Ilustrasi bayi sehat. (Sumber gambar : Freepik)

4 Cara Jitu Mengatasi Stunting Kata Ahli Gizi Selain Makan Siang Gratis

02 March 2024   |   00:09 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Program makan siang gratis yang bakal diimplementasikan pemerintahan baru belakangan ini santer dibicarakan publik. Terbaru, pilot project atau uji coba untuk mencegah stunting tersebut diimplementasikan lewat berbagai menu kudapan bergizi seharga Rp15.000 di SMPN 2 Curug, Tangerang. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program tersebut merupakan bentuk komitmen negara dalam memenuhi asupan gizi bagi masyarakat. Program yang diwacanakan bakal dihelat di Tanah Air itu nantinya juga akan melibatkan ketahanan pangan lokal di tiap daerah.

Baca juga: Mulai Diuji Coba, Intip 4 Menu & Kandungan Gizi Makan Siang Gratis Pemerintah

Lantas, apakah pencegahan stunting bisa dilakukan dengan cara tersebut? Ahli gizi dr. Tan Shot Yen mengatakan, stunting memang masih menjadi masalah yang cukup krusial di Tanah Air. Salah satunya disebabkan kurangnya literasi dan kesiapan orang tua dalam mempersiapkan momongan.

"Kalau anaknya sudah stunting, kita tidak bisa bicara soal makanan saja. Oleh karena itu ketika seorang anak sudah didiagnosa stunting itu harus ditangani dokter. Dialah yang nanti merunut penyebab stunting tersebut," katanya dalam wawancara bersama Bisnis.

Lebih lanjut dia mengungkap untuk mencegah stunting sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan. Salah satunya yaitu lewat 5 pintu aksioma menutup pintu terjadinya stunting yang mesti dilakukan oleh masyarakat dalam menyambut generasi emas dan bonus demografi di 2045 kelak.


1. Kesiapan pranikah

Pertama, adalah persiapan pranikah yang dalam ini dilakukan oleh pasangan muda untuk mempersiapkan berbagai hal baik finansial dan kesehatan sebelum pernikahan dimulai. Artinya, kedua mempelai siap untuk menjadi sosok orang tua yang tepat bagi si buah hati. 

"Seorang ayah misalnya, dia harus sudah kelar dengan dirinya dan siap berkontribusi. Jadi, bikinnya berdua, ngurusnya juga berdua. Kalau masih sibuk main game, tinggalin aja," katanya.


2. Nutrisi ibu hamil

Kedua, berbicara tentang calon ibu yang harus mengerti bagaimana memberi nutrisi yang baik terhadap momongannya. Jadi, seorang calon ibu menurutnya juga harus belajar bahwa dia akan menjadi panutan bagi sang anak, terutama dalam hal asupan gizi dan berbagai kebiasaan lain  yang baik untuk kesehatan.

"Saat sudah melahirkan, sang ibu juga harus belajar tentang manajemen laktasi. Sebab banyak sekali masalah stunting yang dimulai dari berat badan yang tidak cukup. Padahal dia  masih masuk dalam kurun ASI eksklusif," katanya.


3. ASI eksklusif 

Ketiga, adalah pemberian ASI eksklusif selama enam bulan yang tidak boleh diganggu gugat. Bahkan ketika momongan sudah berusia 3 bulan tapi berat badannya tidak kunjung naik, hingga diberi susu formula. Hal itu pun tidak diperbolehkan sebab, fase tersebut merupakan salah satu masa terbaik untuk tumbuh kembang balita.

Lebih lanjut, dia mengungkap masa kritis terjadi saat si balita sudah mulai MPASI dengan diberi makanan pendamping. Namun dalam fase ini ASI juga masih dominan dengan perbandingan sebesar 70 persen ASI ibu, dan 30 persen makanan pendamping yang diberikan untuk menambah gizi balita.

"Pada usia 6 bulan ASI saja itu tidak cukup untuk mengejar pertumbuhan anak. Jadi harus dikasih makanan pendamping seperti bubur ati ayam dikasih sayuran wortel dan yang lain. Sebenarnya itu semua juga sudah ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)," jelasnya.


4. MPASI yang maksimal

Keempat adalah MPASI yang harus diberikan secara maksimal baik secara kualitas dan kuantitas. Sedangkan cara terakhir sekaligus paling penting adalah mencegah balita sakit agar pertumbuhannya bisa berjalan dengan mangkus, lewat berbagai asupan gizi yang masuk ke tubuh secara berkala. 

Baca juga: 6 Rekomendasi Menu Makan Siang Simpel & Sehat

"Anak sakit itu bakal susah makannya. Bayangin aja kalau lagi batuk pilek (bapil) napas saja pakai mulut. Nggak bisa keluarin reak, nggak bisa keluarin ingus dan menolak makan. Padahal umurnya sudah 1 tahun, di mana perbandingan asupannya udah berubah di mana ASI cuma 30 persen," jelasnya. 
 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Penegakan Kedaulatan Negara pada 1-2 Maret 2024 di Jakarta

BERIKUTNYA

Teaser Trailer Vina: Sebelum 7 Hari Meluncur, Angkat Kisah Nyata Pembunuhan Dua Sejoli

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: