Pengunjung mengamati karya pada Jakarta Mural Art Festival di Jakarta, Sabtu (9/3/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Karya-karya yang Mencuri Perhatian di Jakarta Mural Art Festival 2024

10 March 2024   |   11:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, gelaran Jakarta Mural Art Festival 2024 masih bisa masih bisa dikunjungi. Mengusung tajuk The City Canvas pada episode perdananya, pameran ini adalah rangkaian acara panjang yang akan menampilkan karya-karya reflektif seniman urban.

Diinisiasi oleh SenyuMuseum, Jakarta Mural Art Festival adalah sebuah upaya bersama menghadirkan para seniman kota yang selama ini turut memperindah dan menghidupkan cerita di tempat tinggal mereka.

Para seniman membawa dinamika kota melalui coretan dinamis dan gambaran tokoh-tokoh yang mencerminkan keberagaman dan ekspresi kota. Pameran ini diharapkan menjadi wadah bagi mereka untuk menjadikan Jakarta sebagai taman bermain dan kanvas besar yang dapat diakses oleh seluruh elemen kota.

Founder SenyuMuseum Edgar Honggo mengatakan apa yang terjadi pada episode perdana ini adalah langkah awal dalam sebuah pergerakan panjang. Nantinya, acara ini akan digelar selama 1 tahun dengan setiap bulannya punya tema dan venue yang berbeda-beda. 

Baca juga: Seni Grafity dengan Sentuhan Kritik Sosial 'Bergema' di Jakarta Mural Art Festival 2024
 

Sejumlah produk yang dihiasi mural dipamerkan pada Jakarta Mural Art Festival di Jakarta, Sabtu (9/3/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Sejumlah produk yang dihiasi mural dipamerkan pada Jakarta Mural Art Festival di Jakarta, Sabtu (9/3/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Menurutnya, ajang ini dipersiapkan bukan hanya sebagai acara belaka, tetapi gerakan untuk mengubah persepsi Jakarta dari banyak aspek negatif menjadi kreatif. Dengan kekuatan kreativitas, kota ini bisa bersalin rupa menjadi kota yang lebih ajaib.

“Jakarta merupakan sebuah kota organik yang potensial dari sisi kultural. Jakarta dapat dikatakan merupakan sebuah melting pot, dari musik, fesyen, juga seni, terutama setelah nanti tidak lagi menjadi ibukota,” ungkapnya.

Dalam ekshibisi pertama yang digelar di Setiabudi One, Jakarta Mural Art Festival menampilkan seniman urban ikonis Lampurio yang membuat karya seni instalasi terinspirasi mural berskala 8x16 meter, yang dapat dinikmati selama periode 8 Maret-1 Juni 2024.

Kemudian, episode perdana ini juga menampilkan rangkaian Exhibiiton of Ideas yang dibuat dengan konsep utama menyerupai sebuah galeri dari seniman Sasya Trenggono dan Donald Saluling 
 

Konspirasi Karya bertitimangsa 2020 dari Lampurio (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Lahan Terakhir Karya bertitimangsa 2020 dari Lampurio (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Salah satu karya yang cukup mencuri perhatian adalah lukisan berjudul Lahan Terakhir. Karya bertitimangsa 2019 dari Lampurio tersebut menghadirkan narasi kritik perihal harmonisasi kehidupan manusia dengan alam.

Tulisan Lahan Terakhir yang menjadi tajuk besarnya juga terpampang dengan gamblang di dalam lukisan tersebut, seolah menjadi penanda kegentingan ini adalah sesuatu yang nyata dan tengah terjadi.

Dalam karya berdimensi 40cm x 35cm tersebut, Lampurio merefleksikan lahan pertanian yang mulai mendapat pengucilan. Sesosok petani dengan padi di tangan kanan dan arit di tangan kiri terwujud dalam balutan palet merah yang menyala.

Di bagian atasnya, dua ekskavator yang seperti simbolisme penggusuran tampak ingin mencengkram setiap tanah yang dilewatinya. Pohon gundul tak berdaun jadi sisi ironis lain yang coba ditampilkan.

“Ambisi pembangunan dapat membawa dampak besar pada lahan hidup, termasuk perubahan lingkungan, urbanisasi, dan pertumbuhan ekonomi. Penting untuk menjaga keberlanjutan seiring dengan pembangunan selaras adil bernapas,” demikian pernyataan dalam kuratorial Lampurio.
 

Konspirasi Karya bertitimangsa 2020 dari Lampurio (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Konspirasi Karya bertitimangsa 2020 dari Lampurio (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Karya-karya dari Lampurio tampak punya kelindan yang kuat pada isu-isu sosial. Hal itu bisa ditemui dalam lukisannya yang lain bertajuk Konspirasi. Karya bertitimangsa 2020 ini menampilkan wajah figur yang tampak memelas dengan tatapan nanar. Namun, wajahnya tetap menatap ke depan. 

Wajah figur berwarna hijau dengan bibir merah yang tertutup rapat terkunci oleh gembok. tangan figur tersebut juga terkunci akibat borgol yang melingkar di kedua sisinya. Di bagian atas sang figur, tertulis sebuah takdir kejam yang sedang dihadapinya “Tajam ke bawah, tumpul ke atas”.

Dalam karya ini, Lampurio tampak ingin memaknai ulang kritik sebagai motivasi untuk memperbaiki sistem.
 

a

"i" karya Donald Saluling (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Kemudian, tak kalah menarik adalah lukisan karya Donald Saluling bertajuk “i”. karya bertitimangsa 2008 tersebut mengambil palet warna merah yang dominan dengan berbagai permainan objek di dalamnya.

Karya ini tampak memperlihatkan sekelompok anak SMA yang sedang menyebrang jalan dengan sembrono. Di samping kirinya terdapat kendaraan besar yang tengah melintas, sedangkan di sisi kanan Donald menampilkan taksi dan pedagang asongan.

Lukisan ‘i’ adalah bagian dari Jakarta Macet Series yang dihadirkannya di ekshibisi ini. Ini adalah serangkaian lukisan yang dibuatnya pada 2008-2010. Berawal dari foto, yang kemudian direproduksi ulang menjadi sebuah lukisan. 

Baca juga: 5 Seniman Mural Dunia yang Karyanya Mengundang Kontroversi

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Film Keluar Main 1994 Siap Tayang 28 Maret 2024, Dibintangi Komika Arif Brata

BERIKUTNYA

3 Etika Dasar yang Penting untuk Fresh Graduate saat Masuk Dunia Kerja

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: