Tak hanya Lukisan, Intip Karya Instalasi Bunga Yuridespita di Pameran Common Sanctum
06 March 2024 |
21:00 WIB
Perupa Bunga Yuridespita kembali menggelar pameran tunggal tahun ini. Berkolaborasi dengan Can's Gallery dan Komunitas Salihara, arsitek jebolan ITB Bandung itu memacak karya-karya terbarunya dalam ekshibisi bertajuk Common Sanctum di Galeri Salihara.
Berlangsung pada 6 Maret sampai 3 April 2024 di, total terdapat sekitar 50 karya dua dan tiga dimensi yang ditampilkan. Secara umum, sepilihan karya yang dihadirkan Bunga merespon langgam arsitektur, khususnya konstruksi ruang dengan berbagai pendekatan di atas kanvas hingga tembok.
Baca juga: Menelusuri Perspektif Ilusi Ruang dari Mata Bunga Yuridespita
Uniknya, karya Bunga juga tersusun dari bidang berwarna-warni dengan intensitas yang berbeda. Sehingga visual yang dihadirkan seolah menciptakan dimensi ruang yang bersifat optis sekaligus imajiner. Bahkan, efek optis-warna itu kadang menciptakan kedalaman ruang, sehingga memberi nuansa ilusi optik yang khas.
Imaji tersebut misalnya terefleksi lewat karya bertajuk Blocked Shadow (tempera on canvas, 200x200 cm). Karya bertarikh 2023 itu, tampak mengimba denah sebuah gedung yang dibidik dengan kamera dari menggunakan teknik bird eye. Sehingga lanskap kedalaman ruang jadi terlihat lebih tegas melalui garis-garis yang dilepa sang seniman.
Presentasi karya dwimatra itu kian terlihat jelas dari sudut pandang penonton saat direfleksikan dalam instalasi bertajuk Transfigured Memories (93x75x200 cm). Sculpture berbahan resin, plywood dan duco itu seolah memberi visual yang lebih konkrit mengenai lanskap ruang. Sepintas karya ini juga mengingatkan pengunjung pada nirmana.
Secara umum, nirmana merupakan rupa dasar yang merujuk pada bentuk pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual. Beberapa di antaranya seperti titik, garis, warna, ruang, dan tekstur yang membentuk kesatuan yang harmonis. Dalam kajian ilmu desain, nirmana juga mengacu pada unsur-unsur yang didasarkan dari asas dan prinsip seni rupa.
"Ide dari sculpture ini memang berasal dari narasi personal yang aku alami saat masih kecil. Akhirnya di muncul dalam bentuk yang lain dalam hal ini tiga dimensi. Jadi memori spasialnya memang cukup membekas di benakku," katanya.
Selaras, kurator Rizki A.Zaelani mengatakan, perspektif ruang, bagi Bunga adalah soal pengalaman dan pengetahuan yang tak kunjung habis. Perupa berusia 35 tahun itu menurutnya memang memulai karier sebagai arsitek, hingga akhirnya memilih jadi seniman, atau perupa dengan pendekatan ilmu yang selama ini dipelajari saat kuliah hingga pengalaman kreatif lain.
Menurut Rizki, dalam pratiknya baik sebagai arsitek atau seniman, kerja kreatif yang dilakukan Bunga adalah soal menggali, menemukan, dan mengkonstruksi pilihan medium ekspresi. Bahkan, sang seniman juga tak hanya tertarik membayangkan ruang dengan logika arsitektural, tapi juga merenungkan pengalaman kehadiran tubuhnya saat mengalami ruang hunian secara langsung.
Rizki menjelaskan, ada beberapa cara yang dikerjakan Bunga untuk menampilkan imajinasi tentang problematika sifat-sifat keadaan. Beberapa lukisan menurutnya memang dikerjakan dengan menekankan imajinasi tentang ide bentuk menyerupai gambar denah ruangan, tapi sebagian lukisan lain justru tampak sebagai gagasan bentuk tentang konstruksi bangunan arsitektural.
