5 Bandara dengan Landasan Pacu Terpendek di Dunia, Ada yang 400 Meter
21 March 2024 |
21:50 WIB
Bandara merupakan salah satu infrastruktur suatu negara yang sejatinya berguna untuk tempat pesawat mendarat dan lepas landas. Sebagai pintu gerbang udara bagi suatu negara, bandara tidak hanya berfungsi sebagai tempat kedatangan dan keberangkatan pesawat, tetapi juga sebagai pusat transportasi udara.
Setiap bandar udara di masing-masing negara memiliki ciri khasnya sendiri yang tecermin dari budaya dan arsitektur yang unik. Salah satu aspek yang membuat bandara di tiap negara berbeda adalah ukuran landasan pacu yang dimiliki.
Baca juga: Kenalan dengan 3 Pesawat Legendaris & Tercanggih Rancangan Lockheed Martin
Meskipun banyak bandara memiliki landasan pacu yang cukup panjang, namun tahukah Genhype jika ada juga bandara yang terkenal karena memiliki landasan pacu terpendek.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah lima bandara di dunia yang memiliki landasan pacu terpendek.
Bandara Heligoland (HGL) yang melayani Kepulauan Jerman dengan nama yang sama, serta rangkaian pulau lainnya di Laut Utara, terletak di Pulau Düne. Landasan pacu sepanjang 480 meter ini sebelumnya hanya sepanjang 400 meter sebelum diperpanjang pada pertengahan tahun 2000-an untuk memenuhi peraturan.
Selama Perang Dunia Kedua, bandara ini berfungsi sebagai lapangan militer kemudian dibangun kembali pada 1962 setelah hancur akibat serangan musuh.
Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 537,3 meter dan digunakan oleh helikopter yang melayani Courchevel, sebuah wilayah ski. Landasan pacunya terletak di atas gunung dengan ketinggian 2.008 meter dan memiliki kemiringan curam membuat pendaratannya sulit karena tidak ada alat bantu penerangan. Beberapa media asing bahkan mengatakan jika Courchevel sebagai bandara ke tujuh paling berbahaya di dunia.
Awalnya, landasan pacu ini memiliki panjang hanya 374,3 meter, namun diperluas untuk Olimpiade Musim Dingin 1992. Selain diperpanjang, lebarnya juga digandakan dari 40 meter menjadi 80 meter.
Bandara Barbuda Codrington di pulau Barbuda memiliki landasan pacu sepanjang 500 meter, yang hanya cukup untuk melayani pesawat dengan kemampuan STOL (Short Takeoff and Landing) atau pesawat sangat ringan.
Pada September 2017, Bandara Barbuda Codrington mengalami kerusakan parah akibat Badai Irma, yang menyebabkan otoritas Antiguan dan Barbudan menutup bandara tersebut sementara waktu untuk perbaikan.
Dilansir dari Simple Flying, salah satu landasan pacu pendek paling terkenal di dunia yakni Bandara Tenzing–Hillary (LUA) di Lukla, Nepal. Berukuran panjang 527 meter, tanjakan ini memiliki kemiringan 11,7 persen.
Baca juga: 3 Pesawat Bongsor dengan Kegunaan Unik, Ada Antonov An-225 Mriya
Jalur ini populer di kalangan pendaki Gunung Everest karena lokasinya yang strategis sebagai titik awal bagi mereka yang melakukan perjalanan ke tempat penampungan gunung tersebut.
Editor: Fajar Sidik
Setiap bandar udara di masing-masing negara memiliki ciri khasnya sendiri yang tecermin dari budaya dan arsitektur yang unik. Salah satu aspek yang membuat bandara di tiap negara berbeda adalah ukuran landasan pacu yang dimiliki.
Baca juga: Kenalan dengan 3 Pesawat Legendaris & Tercanggih Rancangan Lockheed Martin
Meskipun banyak bandara memiliki landasan pacu yang cukup panjang, namun tahukah Genhype jika ada juga bandara yang terkenal karena memiliki landasan pacu terpendek.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah lima bandara di dunia yang memiliki landasan pacu terpendek.
1. Bandara Juancho E. Yrausquin, Saba
Bandara Juancho E Yrausquin yang terletak di Pulau Saba, Karibia, Belanda ini memiliki landasan pacu terpendek di dunia yang masih digunakan untuk penerbangan komersial. Berdasarkan Airport Technology, landasan pacu tersebut hanya sepanjang 400 meter saja dan digunakan untuk penerbangan pesawat baling-baling regional.
Bandara ini mulai beroperasi pada pertengahan tahun 1962 setelah mendapatkan dukungan dari para politisi, termasuk Menteri Keuangan Antillen Belanda Juancho Yrausquin, yang merupakan nama bandara tersebut.
2. Bandara Heligoland, Jerman
Bandara Heligoland (HGL) yang melayani Kepulauan Jerman dengan nama yang sama, serta rangkaian pulau lainnya di Laut Utara, terletak di Pulau Düne. Landasan pacu sepanjang 480 meter ini sebelumnya hanya sepanjang 400 meter sebelum diperpanjang pada pertengahan tahun 2000-an untuk memenuhi peraturan.Selama Perang Dunia Kedua, bandara ini berfungsi sebagai lapangan militer kemudian dibangun kembali pada 1962 setelah hancur akibat serangan musuh.
3. Bandara Courchevel, Perancis
Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 537,3 meter dan digunakan oleh helikopter yang melayani Courchevel, sebuah wilayah ski. Landasan pacunya terletak di atas gunung dengan ketinggian 2.008 meter dan memiliki kemiringan curam membuat pendaratannya sulit karena tidak ada alat bantu penerangan. Beberapa media asing bahkan mengatakan jika Courchevel sebagai bandara ke tujuh paling berbahaya di dunia.Awalnya, landasan pacu ini memiliki panjang hanya 374,3 meter, namun diperluas untuk Olimpiade Musim Dingin 1992. Selain diperpanjang, lebarnya juga digandakan dari 40 meter menjadi 80 meter.
4. Bandara Codrington Barbuda, Codrington, Barbuda
Bandara Barbuda Codrington di pulau Barbuda memiliki landasan pacu sepanjang 500 meter, yang hanya cukup untuk melayani pesawat dengan kemampuan STOL (Short Takeoff and Landing) atau pesawat sangat ringan.Pada September 2017, Bandara Barbuda Codrington mengalami kerusakan parah akibat Badai Irma, yang menyebabkan otoritas Antiguan dan Barbudan menutup bandara tersebut sementara waktu untuk perbaikan.
5. Bandara Tenzing-Hillary, Nepal
Dilansir dari Simple Flying, salah satu landasan pacu pendek paling terkenal di dunia yakni Bandara Tenzing–Hillary (LUA) di Lukla, Nepal. Berukuran panjang 527 meter, tanjakan ini memiliki kemiringan 11,7 persen. Baca juga: 3 Pesawat Bongsor dengan Kegunaan Unik, Ada Antonov An-225 Mriya
Jalur ini populer di kalangan pendaki Gunung Everest karena lokasinya yang strategis sebagai titik awal bagi mereka yang melakukan perjalanan ke tempat penampungan gunung tersebut.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.