Tampilan Depan Toko D'Jadul (Sumber foto: Hypeabis.id/Arindra Fachri)

Eksistensi Toko D’Jadul Blok M yang Jadi Tempat Berburu Koleksi Musik Nostalgia

21 March 2024   |   17:12 WIB
Image
Arindra Fachri Satria Pradana Mahasiswa Mass Communication BINUS University

Di tengah hiruk-pikuk era musik digital yang menyediakan saluran untuk menikmati musik tanpa batas, masih ada sebagian para penikmat musik yang justru senang berburu item koleksi diskografi klasik dan langka. Bagi mereka, memiliki koleksi musik tersebut menjadi kepuasan tersendiri.

Melihat peluang itu, seorang lelaki paruh baya yang memperkenalkan dirinya dengan sapaan Bapak Ridwan, dengan semangat menghidupkan kembali minatnya terhadap musik nostalgia, terutama dari era 70-an, dia mantap mendirikan toko musik rilisan fisik bernama D’Jadul.

Baca juga: Rekomendasi 2 Manga Jadul dari Wondry Book Store Blok M Square

Ridwan yang mengaku sebagai mantan karyawan salah satu label musik di Indonesia, memilih lokasi tokonya di lantai basement Blok M Square, wilayah yang seringkali ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak muda hingga dewasa.

Dengan indra penciuman bisnisnya, dia melihat lokasi Blok M memiliki peluang bagus untuk menjalankan toko konsepnya yang unik berupa lapak kaset musik lawas. 

Seiring berjalannya waktu, kini Toko D’Jadul telah beroperasi selama sekitar 10 tahun dan memiliki pelanggan setia dari para kolektor kaset lawas.

Meski begitu, Ridwan menyadari bahwa dengan revolusi teknologi yang membawa munculnya era musik streaming, membuatnya berstrategi untuk menciptakan nilai khusus dalam berbagai koleksi rilisan fisik yang ditawarkan di toko miliknya dan sensasi yang tidak bisa didapatkan jika menikmatinya secara digital. 

Ya, berkat mayoritas koleksinya berasal dari era musik jadul yang pada saat bersamaan muncul tren meningkatnya minat anak muda untuk mengeksplorasi album lawas, justru menciptakan sebuah peluang baru bagi bisnis yang dijalankannya. 

Ridwan pun melakukan riset sendiri tentang musik yang tren di kalangan milenial dan generasi Z, dan dia memajang album-album yang digemari tersebut di etalase toko paling depan. Hal itu, dinilai efektif menjadi daya pikat tokonya yang selalu dikunjungi oleh para kolektor.

Selain pelanggan lama yang telah berlangganan, strateginya itu juga dapat menarik perhatian pengunjung yang melintas dan mendorong mereka untuk menjelajahi lebih lanjut ke dalam toko D’Jadul. 

Dia menyebutkan bahwa album musik yang paling sering dicari di D'jadul antara lain dari musisi seperti Koesbersaudara, Sam Saimun, Harry Roesli, hingga Rhoma Irama.

Untuk meningkatkan pengalaman berbelanja di tokonya, Ridwan juga menyambut pengunjung tokonya dengan ramah serta mencari tahu minat dan keinginan mereka sambil merekomendasikan beberapa koleksi album musik yang tersedia.

Jika pengunjung ingin mencoba dan mendegarkan salah satu rilisan fisik, tersedia turntable, CD player, dan cassette deck yang terhubung ke sebuah amplifier dan speaker.
 

Suasana di toko.

Area untuk Mendegarkan Koleksi D'jadul (Sumber foto: Hypeabis.id/Arindra Fachri)


Salah satu pengunjung yang ditemui saat menikmati berbelanja di Toko D’jadul, Opan mengaku bahwa dia sesekali mencari koleksi di Toko D’jadul untuk menambah koleksi album musik lawas miliknya.

Menurut Opan, nilai terbesar memiliki rilisan fisik album musik lawas adalah kepuasan menikmati kualitas suara yang khas, serta sifat keunikan dan kelangkaannya sehingga menjadi item barang koleksi. 

Ridwan menyebut bahwa tokonya juga seringkali didatangi musisi yang berkunjung untuk melengkapi arsip fisik dari diskografi mereka. Salah satu artis tersebut adalah Is Haryanto, pemain drum dan terkadang menjadi pengisi vokal di band Favourite's Group.

Dengan beragamnya kalangan penikmat dan kolektor album musik lawas, hal itu otomatis membawa nilai tambah terhadap produk rekaman fisik lawas sebagai bagian dari arsip sejarah musik Indonesia. 

Baca juga: Hits dan Instagramable, Ini 3 Rekomendasi Tempat Nongkrong di Blok M

Ridwan mengaku bahwa D'Jadul dapat meraih sekitar omzet sekitar Rp50 juta setiap bulannya dari hasil penjualan diskografi lawas tersebut. Eksistensi D'Jadul juga menjadi salah satu toko penting bagi penggemar musik lawas dari berbagai kalangan untuk dapat melengkapi koleksinya sehingga tercipta ekonomi berbasis komunitas yang cukup menjanjikan. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Dewi Gontha Ungkap BNI Java Jazz Festival ke Depan Bakal Digelar di Luar Negeri

BERIKUTNYA

Daftar Pemenang Game Developers Choice Awards 2024, Baldur's Gate 3 Menang Banyak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: