Apa Saja Nutrisi yang Harus Ada Selama Pandemi Covid-19? Ini Kata Ahli Gizi
02 September 2021 |
15:25 WIB
Kebutuhan nutrisi di masa pandemi menjadi lebih penting sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nutrisi yang masuk ke dalam tubuh melalui asupan makanan yang sehat, seimbang, dan variatif. Menurut ahli gizi Arti Indira, konsumsi makanan bergizi bisa membantu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh lho!
Arti menyarankan untuk menjaga asupan makanan dengan berdasar pada panduan nutrisi dari WHO, yaitu menjaga nutrisi dan hidrasi yang sesuai, menjaga gizi seimbang, memperluas variasi makanan segar dan mengurangi makanan proses, mengurangi konsumsi gula, lemak, dan garam, serta konsumsi air putih yang cukup.
Panduan nutrisi ini disusun berdasarkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan berbagai faktor seperti dari berat badan, usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik.
Kemudian mengenai gizi seimbang, Arti mengacu pada panduan piring makan yang memiliki komposisi sayuran dan porsi yang memenuhi setengah bagian dari piring, seperempat makanan dengan kandungan protein, dan sisanya ditempati oleh karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan roti gandum yang bisa membuat tubuh lebih lama kenyang.
"Kalau bisa dalam makan utama sesuai dengan piring sehat (1/2 sayur & buah, 1/4 karbo kompleks, 1/4 protein). Utamakan makanan utama baru sampingan," jelasnya dalam webinar yang diadakan oleh Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia Jaya (PDGKI Jaya), Kamis (2/9).
Dia juga menegaskan bahwa prinsip empat sehat lima sempurna harus diperbaiki karena prinsip ini memiliki pemahaman yang salah, terutama pada bagian susu. Menurutnya, susu kini masuk sebagai makanan pelengkap karena masuk ke dalam makanan yang mengandung protein.
Lalu, nutrisi apa saja yang harus ada dan harus dihindari? Arti menjelaskan bahwa seluruh nutrisi makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, dan serat serta nutrisi mikronutrien sama-sama harus ada di dalam menu makanan harian, tapi tentu ada beberapa opsi produk makanan yang mengandung nutrisi tertentu yang harus dihindari.
Sebut saja untuk karbohidrat, Arti menyarankan untuk mengonsumsi berbagai macam karbohidrat kompleks seperti ubi manis, nasi merah, dan roti gandum dengan jumlah 50 persen-60 persen dari total kalori harian. Lalu untuk protein yang dipilih bisa bervariasi dari daging rendah lemak, produk susu, telur, dan produk nabati dengan jumlah menyesuaikan dengan berat badan setiap harinya.
Selain itu ada juga lemak yang disarankan adalah lemak tak jenuh tunggal atau ganda seperti ikan salmon dan ikan air dalam lainnya, alpukat, dan minyak zaitun serta mengurangi bahkan menghindari lemak jenuh seperti mentega, heavy cream, dan minyak kelapa. Terakhir, dia menyarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan segar seperti buah dan sayuran dengan porsi 5-6 buah.
Untuk makanan yang harus dikurangi atau dibatasi, Arti menyebut bahwa konsumsi gula harian maksimal sebanyak empat sendok makan atau 12 sendok teh, garam sebanyak satu sendok teh, dan lemak sebesar lima sendok makan.
Sementara itu pada bagian mikronutrien atau nutrisi penting yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, dia menyebut beberapa zat seperti vitamin C, D, E, omega 3, zinc, dan selenium memiliki peran dalam menjaga daya tubuh. Secara rinci zinc sendiri memiliki peran untuk menganggu proses replika virus, lalu vitamin C, E, dan selenium bisa berperan dalam daya tahan tubuh, dan vitamin D berperan dalam mengurangi inflamasi pada tubuh.
Sebagai penutup, Arti mengatakan bahwa hal lainnya yang juga enggak kalah penting dalam segi nutrisi adalah memiliki indeks massa tubuh yang normal, menghindari konsumsi suplemen secara berlebihan, dan tetap berkonsultasi kepada tenaga profesional di bidang gizi jika masyarakat membutuhkan terapi atau suplemen tertentu.
