Namun Facebook mengonfirmasi bahwa persoalan itu telah ditangani.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.