"Bahkan beberapa karya lukisan lainnya juga menunjukkan detail dari bentuk gambar potongan ruang. Intinya, hampir seluruh komposisi bentuk ruang dalam lukisan-lukisan Bunga dikerjakan untuk menunjukkan karakter yang presisi namun sekaligus juga sunyi," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berlangsung pada 6 Maret sampai 3 April 2024 di, total terdapat sekitar 50 karya dua dan tiga dimensi yang ditampilkan. Secara umum, sepilihan karya yang dihadirkan Bunga merespon langgam arsitektur, khususnya konstruksi ruang dengan berbagai pendekatan di atas kanvas hingga tembok.
Baca juga: Menelusuri Perspektif Ilusi Ruang dari Mata Bunga Yuridespita
Uniknya, karya Bunga juga tersusun dari bidang berwarna-warni dengan intensitas yang berbeda. Sehingga visual yang dihadirkan seolah menciptakan dimensi ruang yang bersifat optis sekaligus imajiner. Bahkan, efek optis-warna itu kadang menciptakan kedalaman ruang, sehingga memberi nuansa ilusi optik yang khas.
Imaji tersebut misalnya terefleksi lewat karya bertajuk Blocked Shadow (tempera on canvas, 200x200 cm). Karya bertarikh 2023 itu, tampak mengimba denah sebuah gedung yang dibidik dengan kamera dari menggunakan teknik bird eye. Sehingga lanskap kedalaman ruang jadi terlihat lebih tegas melalui garis-garis yang dilepa sang seniman.
Presentasi karya dwimatra itu kian terlihat jelas dari sudut pandang penonton saat direfleksikan dalam instalasi bertajuk Transfigured Memories (93x75x200 cm). Sculpture berbahan resin, plywood dan duco itu seolah memberi visual yang lebih konkrit mengenai lanskap ruang. Sepintas karya ini juga mengingatkan pengunjung pada nirmana.
Secara umum, nirmana merupakan rupa dasar yang merujuk pada bentuk pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual. Beberapa di antaranya seperti titik, garis, warna, ruang, dan tekstur yang membentuk kesatuan yang harmonis. Dalam kajian ilmu desain, nirmana juga mengacu pada unsur-unsur yang didasarkan dari asas dan prinsip seni rupa.
"Ide dari sculpture ini memang berasal dari narasi personal yang aku alami saat masih kecil. Akhirnya di muncul dalam bentuk yang lain dalam hal ini tiga dimensi. Jadi memori spasialnya memang cukup membekas di benakku," katanya.
Seorang memotret karya Bunga Yuridespita bertajuk Transfigured Memories pada pameran tunggal bertajuk Common Sanctum di Salihara Art Center, Jakarta, Rabu (6/3/2024). (sumber gambar Hypeabis.id/Arief Hermawan P)
Menurut Rizki, dalam pratiknya baik sebagai arsitek atau seniman, kerja kreatif yang dilakukan Bunga adalah soal menggali, menemukan, dan mengkonstruksi pilihan medium ekspresi. Bahkan, sang seniman juga tak hanya tertarik membayangkan ruang dengan logika arsitektural, tapi juga merenungkan pengalaman kehadiran tubuhnya saat mengalami ruang hunian secara langsung.
Rizki menjelaskan, ada beberapa cara yang dikerjakan Bunga untuk menampilkan imajinasi tentang problematika sifat-sifat keadaan. Beberapa lukisan menurutnya memang dikerjakan dengan menekankan imajinasi tentang ide bentuk menyerupai gambar denah ruangan, tapi sebagian lukisan lain justru tampak sebagai gagasan bentuk tentang konstruksi bangunan arsitektural.
"Bahkan beberapa karya lukisan lainnya juga menunjukkan detail dari bentuk gambar potongan ruang. Intinya, hampir seluruh komposisi bentuk ruang dalam lukisan-lukisan Bunga dikerjakan untuk menunjukkan karakter yang presisi namun sekaligus juga sunyi," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.