Editor: Indyah Sutriningrum
Arti menyarankan untuk menjaga asupan makanan dengan berdasar pada panduan nutrisi dari WHO, yaitu menjaga nutrisi dan hidrasi yang sesuai, menjaga gizi seimbang, memperluas variasi makanan segar dan mengurangi makanan proses, mengurangi konsumsi gula, lemak, dan garam, serta konsumsi air putih yang cukup.
Panduan nutrisi ini disusun berdasarkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan berbagai faktor seperti dari berat badan, usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik.
Kemudian mengenai gizi seimbang, Arti mengacu pada panduan piring makan yang memiliki komposisi sayuran dan porsi yang memenuhi setengah bagian dari piring, seperempat makanan dengan kandungan protein, dan sisanya ditempati oleh karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan roti gandum yang bisa membuat tubuh lebih lama kenyang.
"Kalau bisa dalam makan utama sesuai dengan piring sehat (1/2 sayur & buah, 1/4 karbo kompleks, 1/4 protein). Utamakan makanan utama baru sampingan," jelasnya dalam webinar yang diadakan oleh Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia Jaya (PDGKI Jaya), Kamis (2/9).
Dia juga menegaskan bahwa prinsip empat sehat lima sempurna harus diperbaiki karena prinsip ini memiliki pemahaman yang salah, terutama pada bagian susu. Menurutnya, susu kini masuk sebagai makanan pelengkap karena masuk ke dalam makanan yang mengandung protein.
Lalu, nutrisi apa saja yang harus ada dan harus dihindari? Arti menjelaskan bahwa seluruh nutrisi makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, dan serat serta nutrisi mikronutrien sama-sama harus ada di dalam menu makanan harian, tapi tentu ada beberapa opsi produk makanan yang mengandung nutrisi tertentu yang harus dihindari.
Ilustrasi makanan sehat. (Dok. Anna Pelzer dari Unsplash)
Sebut saja untuk karbohidrat, Arti menyarankan untuk mengonsumsi berbagai macam karbohidrat kompleks seperti ubi manis, nasi merah, dan roti gandum dengan jumlah 50 persen-60 persen dari total kalori harian. Lalu untuk protein yang dipilih bisa bervariasi dari daging rendah lemak, produk susu, telur, dan produk nabati dengan jumlah menyesuaikan dengan berat badan setiap harinya.
Selain itu ada juga lemak yang disarankan adalah lemak tak jenuh tunggal atau ganda seperti ikan salmon dan ikan air dalam lainnya, alpukat, dan minyak zaitun serta mengurangi bahkan menghindari lemak jenuh seperti mentega, heavy cream, dan minyak kelapa. Terakhir, dia menyarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan segar seperti buah dan sayuran dengan porsi 5-6 buah.
Untuk makanan yang harus dikurangi atau dibatasi, Arti menyebut bahwa konsumsi gula harian maksimal sebanyak empat sendok makan atau 12 sendok teh, garam sebanyak satu sendok teh, dan lemak sebesar lima sendok makan.
Sementara itu pada bagian mikronutrien atau nutrisi penting yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, dia menyebut beberapa zat seperti vitamin C, D, E, omega 3, zinc, dan selenium memiliki peran dalam menjaga daya tubuh. Secara rinci zinc sendiri memiliki peran untuk menganggu proses replika virus, lalu vitamin C, E, dan selenium bisa berperan dalam daya tahan tubuh, dan vitamin D berperan dalam mengurangi inflamasi pada tubuh.
Sebagai penutup, Arti mengatakan bahwa hal lainnya yang juga enggak kalah penting dalam segi nutrisi adalah memiliki indeks massa tubuh yang normal, menghindari konsumsi suplemen secara berlebihan, dan tetap berkonsultasi kepada tenaga profesional di bidang gizi jika masyarakat membutuhkan terapi atau suplemen tertentu.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.